AdSense Page Ads

Thursday, October 28, 2010

Love Indonesia? Let's Act!

For those of you that haven't heard the news, Indonesia was hit by dual disaster: a Tsunami in Mentawai and Volcanic eruption in Java. In regards to the catastrophe, I found the comment below in Facebook Page Get Lost in Indonesia. It's a great page, really, with great idea, too.



Okay, actually the minimum bank transfer would be IDR 10,000 instead of IDR 5,000. But the point is still the same. With the current currency rate, it's only about USD 1 or AUD 1. A small Bintang costs more than that, a hamburger costs more than that, you probably tip your driver or your guide 10 times the value. It's not really much. Some would probably say (not without proof) that it would go amiss, it would not reached the victims, and you're probably right. But like I said, it's not really much, is it?

Some would say that it's not Bali, it's not Lombok, it's not our problem. But Indonesia, despite of all her flaws and negative publications, is great and unique because it consist all the beautiful islands and places, including those that you've never set your foot before. And a catastrophe this big will surely make an impact in Indonesia as a country, and consequently other places like Bali and Lombok will feel the impact as well.



Yeah, I did my share :). I know that it's only IDR 10,000 (I couldn't afford more. IDR 20,000 means the whole family's dinner), but at least I try. This money and this persuasion, (sorry, article ;) ) is my contribution for my fellow Indonesian in Merapi & Mentawai. No matter how little your donation and prayer is, as long as you're doing it whole -heartedly it will definitely count. Love Indonesia? Let's act.

Wednesday, October 27, 2010

Cinta Indonesia? Mari beraksi!

Saya nemuin comment dibawah di Facebook Page Get Lost in Indonesia. It's a great page, really, with great idea, too.



Oke, sebenarnya sih minimum transfer BCA itu IDR 10000, bukan 5000. Tapi kalau dipikir-pikir konsepnya tetep bener sih. Buat pembaca blog ini, 5ribu atau 10ribu rupiah buat apa sih? Nasi bungkus seporsi aja bisa lebih dari 10rb. Segelas minuman di Starbucks jelas lebih daripada 10rb. 10rb juga jatah saya sekali makan siang disini. Kalau ibarat koin Prita, it also affordable.
Buat yang kontra, mungkin berargumen kalau sumbangan itu ga semuanya tepat sasaran, rentan diselewengkan, dan segala hal menakutkan lainnya. Tapi seperti saya jelaskan diatas, it is still affordable.



Jadi yeah, I did my share :). Cuma 10 rb memang (I couldn't afford more. 20rb adalah budget makan malam kita sekeluarga), tapi paling ga saya usaha. Uang ini dan artikel ini kontribusi saya bagi saudara2 kita di Merapi dan Mentawai. Sekecil apapun sumbangan dan doa tulus kita untuk mereka, itu tetep dihitung kok, tetap berarti. Love Indonesia? Let's act.

Monday, October 25, 2010

His way is Perfect!

Pernah ga sih ngalamin depresi? Pundung sepundung-pundungnya? Rasanya dunia gelap gulita dan pengen mojok aja sendirian, meratapi nasib. Setelah berbagai kegagalan yang saya alami baru-baru ini, inilah perasaan saya saat ini. Cuma pengen nangis dan bilang "Saya capek Tuhan, udah dong cobaannya, saya capek..." dan "Saya bener-bener udah coba jadi anak baik Tuhan, bener.."

Tentunya, sebagaimana yang pernah kalian rasakan, jawabannya ga datang begitu aja. Apalagi untuk saya. Entah kenapa saya ngerasa Tuhan selalu ngasi saya cobaan yang sedikit lebih berat daripada orang lain. Bukan karena Dia sentimen, tapi karena Dia yakin saya bisa. Jadi yang saya bisa lakukan cuma menarik napas dan berdoa minta kekuatan. Karena apapun yang terjadi, His way is perfect. It kinda sucks, tapi cuma ini yang bisa saya lakukan, cuma ini yang bisa saya percayai. Apapun yang terjadi, walau seberat apapun itu pasti Tuhan sudah menyiapkan yang terbaik untuk saya.

"As for God,
His way is perfect though we may not understand;
But someday we'll clearly see it,
for His love the path has planned"

Sunday, October 24, 2010

Oh My God by Lily Allen

What I'm feeling right now. Miss u all, Jakartanese...

