Ngobrol sama teman dan tercetus kata 'Financially independent' alias independen secara financial. Jargon MLM banget nggak sih? Biasanya habis itu yang terbayang iming-iming mobil mewah, liburan ke luar negeri, rumah gedong nan besar, dan jangan lupa "tidak harus bekerja lagi seumur hidup". Err…
Nggak ada yang namanya nggak bekerja lagi seumur hidup. Anggota keluarga kerajaan atau artis-artis yang duitnya berlimpah juga tetap bekerja. Kunjungan Kate Middleton dan Prince William ke Kanada baru-baru ini hitungannya kerja. Artis-artis yang difoto sama paparazzi pun selalu kerja dengan nongol cantik/ganteng dimana-mana biar mukanya tetap dikenal dan tetap laku albumnya/filmnya. Impian punya mobil mewah etc juga seperti impian bakal hidup happily ever after kalau dapat suami/istri super menarik, padahal maintenancenya tinggi dan ngerepotin.
Tapi karena ini yang 'dijual', kita berpikir bahwa 'financial independence' alias kebebasan finansial itu jauh banget dan sulit terwujud. Ya iyalah, beli rumah mewah berapa M sekarang? Beli hape saja sudah nggak bisa cuma Rp 500rb seperti dulu. Sibuklah kita merana atau mencari jalan pintas seperti cari dukun pengganda uang (versi tradisional) dan arisan berantai (versi modern). Padahal kebebasan finansial itu nggak sebegitu jauhnya untuk dicapai, asalkan definisinya diubah. It's not about what you want to have, it's about what you should have. Bukan tentang apa yang ingin anda miliki, namun tentang apa yang harusnya anda miliki.
Saat ikut seminar training Financial Service khusus wanita disini, yang disharing bukan hadiah jor-joran dan iming-iming "Saya bisa lho punya rumah mewah!". Yang disharing adalah cerita ibu-ibu yang membantu keluarganya hidup nyaman dan aman berkat perencanaan finansial mereka. Ini buat saya barang baru banget. There is more than life than just obtaining status symbol. Ada lebih dari hidup daripada hanya mengejar simbol status. Keluarga Ibu A mampu bertahan tanpa hutang kartu kredit atau pinjaman lainnya selama tiga bulan setelah suaminya di PHK. Ibu B membantu suaminya lepas dari hutang dan membeli rumah idaman mereka. Ibu C melepas dirinya sendiri dari hutang dan memiliki asset yang tidak sedikit.
Ini dia kebebasan finansial yang sebenar-benarnya. Kebebasan finansial bukan hanya nggak bekerja atau bergantung lagi sama orang. Hey, anda punya toko/usaha sendiri pun masih akan bergantung pada pelanggan kan? Kebebasan finansial adalah titik dimana kalau anda tidak kerja sehari, kalau ada sesuatu yang terjadi pada anda, kalau ada kondisi darurat, anda tidak akan terpuruk, tidak akan panik, dan jelas tidak perlu mencari pinjaman kemana-mana. Yang saat anak masuk sekolah atau hari raya nggak pusing tujuh keliling, yang liburan dengan hati tenang dan bukannya setelah liburan stress karena nggak bisa makan, ini bukan yang harusnya kita dapatkan? Hidup tenang, aman, damai tanpa perlu parno kebutuhan dasar hidup nggak terpenuhi.
Mau gaji anda Rp 1 juta atau Rp 100 juta sebulan, kebebasan finansial diawali dengan satu hal: analisa kebutuhan keuangan. Duduk manis barang 30 menit (atau lebih), tulis semua kebutuhan/pengeluaran anda, tulis semua pemasukan anda. Jangan cuma dikira-kira ya, pastikan seakurat mungkin, yang setiap hari pengeluaran anda apa saja dan berapa saja. Kalau perlu pakai excel sheet biar akurat menghitungnya. Pastikan semua pengeluaran utama yang tidak mungkin diabaikan seperti transportasi, uang sewa, tagihan listrik, dan tentunya tabungan, ditaruh paling atas. Budget lain-lain seperti makan bisa belakangan.
Kalau sudah tahu kurang lebih berapa kebutuhan anda, anda bisa pakai aplikasi budgeting gratisan untuk mengontrol keuangan anda, misalnya saja Monefy atau Money Lover – Money Manager atau Spending Tracker. Agak repot memang harus memasukkan data setiap kali anda melakukan transaksi, tapi paling tidak anda jadi tahu berapa pengeluaran anda yang sebenar-benarnya dan bagaimana anda mampu meraih gol finansial anda. Percaya deh, setelah duduk dan melihat sesungguh-sungguhnya kondisi keuangan anda, anda akan lebih bisa merencanakan hidup anda dengan lebih realistis. Ini latihan yang harus dilakukan setiap orang paling tidak sekali seumur hidup. Anggap saja seperti tes kolesterol atau diabetes, lebih baik tahu sekarang daripada terlambat.
