AdSense Page Ads

Tuesday, April 30, 2019

Mari Bicara



Seorang calon tentara Amerika yang belum lama memeluk Islam ditangkap karena merencanakan terror bom besar di Los Angeles untuk membalas si penembak massal di Christchurch, Selandia Baru.

Jadi… Kita di Indonesia sudah siap belum membicarakan ini?

Islam bukanlah agama terror. Islam jadi identik dengan terorisme karena orang-orang seperti ini yang menyerang orang lain dengan alasan membela Islam, menjalankan perintah Tuhan. Apa iya Islam seperti ini? Atau mereka saja yang mencari pembenaran akan kebiadaban mereka?

Jawabannya sudah jelas. Kalau anda baca artikel yang saya link dibawah atau anda gugel ceritanya, orang ini diberhentikan sebelum lulus jadi tentara resmi karena melanggar aturan. Jeng jeng jeng. Buat saya kedengarannya dia bakal jadi militan dan buas untuk alasan apapun, kebetulan saja nyangkut di Islam.

Tapi yang orang lihat kan bukan psycho nya dia, melainkan lagi-lagi Islam dikaitkan dengan terror. Sampai kapan? Mau menyalahkan orang (baca: media barat) pun sebenarnya kita harus berkaca dulu. Pengebom Sri Lanka siapa? 

Kekejaman terjadi dimana-mana, tapi disaat targetnya global, berskala tinggi, dan high publicity impact yang mana dilakukan atas dasar ideologi tertentu, jelas ideologinya yang jadi terlihat buruk. Walau sebenarnya mungkin hanya dihijack/dibajak orang tidak bertanggung jawab.

Dengan diam, kita memberi sumbangsih akan kesalahpahaman ini. Dengan menutup mata akan ketidakadilan terhadap umat beragama lain di Indonesia, atau memalingkan wajah saat umat beragama lain diserang atau diancam, kita berperan dalam kesalahpahaman ini. Karena kita memafhumi kekerasan atas nama Islam.

Kita takut apa sih untuk berani bilang "Jangan begitu dong!" Takut dibilang bukan umat Islam yang baik? Tapi kalau yang dijual kebencian dan amarah, apa iya itu cerminan Islam? Apa nggak pilu hati melihat Islam yang damai dan menyejukkan dihancurkan seperti itu?

Tiga puluh tahun lebih hidup di Indonesia, Islam yang saya tahu adalah Islam yang damai. Adalah satu dua teman yang membuat saya berkata "Apaan sih loe?!" tapi lebih banyak yang membuat saya damai. Itulah kenapa penting bagi saya dunia tahu Islam itu damai.

Kekerasan, kejahatan, kemampuan untuk menyakiti seseorang bukanlah sesuatu yang naluriah ada dalam diri manusia. Kenapa kita percaya kitab suci wahyu Tuhan dan Tuhan sendiri mengajak kita berbuat kejam? Tuhan kita yang sebegitu sayangnya sama mahluk ciptaannya.

Kita bisa terus pura-pura nggak lihat. Ya udahlah, daripada bertengkar di grup Watsap. Ya udahlah, daripada panjang pas lagi sowan. Ya udahlah, toh gue nggak. Dengan setiap 'Ya Udahlah' bibit 'Oh jadi nggak kenapa gue menyakiti orang' itu bertumbuh besar. Ga kenapa, toh orang cuek. 

Dan kekerasan demi kekerasan pun terjadi, sebuah simfoni bengis yang semakin memupuk ketidakpercayaan orang akan Islam, dengan gelegar membahana memastikan bahwa orang mengingat Islam, walau bukan untuk alasan yang baik.

