Saya benci dunia hari ini. Di media Indonesia melihat soal ibu dan anak yang dibully #gantipresiden2019. Di media Amerika melihat soal karavan migran dari Meksiko yang ditolak masuk Amerika. Di media lainnya beragam kesusahan dan kematian silih berganti.
Mungkin karena pas weekend saya tidak mengecek berita, sibuk menjalani kehidupan saya. Dunia saat weekend berputar pada acara dansa saya, gossip seru bersama teman akrab, sms genit sama gebetan terbaru, dan memasak beragam jenis makanan.
Tapi walau saya tidak ngeh, dunia tetap berputar. Masih banyak orang diluar sana yang menangis sementara saya tertawa. Masih banyak yang meninggal disaat yang lain dilahirkan. Walau saya tidak menyadarinya, bagi orang lain cobaan terus berlanjut.
Lalu datanglah hari Senin. Saya jadi punya waktu untuk mengecek dunia dalam perjalanan saya ke kantor. Sedih. Depresi. Ingin menangis dan bertanya pada Tuhan, "Tuhan, kok begini??" Merasa tidak ada artinya dan malu akan kebahagiaan saya. Saya benci hari Senin.
Tapi bukan salah hari Senin manusia tak mampu menghadapi godaan nafsu. Bukan salah hari Senin manusia bersikap beringas pada sesamanya. Bukan salah hari Senin dunia terasa begitu timpang dan tidak adil. Ini kejadian tiap harinya. Terus sepanjang sejarah manusia.
Saya nggak bisa menghentikan perang. Saya nggak bisa jadi wonder woman dan membela si ibu CFD saat itu juga. Saya nggak bisa membuat para gelandangan punya rumah, atau para korban kekerasan menghilangkan trauma mereka.
Yang saya bisa lakukan hanya berada disini. Yang saya punyai hanyalah telinga untuk mendengarkan, mulut untuk memberikan kata dukungan. Yang saya punyai hanyalah tangan untuk menghapus air mata, lengan untuk memeluk, dan kaki untuk menuju ke orang yang butuh bantuan.
Semua ini jelas tidak cukup untuk 'membetulkan' dunia, tapi paling tidak, walau hanya sebentar, saya masih bisa 'membetulkan' dunia seseorang. Paling tidak ada yang merasa ia tidak lagi sendiri, dan hidupnya tidak seberat yang ia pikir.
Halo hari Senin. Saya benci kamu. Kamu nggak seru. Kamu bikin saya stress. Tapi kamu memberikan saya kesempatan untuk sekali lagi berada disini untuk seseorang. Terimakasih ya. Terimakasih banyak. Sampai bertemu lagi.
No comments:
Post a Comment