Para wanita pun nggak boleh malu-malu kucing melakukan hal ini, apalagi yang sudah berkeluarga. Jargonnya perkumpulan agen wanita di company ini adalah: husband is not a backup plan, suami bukanlah rencana cadangan. Apalagi rencana utama. Waktu saya ditinggal demi perempuan lain, saya masih bisa hidup tenang dan damai karena saya financially independent dan nggak bergantung pada suami saya. Nggak semua orang sesial saya, tapi masih banyak bencana lain yang bisa terjadi: suami tidak bisa bekerja, suami sakit, suami di phk, dan sebagainya. Aktif dan cerdas dalam mengelola keuangan keluarga bukan menyepelekan suami, namun justru membantu suami. Kasihan kan suami sudah kerja banting tulang dan masih memikirkan bagaimana bayar cicilan motor bulan ini?
Duduk dan membicarakan keuangan ini berlaku dua arah ya, kedua belah pihak harus mau melihat dan mengerti situasi keuangan keluarga dan bekerja sama untuk menstabilkan, syukur-syukur memakmurkan kondisi keuangan keluarga. Ini susah. Waktu soal duduk bersama pasangan ini di mention, suasana ballroom tempat event ini langsung hening mencekam. Duduk mengurus keuangan sendiri saja orang sudah ogah, karena harus menghadapi fakta akan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan; apalagi harus melakukannya bersama pasangan. Tapi rumah, pendidikan anak, kendaraan, itu semua urusan berdua kan? Mau nggak mau ya harus menyadari yang sebenar-benarnya kondisi kapal bagaimana.
Pengetahuan akan kebutuhan keuangan anda juga akan membantu anda merencanakan masa depan anda. Kalau ternyata memang kebutuhan anda lebih besar daripada pemasukan anda, saatnya melihat mana yang bisa dipangkas atau memikirkan bagaimana meningkatkan pemasukan anda. Sekolah atau kursus lagi misalnya, agar kesempatan kerja lebih baik. Atau mendapatkan pemasukan tambahan dari berjualan atau bisnis lainnya. Dengan budgeting ini akan bisa terlihat berapa sebenarnya pemasukan yang anda dapatkan dari bisnis anda tersebut, agar tidak besar pasak daripada tiang. Anda pun akan mampu merencanakan masa depan (menabung untuk hari raya misalnya, atau untuk DP rumah, syukur-syukur investasi) dengan lebih nyaman bila anda tau seberapa banyak yang realistisnya bisa anda sisihkan.
Kredibilitas saya? Saya bisa walk out dengan hanya baju di koper setelah bekerja setahun kurang di Los Angeles dengan gaji sedikit diatas UMR. Saya bisa sewa apartemen sendiri plus bayar depositnya dan segala macam tagihan (hape, asuransi, pajak, etc), bisa furnish apartemen sendiri, bisa hura-hura belanja online untuk mengobati kepedihan saya (jyaaaaahhh), bisa jalan-jalan ke Seattle 6 hari. Setelah tabungan dan pemasukan terkuras untuk segala tetek bengek ini (saya dipotong pajak etc untuk single itu sampai 21% lho), saya masih bisa ngebudget untuk investasi, dana pensiun, dan bahkan asuransi jiwa. Nggak banyak sih, tapi yang penting ada. Prinsip saya nggak apa-apa makan telur seminggu penuh asal bisa ke restoran sekali, dan asal semua tabungan investasi etc tetap jalan. Ini buat saya pencapaian lho, karena saya datang kesini cuma modal cinta saja. Orang asli sini saja belum tentu bisa walk out begitu.
Baik anda mahasiswa yang menunggu kiriman wesel dari rumah (masih ada ya??), pekerja kantoran gress baru lulus kuliah, atau bos besar dengan sopir dua dan pembantu lima, pengelolaan keuangan anda sangat penting dalam hidup anda. Dikira-kira memang enak, dan saya yakin banyak orang yang hidupnya baik-baik saja dengan perkiraan budgetingnya; namun angka tidak bisa bohong. Melihat angka merah di budget app anda lebih bikin 'bangun' daripada sekedar berpikir, "Kayanya gue udah over budget deh." Buat yang berpasangan/berkeluarga pun keuangan bisa make or break relationship. Sudah siap hidup tenang?