Kita nggak bisa mendapatkan hormat dengan menebar kebencian. Kita hanya bisa mendapatkan hormat dengan menabur cinta dan kasih sayang. Kalau anda merasa Islam dibenci dan jadi bulan-bulanan, mungkin sudah saatnya kita tidak lagi memalingkan wajah akan kekerasan yang dilakukan dalam nama Islam.

https://www.yahoo.com/news/apnewsbreak-bomb-plot-suspect-kicked-army-183057893.html

Tuesday, April 23, 2019

Poppy Field



#PoppyField

Don't fall, I say, don't fall
With honeyed words
With treacherous embraces
With false hopes and promises

But what if it's all real
The soft voice that soothes
The smile filled with warmth
The hands that won't let go

Yet with a single snap it could change
The rose garden into grimy woods
The little brook into menacing river
The lush field into dead desert

But what if it will last
The poppy field that blooms
Sleep under the comfort of winter
To bloom again in the spring

The shards cut me deep
From the glass slippers I've donned
From the miles I've walked
From the self I hate

Yet here's the poppy field beckon me
And I don't want to wait anymore
I don't want to cower anymore
I can't run away anymore

It will be up in flame any minute
But maybe it wont, maybe it'll be ok
Maybe I will find what I am looking for
Hello Poppy Field, how are you?

Tuesday, April 2, 2019

Integritas



Integritas itu seperti vas bunga kristal yang anggun. Kelihatannya wow banget, tapi sebenarnya sekali senggol bisa hancur berantakan. Selamat ya berusaha membetulkannya, serpihan demi serpihan.

Cuma disenggol lho. Bukan dihajar pakai gada/palu, apalagi pake mesin paku bumi untuk bikin jalan layang. Cuma disenggol. Rapuh banget nggak sih? Dan kita nggak ngeh. Padahal setiap saat integritas kita diuji, disenggol, dilihat apakah bisa bertahan atau nggak.

Contoh paling nyata ya soal pemilu ini. Definisi integritas menurut KBBI: "Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran." Blas hilang semua dalam eforia pemilu.

Paling gampang deh, kalau saya kritis terhadap calon dan malah sensi karena dianggap saya nggak mendukung, atau sharing hoax dan menolak menghapus walau sejuta umat sudah mengingatkan, ya selamat tinggal goodbye ya integritas anda di mata saya.

Dan ini saya yang berani bicara. Masih banyak orang lain yang mungkin merasa itu salah, tapi nggak protes. Walhasil bukannya menggaet suara swing voter, malah jadi males. Bagus nggak malah berbalik, yang semula pro jadi balik netral. Susah kan kalau begini.

Contoh lain adalah perkataan yang tak sesuai perbuatan. Nggak bisa terus menyalahkan "dasar pihak sebelah biangnya hoax!" tapi kita nggak bergerak menyaring menghapus hoax, atau menghimbau agar tidak terpecah hanya karena pemilu tapi postingannya nyinyir terus tentang lawan. Lah piye?

Di Amerika yang pemilunya tahun 2016, hampir 3 tahun dan disini masih berantem. Apa daya, semakin banyak hantaman yang dihajar ke Trump justru banyak orang semakin malas karena hantamannya nggak berintegritas. Saat dasarnya benar pun, banyak yang skeptikal karena terlanjur bete mendengar histeria sebelumnya. Apa ini yang kita inginkan?

Ingat, suara kita paling kencang bukan berarti kita paling benar. Bukan pula berarti orang jadi mendadak mengerti kehebatan calon anda. Ini sudah injury time lho. Saat ini kebanyakan orang mungkin sudah tahu siapa yang akan mereka pilih, dan nggak ada lagi 'fakta baru' yang anda berikan yang bisa mengubah pemikiran mereka. 

Bagaimana kita bisa mengajak memilih yang benar saat perbuatan kita pun masih nggak benar? Bagaimana kita bisa membuat orang percaya pada calon pilihan kita saat mereka merasa nggak bisa mempercayai kita, dan merasa tidak didengar oleh kita?

Jangan sampai pemilu selesai dan selesai pula hidup anda, karena anda terlanjur dicap orang yang nggak punya integritas. Niat dan semangat karena merasa pilihan anda yang terbaik ya silakan, tapi ingat presiden ganti gak ganti lingkungan kita akan tetap sama. Jangan mengorbankan integritas dan kepercayaan yang dibangun seumur hidup demi eforia sesaat. Ti ati mas dan mbak.

Search This Blog