Lily Allen - Oh My God
  
Found at abmp3 search engine


Time on your side that will never end
The most beautiful thing you can ever spend
But you work in a shirt with your name tag on it
Drifting apart like a plate tectonic
It don’t matter to me
‘Cos all I wanted to be
Was a million miles from here
Somewhere more familiar

Too much time spent dragging the past up
I didn’t see you not looking when I messed up
Settling down in your early twenties
Sucked more blood than a backstreet dentist
It don’t matter to me
‘Cos all I wanted to be
Is a million miles from here
Somewhere more familiar

Oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home

Great rulers make for greater glory
The only thing growing is our history
Knock me down I’ll get right back up again
I’ll come back stronger than a powered up pac-Man
It don’t matter to me
‘Cos all I wanted to be
Was a million miles from here
Somewhere more familiar

Oh my god, I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home

Oh my, god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home
And oh my god I can’t believe it
I’ve never been this far away from home

Thursday, October 21, 2010

(Lagi-lagi) Tentang Wanita :)

Saya suka sekali menulis tentang kaum wanita. Harapannya sih bisa memotivasi karena kaum saya tampak lumayan terpinggirkan. Kalau mau fair, sebenarnya sih pria juga terpinggirkan dalam beberapa hal. Tapi kan saya wanita, jadi boleh lah saya egois dan menulis tentang wanita ;)

Saya baru saja membaca laporan NY Times tentang wanita di Afghanistan. Kalau sebelumnya saya sempat menulis tentang beauty pressure wanita dan ketidakadilan sistem patrilineal, laporan NY Times tadi menyadarkan betapa ringannya perjuangan kita disini. Sure, nyari jodoh itu masih hellish buat saya, dan saya masih sebal kalau dibenturkan dengan konsep "Thou has to be beautiful", tapi kalau dibandingkan dengan cerita wanita dia Afghanistan yang dipaksa kawin umur 10 tahun dan dipukuli, dan bisa dicerai/dituduh seenaknya, we're living in heaven. Must read banget artikelnya.

Sadly, banyak wanita yang ga ngeh betapa beruntungnya mereka. Mengeluh tentang ga ada pasangan (saya) atau pasangan yang kurang kaya (bukan saya), atau betapa kurang cantiknya mereka walau sudah (ahem) investasi dalam bentuk krim-krim wajah, bolak balik salon dan baju/perhiasan selemari. Salah satu wanita di laporan diatas dipukuli sampai wajahnya tidak berbentuk lagi oleh suaminya yang pemadat agar dia "tidak bisa selingkuh". Charming, seolah resiko dihukum mati kalau ketahuan selingkuh tidak cukup mengerikan buat mereka.

Apa yang bisa kita lakukan disini? Banyak hal. BANYAK HAL! Saya rasa siapapun yang membaca ini memiliki akses ke pendidikan yang baik, kecukupan sandang pangan papan, dan (terutama) ketiadaan atau minimnya tekanan dari sekitarnya. Kita bebas, kita berpendidikan, kita berkecukupan, kita mampu membuat perubahan. Senjata kita? Kepercayaan diri. Kita bisa melakukan apa saja bila kita yakin pada diri kita sendiri.

Seperti saya bilang, ga ada alasan buat kita untuk merasa rendah diri dan ga mampu berbuat apa-apa. Bagi banyak wanita di belahan dunia lain kita mungkin tidak cantik dan tidak berharga, namun di belahan dunia lainnya banyak wanita yang rela melakukan apa saja asal bisa bertukar dengan kita. Hey, bahkan PSK disini pun masih bisa punya rumah dan makanan lho. Walau secara fisik ga masuk kriteria idaman, walau secara karir ga dapat karir idaman (e.g. jadi PNS atu kerja di bank glamor), walau secara kekayaan masih senin-kamis bayar tagihan, nasib kita masih lebih lebih lebih baik dari wanita di negara berkembang lainnya. Be confident in your self, berbangga dan percaya dirilah. Lalu sadarkan sesama wanita di sekitar anda mengenai hal ini. Bahwa mereka berharga, mereka pantas dikasihi, mereka berhak mendapat yang lebih baik dan menikmati dunia ini. Perubahan itu sulit, namun kesadaran bahwa ada rekan sesama wanita yang peduli sama kita, itu saja sudah cukup untuk berjuang mendapatkan hidup yang lebih baik. Girls gotta stick together, but don't stick together in the mud.

I have high hopes in women. Saya punya harapan besar pada wanita. Bila kita mengajar seorang wanita, ia akan bisa meneruskan hal tersebut ke suaminya, anaknya, cucunya. Ga akan stop disitu saja. Kita bisa merubah dunia menjadi lebih baik bila kita mampu membuat wanita menjadi lebih baik. Bukan supremasi wanita, tapi kesetaraan derajat. Bebas dari rasa takut dan mendapatkan hak akan kehidupan yang lebih baik. Percaya ga kalau anda (wanita) yang membaca ini berharga dan berhak menikmati dunia bersama segenap isinya? Percaya deh :). Lalu yakinkan wanita di sebelah anda. Let the ball rolls, ladies...

Wednesday, October 20, 2010

I can handle myself, thank you.

And if anyone dares to tell me which "certain names" of men I must marry, I shall shove my beautiful blazing red kinky high heels all the way down to them throats :).