Nggak ada yang namanya nggak bekerja lagi seumur hidup. Anggota keluarga kerajaan atau artis-artis yang duitnya berlimpah juga tetap bekerja. Kunjungan Kate Middleton dan Prince William ke Kanada baru-baru ini hitungannya kerja. Artis-artis yang difoto sama paparazzi pun selalu kerja dengan nongol cantik/ganteng dimana-mana biar mukanya tetap dikenal dan tetap laku albumnya/filmnya. Impian punya mobil mewah etc juga seperti impian bakal hidup happily ever after kalau dapat suami/istri super menarik, padahal maintenancenya tinggi dan ngerepotin.
Tapi karena ini yang 'dijual', kita berpikir bahwa 'financial independence' alias kebebasan finansial itu jauh banget dan sulit terwujud. Ya iyalah, beli rumah mewah berapa M sekarang? Beli hape saja sudah nggak bisa cuma Rp 500rb seperti dulu. Sibuklah kita merana atau mencari jalan pintas seperti cari dukun pengganda uang (versi tradisional) dan arisan berantai (versi modern). Padahal kebebasan finansial itu nggak sebegitu jauhnya untuk dicapai, asalkan definisinya diubah. It's not about what you want to have, it's about what you should have. Bukan tentang apa yang ingin anda miliki, namun tentang apa yang harusnya anda miliki.
Saat ikut seminar training Financial Service khusus wanita disini, yang disharing bukan hadiah jor-joran dan iming-iming "Saya bisa lho punya rumah mewah!". Yang disharing adalah cerita ibu-ibu yang membantu keluarganya hidup nyaman dan aman berkat perencanaan finansial mereka. Ini buat saya barang baru banget. There is more than life than just obtaining status symbol. Ada lebih dari hidup daripada hanya mengejar simbol status. Keluarga Ibu A mampu bertahan tanpa hutang kartu kredit atau pinjaman lainnya selama tiga bulan setelah suaminya di PHK. Ibu B membantu suaminya lepas dari hutang dan membeli rumah idaman mereka. Ibu C melepas dirinya sendiri dari hutang dan memiliki asset yang tidak sedikit.
Ini dia kebebasan finansial yang sebenar-benarnya. Kebebasan finansial bukan hanya nggak bekerja atau bergantung lagi sama orang. Hey, anda punya toko/usaha sendiri pun masih akan bergantung pada pelanggan kan? Kebebasan finansial adalah titik dimana kalau anda tidak kerja sehari, kalau ada sesuatu yang terjadi pada anda, kalau ada kondisi darurat, anda tidak akan terpuruk, tidak akan panik, dan jelas tidak perlu mencari pinjaman kemana-mana. Yang saat anak masuk sekolah atau hari raya nggak pusing tujuh keliling, yang liburan dengan hati tenang dan bukannya setelah liburan stress karena nggak bisa makan, ini bukan yang harusnya kita dapatkan? Hidup tenang, aman, damai tanpa perlu parno kebutuhan dasar hidup nggak terpenuhi.
Mau gaji anda Rp 1 juta atau Rp 100 juta sebulan, kebebasan finansial diawali dengan satu hal: analisa kebutuhan keuangan. Duduk manis barang 30 menit (atau lebih), tulis semua kebutuhan/pengeluaran anda, tulis semua pemasukan anda. Jangan cuma dikira-kira ya, pastikan seakurat mungkin, yang setiap hari pengeluaran anda apa saja dan berapa saja. Kalau perlu pakai excel sheet biar akurat menghitungnya. Pastikan semua pengeluaran utama yang tidak mungkin diabaikan seperti transportasi, uang sewa, tagihan listrik, dan tentunya tabungan, ditaruh paling atas. Budget lain-lain seperti makan bisa belakangan.
Kalau sudah tahu kurang lebih berapa kebutuhan anda, anda bisa pakai aplikasi budgeting gratisan untuk mengontrol keuangan anda, misalnya saja Monefy atau Money Lover – Money Manager atau Spending Tracker. Agak repot memang harus memasukkan data setiap kali anda melakukan transaksi, tapi paling tidak anda jadi tahu berapa pengeluaran anda yang sebenar-benarnya dan bagaimana anda mampu meraih gol finansial anda. Percaya deh, setelah duduk dan melihat sesungguh-sungguhnya kondisi keuangan anda, anda akan lebih bisa merencanakan hidup anda dengan lebih realistis. Ini latihan yang harus dilakukan setiap orang paling tidak sekali seumur hidup. Anggap saja seperti tes kolesterol atau diabetes, lebih baik tahu sekarang daripada terlambat.
