AdSense Page Ads

Saturday, April 11, 2020

Si Sensi



Saya dapat surat cinta balasan dari artikel saya. Kayanya ada yang sensi dan marah diungkap bobroknya hahahaha.

Padahal yaaaaa. Kan pembaca saya di Indonesia yang ga kenal dia. Plus, kenapa harus sensi kalau konon saya sejelek yang dia bilang dibalasannya? Kenapa pula masih mau sama perek macam saya?

Jawabannya gampang: karena dia tahu kelakuannya salah. Kalau melakukan sesuatu harus ditutupi dan jangan sampai orang lain tahu, itu biasanya karena perbuatan tersebut nggak benar atau dilihat jelek di masyarakat.

Makanya saya bongkar hehehe. 

Seperti biasa saya dikata2in. Dibilang dia memperlakukan saya buruk karena saya nggak pantas dihargai. Bahwa nggak ada yang mau dengan saya dan orang hanya memanfaatkan saya. Bahkan muka pacar saya pun dikomenin.

Saya jadi berpikir, berapa banyak wanita di Indonesia yang diperlakukan seperti ini? Apalagi saat lockdown/larangan bepergian. Suami stress dan siksaan makin menjadi.

Kalau saya masih sama dia, pasti saya down dan depresi. Tapi saya nggak sama dia, dan saya bisa melihat ini textbook abuser. 

Kita dirantai dengan cara membuat kita yakin kita nggak ada harganya, sehingga kita merasa bersyukur paling nggak dia mau sama kita dan kita nggak akan berani pergi.

Orang seperti ini sadis. Ia mendapat kepuasan dari merasa menguasai kita, bahwa kita lebih rendah daripada dia. Semakin kita hancur, semakin puas dia.

Kita juga dikekang, nggak boleh ketemu orang atau bahkan punya teman. Apalagi yang lawan jenis. Alasannya karena dia begitu sayangnya sama kita padahal itu karena dia nggak mau kita sadar kalau kita lebih berharga dari yang ia bilang.

Dan kalau kita berani berontak, ya keluar surat balasan hahaha. Kita diingatkan betapa nggak berharganya kita. Seperti anjing yang dipukuli agar nurut. Akhirnya kita pun nggak berani berontak. "Jangan ah, nanti dia marah..."

Baca sekali lagi suratnya. Berapa banyak dari anda yang merasa "Kok mirip...", baik pengalaman pribadi maupun kisah orang dekat. Isinya boleh beda, tapi garis besar sama: Elu sampah. Elu ga ada harganya.

Apakah anda bisa melihat ketidak pedean di surat itu? Kebengisan yang begitu jelas terpampang? Orang yang berpikir seperti ini nggak perduli apa yang ditulis benar atau tidak. Yang penting menyakitkan.

Baik pasangan abusive atau si sirik nan kepo, omongan seperti ini nggak menunjukkan betapa hinanya anda. Yang ada menunjukkan betapa jelek dan jahatnya pola pikir orang tersebut.

Sulit untuk lepas dari lingkaran setan ini. 3 yang paling penting:
1. Lihat siapa mereka sebenarnya. Jangan mau dikatain sampah sama yang juga sampah. 

2. Cari teman yang membuat anda nyaman. Support lingkungan sangat penting untuk berhasil keluar dari lingkaran setan ini. 

3. Punya backup plan. Bagaimana menghapus jejak digital agar tak lagi bisa diraih. Juga punya uang untuk kabur dan ngekos di tempat baru paling nggak 3 bulan. 

Pada akhirnya, ini kata saya versus kata si sensi sih. Pasti ada yang berpikir seperti si Sensi, bahwa saya pantas diperlakukan buruk. Tapi kan yang disayang teman dan pacar saya itu saya hehehe.

Buat anda yang masih dirantai: I believe you. Saya percaya anda. Semoga anda bisa segera mendapat kekuatan dan kepercayaan diri untuk akhirnya lepas. Tetap kuat ya.

Wednesday, April 8, 2020

Dear Mbak



Dear mbak,
Tahu kalau suami mbak minta foto bugil ke saya? Pakai acara flirting-flirting pula, seolah saya bakal mau diajak esek-esek. Saya marah. Terhina. Jengkel. Lu pikir siapa gue? Lu pikir siapa elu?