Maaf, tulisan saya kali ini dibuka dengan emosi jiwa. Saya baru saja tahu kalau salah satu "The Men I Must Marry" ato TMIMM yang ngedeketin saya ternyata punya anak istri. Ouch. Luckily saya juga ga peduli sama dia, cuma tetap saja rasanya jengkel. Sudah tahu kaum saya sulit sekali mencari pasangan, mbok ya jangan pake dimainin gitu, walau cuma usaha sekalipun. Bayangin, cuma 2% penduduk Bali yang ceritanya "saudara saya", trus kurangi lagi dengan wanitanya, lalu kurangi dengan pria yang sudah berkeluarga, kurangi lagi pria yang ga masuk kriteria umur (terlalu muda atau terlalu tua). Hasil akhirnya, TMIMM yang eligible tuh lebih sedikit dari Jalak Bali di Penangkaran. (Hmm... ide bagus... Apa kita biakkan saja mereka disana dan kita brainwash ya? evil plotting mode on).

Saya rasa banyak kaum saya (atau biar fair saya akan sebut dengan TWTSM - The Women They SHOULD Marry) yang juga berpikir kalau hal ini agak ga adil, namun jarang yang berani speak out. Relax girls, I'm here for you ;)
Sudah TMIMM itu sedikit, yang brengsek seperti pria diatas pun banyak. Dan ga semua TMIMM itu peduli sama TWTSM, kalau nemu yang oke dan cocok, biar ga TWTSM pun okelah. Toh mereka ga (terlalu) kena masalah kalau ga ngambil TWTSM. Nah kalau kami? Bukan hanya dibuang, keluarga pun seolah tercemar dan terCoreng (juga ter-Bobo dan ter-Upik... Nah, keluarga Bobo dong wkwkwkw). Kaya menjadi sedikit harimau bali betina yang tersisa, namun harimau bali jantannya malah kawin ma yang lain spesies. Lama kelamaan ya bakalan punah secara genetis. Bukan hanya ga adil, ini juga membahayakan.

Jawaban yang selalu diulang kalau ada yang ngajuin protes begini: "Kalau perempuan kawin keluar, hubungan darahnya putus. Karena laki-laki yang pegang nama keluarga, jadi wajar saja dan ga masalah dia kawin sama siapa." Hello? Belajar biologi ga sih? Anak itu kromosomnya gabungan dari kromosom orang tua. Kalau Ibunya hebat bapaknya biasa saja, ya anaknya bisa tetap hebat ikut darah/gen ibunya. Ini berlaku sebaliknya juga. Lagipula, kayanya banyak yang lupa maraknya perselingkuhan. Anak seorang pria belum tentu anak pria itu, namun anak seorang wanita sudah pasti anak wanita itu. Jadi yeah, kalau alasannya hubungan darah justru lebih masuk akal kalau bertaruh pada perempuan daripada laki-laki.

Saya ga pengen bikin huru-hara atau berusaha bilang sistem ini sucks. Oke, sistem ini memang sucks hehehe. Yang saya inginkan disini adalah kesadaran kaum saya, TWTSM bahwa mereka pun punya hak untuk memilih pasangannya. Wanita sekarang sudah maju. Kita sanggup berperan dalam mencari nafkah, dalam urusan rumah tangga, dalam mencinta. Kita setara. Walau hampir ga ada (oke, memang ga ada) TMIMM di sini yang menganggap saya "lulus kriteria", saya beruntung (pernah) tinggal dilingkungan yang menghargai saya. Saya mampu berkarya maksimal di tempat kerja, saya disayang dan dihargai oleh teman-teman saya (yang oke banget, baik secara karir maupun kelakuan). Saya berharga. Apapun yang TMIMM pikir tentang saya, saya berharga. Mungkin tidak dalam standar mereka, tapi justru dengan standar lain (yang mungkin lebih tinggi). Dan saya yakin saudara2 saya, para TWTSM lainnya juga merasakan hal yang sama. So don't lose hope, ladies. We're good, you know, we're good.

Bila ditanya, apakah saya akan terus berjuang mencari TMIMM, saya tidak tahu. Yang saya kejar sekarang adalah calon suami yang cukup berpikiran terbuka dan menerapkan konsep Naradeswari: Lelaki mencari perempuan yang bisa mengangkat derajat suami atau menjadi kekuatan suami. Bila ada pria yang mempercayai kekuatan wanita seperti itu, maka dia akan sanggup menghargai wanita. That's my man. Kalau kebetulan menemukan TMIMM seperti itu syukur banget, tapi kalau ga ketemu (atau ga ada) ya apa boleh buat. Sama halnya TMIMM yang bisa memilih untuk mengambil pasangan yang terbaik menurut mereka, TWTSM juga punya hak untuk mengambil pasangan yang terbaik menurut mereka. Karena wanita itu berharga. Remember that ladies!!!

PS: Buat para TMIMM yang ngebaca dan mau protes, tolong luangkan waktu untuk bercermin dan merenung sejenak, benarkah anda sudah melakukan yang terbaik untuk TWTSM? Kalau belum, tolong coba be a better man sebelum protes, oke? ;)
Inget, TWTSM itu bisa aja adik/kakak kalian, ibu kalian, cucu kalian. Don't make them suffer ya....

Update: read more here

Search This Blog