Para wanita pun nggak boleh malu-malu kucing melakukan hal ini, apalagi yang sudah berkeluarga. Jargonnya perkumpulan agen wanita di company ini adalah: husband is not a backup plan, suami bukanlah rencana cadangan. Apalagi rencana utama. Waktu saya ditinggal demi perempuan lain, saya masih bisa hidup tenang dan damai karena saya financially independent dan nggak bergantung pada suami saya. Nggak semua orang sesial saya, tapi masih banyak bencana lain yang bisa terjadi: suami tidak bisa bekerja, suami sakit, suami di phk, dan sebagainya. Aktif dan cerdas dalam mengelola keuangan keluarga bukan menyepelekan suami, namun justru membantu suami. Kasihan kan suami sudah kerja banting tulang dan masih memikirkan bagaimana bayar cicilan motor bulan ini?
Duduk dan membicarakan keuangan ini berlaku dua arah ya, kedua belah pihak harus mau melihat dan mengerti situasi keuangan keluarga dan bekerja sama untuk menstabilkan, syukur-syukur memakmurkan kondisi keuangan keluarga. Ini susah. Waktu soal duduk bersama pasangan ini di mention, suasana ballroom tempat event ini langsung hening mencekam. Duduk mengurus keuangan sendiri saja orang sudah ogah, karena harus menghadapi fakta akan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan; apalagi harus melakukannya bersama pasangan. Tapi rumah, pendidikan anak, kendaraan, itu semua urusan berdua kan? Mau nggak mau ya harus menyadari yang sebenar-benarnya kondisi kapal bagaimana.
Pengetahuan akan kebutuhan keuangan anda juga akan membantu anda merencanakan masa depan anda. Kalau ternyata memang kebutuhan anda lebih besar daripada pemasukan anda, saatnya melihat mana yang bisa dipangkas atau memikirkan bagaimana meningkatkan pemasukan anda. Sekolah atau kursus lagi misalnya, agar kesempatan kerja lebih baik. Atau mendapatkan pemasukan tambahan dari berjualan atau bisnis lainnya. Dengan budgeting ini akan bisa terlihat berapa sebenarnya pemasukan yang anda dapatkan dari bisnis anda tersebut, agar tidak besar pasak daripada tiang. Anda pun akan mampu merencanakan masa depan (menabung untuk hari raya misalnya, atau untuk DP rumah, syukur-syukur investasi) dengan lebih nyaman bila anda tau seberapa banyak yang realistisnya bisa anda sisihkan.
Kredibilitas saya? Saya bisa walk out dengan hanya baju di koper setelah bekerja setahun kurang di Los Angeles dengan gaji sedikit diatas UMR. Saya bisa sewa apartemen sendiri plus bayar depositnya dan segala macam tagihan (hape, asuransi, pajak, etc), bisa furnish apartemen sendiri, bisa hura-hura belanja online untuk mengobati kepedihan saya (jyaaaaahhh), bisa jalan-jalan ke Seattle 6 hari. Setelah tabungan dan pemasukan terkuras untuk segala tetek bengek ini (saya dipotong pajak etc untuk single itu sampai 21% lho), saya masih bisa ngebudget untuk investasi, dana pensiun, dan bahkan asuransi jiwa. Nggak banyak sih, tapi yang penting ada. Prinsip saya nggak apa-apa makan telur seminggu penuh asal bisa ke restoran sekali, dan asal semua tabungan investasi etc tetap jalan. Ini buat saya pencapaian lho, karena saya datang kesini cuma modal cinta saja. Orang asli sini saja belum tentu bisa walk out begitu.
Baik anda mahasiswa yang menunggu kiriman wesel dari rumah (masih ada ya??), pekerja kantoran gress baru lulus kuliah, atau bos besar dengan sopir dua dan pembantu lima, pengelolaan keuangan anda sangat penting dalam hidup anda. Dikira-kira memang enak, dan saya yakin banyak orang yang hidupnya baik-baik saja dengan perkiraan budgetingnya; namun angka tidak bisa bohong. Melihat angka merah di budget app anda lebih bikin 'bangun' daripada sekedar berpikir, "Kayanya gue udah over budget deh." Buat yang berpasangan/berkeluarga pun keuangan bisa make or break relationship. Sudah siap hidup tenang?