Saya tahu kalau dari pendapat pasangan asli, sayalah si pelakor. Saya yang kurang ajar. Saya yang beraninya menggoda pasangan. Saya yang harusnya tahu diri dan nggak nanggapin. Saya yang perempuan nggak benar.

Saat suami mbak sibuk sms saya (dan mungkin sekian banyak perempuan lain), saya tahu mbak hanya bisa diam sakit hati. Mungkin mbak bisa berantem, tapi kita kan nggak bisa mengubah orang ya. Mbak mau teriak-teriak bagaimanapun kalau suami dasarnya ganjen ya akan terus dilakukan.

Jadilah saya yang kambing hitam. Serba salah ya. Apa saya harus jutek sama semua lelaki agar mereka nggak sms saya? Harus jadi sebegitu nggak menariknya agar mereka menjauhi saya? Lalu kalau kebetulan suami mbak eks saya, saya harus merubah masa lalu agar itu tidak pernah terjadi?

Saya marah, mbak. Dipikir saya perempuan apa. Saya juga punya pacar. Okelah kalau suami mbak nggak respek sama perempuan dan dipikir semua perempuan gampang, paling nggak respek sama pacar saya gitu. Sebagai sesama lelaki konon.

Tapi suami mbak nggak akan berani menghadapi pacar saya. Suami mbak, sebagaimana orang yang hobi selingkuh, hanya berani main belakang. Biar sejuta janji manis bahwa dia tulus peduli sama saya, kenyataannya dia nggak respek sama saya. Boro-boro jantan minta putus sama mbak dan/atau menghadapi pacar saya.

Dengan sms itu suami mbak membuat saya merasa sebagai wanita nista. Bahwa saya sebegitu nggak berharganya dia bisa minta foto bugil saya kapanpun ia mau, syukur-syukur sekalian diajak main. Dengan sms itu suami mbak membuat mbak nggak ada harganya. Peduli setan perasaan mbak. Peduli setan mbak akan dilihat rendah dan jadi tertawaan, dianggap nggak cukup.

Kenyataannya mbak memang nggak cukup dan nggak akan pernah cukup. Orang seperti suami mbak akan terus mencari gairah baru, hasrat baru. Saya rasa mbak sudah cukup menarik. Saya rasa banyak pria yang akan mati-matian berusaha membuat mbak bahagia. Tapi buat suami mbak, dapat wanita paling sempurna pun dia akan tetap mencari.

Ini pahit ya. Kita nggak mau mengakui kalau pilihan kita salah. Tapi lebih baik mengakui kita salah pilih daripada berpikir kita yang nggak cukup. Atau bahwa orang lain yang entah kenapa membuat suami mbak tergoda. Please jangan bawa-bawa saya gitu.

Di saat semua dikarantina seperti ini, keterbatasan gerak dan ritme harian yang monoton membuat godaan lebih merangsang. Ada yang menerima baik godaan yang ditawarkan, ada pula yang seperti saya merasa jijik tak terkira. 

Keterbatasan gerak juga berarti mbak cuma bisa gigit jari saat melihat suami mbak sibuk dengan sms-smsnya tanpa bisa melakukan apa-apa, dan menangis perih saat diteriaki bila berani protes. Diam pun salah karena saat suami mbak mendapat respon negatif, tebak siapa yang diteriaki.

Kata orang karantina ini membuat banyak orang hubungannya bermasalah. Buat saya sih itu karena kita dipaksa melihat pasangan apa adanya, bahkan sisi yang tidak ingin kita lihat. Sekarang adalah cobaan apakah kita mau dan mampu menerima pasangan lahir batin, begitu pula sebaliknya.

Mbak harus kuat ya. Mbak diberikan waktu untuk melihat apa ini hidup yang mbak inginkan kedepannya. Bahwa dia berpikir saya sebegitu murahnya sehingga dia bisa seenaknya minta foto bugil. Bahwa dia berpikir perasaan mbak nggak ada artinya sehingga dia bisa menawar perempuan lain.

Saya tahu ini akan dipelintir sama suami mbak, dibilang saya yang sebenarnya ganjen. Saya punya transkrip lengkap kalau mbak mau baca ceritanya. Semua saya dokumentasikan. Tanpa baca transkrip pun saya yakin mbak tahu apa yang saya tahu.

Yang kuat ya mbak. We're both victims here. Kita berdua korban disini. Semoga mbak baik-baik saja. Peluk erat dari jauh.

Search This Blog