Fesbuk nggak akan ditutup. Sekali lagi, Fesbuk nggak akan ditutup.
Jadi yang sudah galau dan panik, plus sudah merana syalala berpikir fesbuk akan ditutup, yuk mari baca penjelasan saya. Intinya sih 3 hal: besarnya fesbuk, pengetahuan penggunaan fesbuk, dan pemikiran kritis.
1. Besarnya Fesbuk
Fesbuk itu besar banget. BANGET. Kalau kita bandingkan jumlah akun fesbuk dengan total penduduk dunia, maka kasarnya 1 atau lebih dari 4 orang (28%) memiliki akun fesbuk. Memang banyak akun fesbuk yang palsu atau orang memiliki lebih dari satu akun fesbuk, tapi tetap jumlah yang sangat signifikan.
Ini nggak terhitung China dengan populasi sekitar 18% penduduk dunia, yang memang tidak memiliki akses ke fesbuk. Atau orang tua dan anak-anak. Atau yang nggak punya akses internet, karena hanya sekitar 51% penduduk dunia memiliki akses internet.
Oh ya, dan Facebook itu pemilik aplikasi Instagram dan Whatsapp. Siapa sih yang nggak tahu Instagram? Dan berdasarkan data 2017, Whatsapp dianggap sumber informasi utama di beberapa negara. Yang kayak begini mau ditutup?
2. Cara Fesbuk dapat uang
Dari iklan. Mereka pasang iklan tapi iklannya yang cantik, yang nggak kelihatan kalau itu iklan. Jangan kira hanya brand ternama yang pasang iklan, blogger kere macam saya pun bisa. Saya bayar berdasarkan berapa banyak yang nge-klik.
Harga otomatis naik kalau saya terus bayar untuk mem-boost artikel/laman fesbuk saya. Dari yang $5 bisa dapat 1000 klik, mungkin berikutnya $5 hanya dapat 700 klik. Angka ini hanya contoh ya, bukan beneran. Dan ini hanya salah satu contoh darimana mereka dapat uang.
Apakah bermanfaat? Iya banget. Fesbuk itu terkenal perusahaan tajir mampus. Jadi segala "Fesbuk sudah nggak sanggup lagi beroperasi" itu bohong banget. Tahun lalu saya ditawari kerja di Whatsapp. Bo'…. Sumpah bikin ngiler. Sayang banget saya nggak tembus.
Jangan lupa, kalau kita lihat lagi betapa banyak orang di seluruh dunia menggunakan fesbuk, termasuk brand/merek ternama untuk menjangkau peminatnya, kalau fesbuk ditutup pasti semua kalang kabut. Terlalu banyak kepentingan disini.
3. Budaya berpikir kritis
Kalau fesbuk sampai ditutup, pasti akan keluar di berita dimana-mana. Berita yang bener yaaa… yang pemilik dan redaksinya bisa dipertanggungjawabkan, bukan cuma sharing dari watsap atau bahkan (ironisnya) dari status atau pesan berantai di fesbuk.
Nggak ada di berita Indonesia? Cari di berita luar negeri seperti Yahoo, CNN, Time dan sebagainya. Sekalian belajar Bahasa Inggris. Kalau kepepet banget, coba tanya sama orang yang terpercaya, yang rajin baca berita. Atau ke laman fesbuk model Indonesian Hoaxes.
Kadang nggak perlu cari sumbernya saja harusnya sudah berasa. Berapa kali sih pesan fesbuk ditutup itu muncul? Kayanya tiap berapa bulan sekali ada saja versi barunya. Atau yang video Mark bilang fesbuk ditutup, itu editan mulutnya si Mark jelek banget, ketahuan bohongnya.
---
Di masa sekarang ini yang informasi bebas didapat, sedihnya kita justru harus selalu mempertanyakan informasi yang kita dapat: "Apa benar?". Terlalu banyak orang dengan agenda tersendiri di luar sana, baik yang hanya iseng atau memang ada niat memanipulasi.
Selalu bayangkan informasi seperti kue. Anda kalau ditawari kue dari orang nggak dikenal atau nggak tahu asalnya/siapa yang bikin, pasti enggan kan? Atau kalau dari teman tapi beberapa kali kue yang ditawarkan selalu basi atau bikin kita sakit.
Terlalu mudah untuk tidak bertanggung jawab. "Toh cuma sekedar sharing", "Yang penting pada waspada," dan sibuk ngeshare plus sibuk panik sendiri. Walhasil kita cuma jadi mainan orang yang berkepentingan. Males kan?
Kata orang information is power, informasi adalah sumber kekuatan. Anda dan saya yang pengguna internet memiliki akses informasi yang luar biasa. Yuk kita gunakan sebaiknya. Sudah cukup kita seperti domba yang digiring kanan kiri. Salam hari Senin dari Los Angeles.
Setuju banget. Jaman sekarang kayaknya terlalu banyak orang yang asal sharing artikel tanpa dicek kebenarannya. Dan kalau ditegur, mereka cuma akan berkelit "saya kan cuma share"
ReplyDelete*minta ditabok pake kaktus*