Hey para suami, sudah lihat foto saya yang terbaru belum? Di IG @Yogezwary. Baju renda pendek berwarna pink, dipadu dengan jins dan jaket Darth Vader, serta choker nan seksi. Buruan lihat deh, saya cakep banget loh.
Saya nggak selalu begini. Kalau bahasa orang sini #GloUp, jadi jauh lebih menarik. Semenjak saya memutuskan untuk berpisah dengan suami saya, saya kayak gini deh, bukan lagi ibu-ibu sumpek yang nggak menarik.
Padahal beban hidup sih sama: tetap harus menjalani komuter yang panjang buat ke kantor, tetap harus capek mencuci piring dan masak, bahkan uang lebih tiris karena tagihan/sewa dibayar sendiri. Tapi senyum saya makin sumringah.
Karena capek hati itu lebih parah dari capek fisik. Saya yang pulang kerja masih harus masak dan lalu mencuci piring itu nggak kenapa saat jomblo, tapi saat melihat suami enteng santai sementara saya repot rasanya gimana gitu.
Atau saya yang harus bangun pagi untuk siap-siap ke kantor atau mengurus anak tiri saya sementara suami sibuk tidur, dan saat dimintai tolong jawabannya: "Aku kan capek! Kamu ga kasihan ya aku sudah kerja untuk keluarga ini?"
Ngerti kok kalian capek, para suami. Makanya kita para istri pengen banget ngebantu kalian, terutama secara emosional. Nikmat banget rasanya bisa bikin kalian bahagia, serasa pahlawan yang bisa membantu dengan cinta.
Tapi kita para istri kan manusia juga. Kita bukannya nggak mau ngerjain tugas rumah tangga, kita cuma nggak mau nggak dihargain. Sharing pekerjaan rumah tangga itu bukan karena kita malas, tapi karena kita ingin melihat andilmu dalam hubungan ini.
"Tapi kan itu tugas istri!" Ya kali ya kalau di Indonesia. Tapi zaman kan sudah berubah. Jaman dulu wanita diam di rumah, pria menafkahi. Hari gini kalau laki-bini nggak kerja mah berat cyn. Jadi, lelaki juga nggak boleh malu berperan ganda.
Kenapa harus seperti ini? Karena mempertahankan hubungan lebih murah daripada memulai hubungan baru hehehe. Kalau istri merasa nggak bahagia/nggak dihargai dia akan jadi bete, lalu anda yang merasa dia 'berubah' pun jadi bete.
Akhirnya jeng jeng jeng, anda dan/atau istri merasa sudah tidak ada cinta lagi, masing2 mencari yang baru, lalu drama ini terulang kembali dengan yang baru. Semua karena anda merasa gengsi membantu membereskan rumah. Rugi kan?
Asal tahu ya, wanita Indonesia itu komoditi prima di Amrik sini. Kulit kecoklatan nan sehat, senyum malu-malu nan menawan, plus penurut, ngemong/merawat, nggak banyak tuntutan, nggak egois, sempurna banget deh.
Kalian yang merasa wanita Indonesia nggak ada harganya pasti belum pernah merasakan ditolak sinis atau dibilang blak-blakan "Loe mah nggak ada apa-apanya". Pasti belum pernah pulang capek dan dijawab, "Terus loe mau gue ngapain?"
Wanita disini banyak yang begitu karena mereka mandiri dan sebenarnya nggak perlu lelaki. Sebaliknya, walau wanita Indonesia juga mandiri banget, tapi kita masih ada sisa kepekaan untuk merawat dan menyayangi pasangan kita.
Nah, sumbangsih anda apa? Karena sori-sori aja ya, wanita Indonesia disini diperlakukan dan dikagumi banget [dan dimanja!], sementara anda nggak dibikinin kopi langsung merasa harga diri terinjak dan mengamuk.
Mungkin analogi yang paling tepat adalah daun singkong. Di Jawa gulai daun singkong itu biasa, di Bali itu dianggap penghinaan karena biasanya daun singkong dipakai untuk makanan babi. Atau tempe yang di Amrik sini ngehits banget karena kandungan gizi tinggi, sementara di Indonesia dianggap makanan 'rendah'.
Nggak ada yang memalukan lho untuk menjadi suami dan ayah yang baik, yang memberi contoh dengan menghargai pasangan anda. Membuat orang bahagia juga ibadah kan? Plus, senyuman bahagia orang tercinta itu akan membuat hubungan makin tokcer.
Jangan tunggu sampai perpisahan terjadi, sampai ketidakbahagiaan istri anda membuat hubungan anda berakhir dan lalu anda melihat dia semakin cantik dan mekar sempurna setelah berpisah. Lalu entah anda sibuk menyumpahi "Dasar pelacur!" atau sibuk meratapi nasib. Rugi.
Seriusan lho. Biar pun cuek dan jarang dandan saya mah nggak kurang tawaran. Senyum hangat dan sifat pengertian itu kombinasi dahsyat. Jadi jangan sampai begini ya, para suami. Lihat foto saya baik-baik dan camkan sekali lagi: RUGI!!!
No comments:
Post a Comment