AdSense Page Ads

Showing posts with label Cerai. Show all posts
Showing posts with label Cerai. Show all posts

Monday, March 6, 2017

Halo Selingkuhan Suami Saya

Editor's note:  People have been asking for a proper English translation of this post, so we now have one available.  Click here to view it.


Halo Mbak yang memacari suami saya. Nggak risih gitu Mbak?

Santai Mbak, saya nggak berusaha nge-judge Mbak kok, apalagi merebut kembali mantan suami saya. Dia boleh buat Mbak kok, saya rela. Saya menulis ini buat Mbak-mbak yang lain yang sedang atau berpikiran untuk memacari pasangan orang. Selingkuh itu mahal lho.

Buat saya yang diselingkuhi, kisah asmara kalian membuat saya rugi:
-1588 hari bersamanya. Ini jumlah hari saya bersama mantan suami, dari kami pertama bertemu sampai saat saya pergi dari rumah
-216 weekend bersama anak-anaknya. Ini kurang lebih jumlah weekend plus hari libur yang kami habiskan bersama anak-anaknya.
-5 hari ulang tahun, 4 hari natal, 5 hari Ayah, 3 Thanksgiving.
-Sekian banyak mainan, buku cerita, baju, tiket nonton/game, bentuk-bentuk hadiah atau hiburan lainnya untuk dia dan anak-anaknya.
-Sekian banyak amarah, kesedihan, frustasi, tangisan yang saya alami, serta yang dia alami dan berusaha saya bantu tanggung
-Karir saya, karena saya berhenti kerja demi persiapan pindah untuk bersamanya
-Keluarga dan teman-teman saya, yang juga harus saya tinggalkan
-Umur saya, yang jelas nggak bertambah muda

Pasangan saya adalah investasi saya untuk masa depan yang saya rawat dengan baik dan benar, dan Mbak dengan sukses menjebolnya. Bangga Mbak?

Iya, Mbak tahunya dari mantan suami saya bahwa saya tidak cinta lagi sama dia, bahwa hubungan kami sudah tidak terselamatkan, bahwa kami akan bercerai. Mbak jelas nggak tahu kalau:
-Saat kalian bertemu saya yang membelikan tiket pergi ke kota Mbak, karena saya takut dia sebagai orang asing ditipu di negara orang
-Saya sibuk dag dig dug berharap dia baik-baik saja karena jarang dengar kabar dari dia saat seminggu dia di kota Mbak, alasannya sih ga dapat sinyal
-Keluarga saya yang walaupun nggak mengerti kenapa dia pulang kampung tanpa saya tetap menyambutnya dengan hangat
-Saya mengirimkan bunga ke makam ibunya untuk Hari Ibu plus bunga untuk ibu-ibu anak-anaknya, saat dia asyik masyuk dengan Mbak di negara asal saya
-Sebelum dia pergi untuk liburan (baca: selingkuh) dan sampai saya minta cerai, saya masih tinggal serumah dengannya, masih menjalankan hubungan suami istri normal; walaupun dia bilang ke Mbak saya hanya datang untuk minta ‘jatah’.
-Setelah kalian ‘berteman’ di Facebook (yang saya nggak tahu), saya masih: membawa dia kencan ke resto cihui untuk merayakan hari jadi kami, menyiapkan kukis ulang tahun untuknya, sampai membelikan hadiah Hari Ayah untuk dia dan anaknya plus dinner seru lengkap dengan penari Samba. Yang Hari Ayah ekstra spesial karena 3 hari sebelumnya saya menemukan bukti perselingkuhan kalian.

Kebayang nggak Mbak jadi saya? Kebayang nggak saya menemukan “Baby I miss you” di Facebook dia? Kebayang nggak saya membaca “I love your son” dari Mbak? Saya lho Mbak yang disitu bersama dia, yang mengeloni anak-anaknya, dan Mbak nggak ada angin nggak hujan bisa dengan entengnya bilang ‘Love your son’? Kebayang nggak saya yang mati-matian minta dia melepas Mbak, berusaha mengingatkan soal anak-anaknya? Kebayang nggak anak-anaknya yang bingung karena ibu tirinya mendadak hilang, dan tiba-tiba ada yang baru dijejalkan ke mereka? Ini hasil selingkuhan Mbak. Ini keluarga yang hancur karena pilihan Mbak. Puas, Mbak?

Iya sih setelahnya Mbak minta maaf ke saya, tapi kok Mbak nggak mikir sih saat Mbak belum ketahuan? Buat apa sih memangnya, Mbak? Nggak malu gitu? Jangan pakai alasan Mbak masih kecil, Mbak ditipu mantan suami saya dan sebagainya. Sebagai penulis tulisan saya bisa dibaca publik, Mbak bahkan nggak perlu repot stalking saya untuk tahu siapa saya. Kalaupun nggak ada info tentang saya, Mbak bisa dong berpikir dari pihak perempuan, bagaimana rasanya kalau terjadi pada Mbak. Bedanya saya dengan Mbak adalah, saat ketahuan Mbak berujar: “Kenapa dia bisa tahu tentang saya?”, kalau saya akan berujar: “Kok dia bisa baru tahu tentang saya?”. Ketahuan kan mana yang lebih superior?

Dan ini adalah sesuatu yang akan dibawa sampai seterusnya lho Mbak: cap perusak rumah tangga orang, cap perempuan rendahan. Orang-orang yang tahu cerita aslinya akan melihat Mbak dengan rendah, dan ini termasuk keluarga dan teman dekatnya. Yang nggak tahu tapi kepo dan berhasil menemukan blog saya bisa membaca artikel-artikel mengenai perceraian saya yang saya tulis sebagai bentuk terapi. Dan seringkali ya Mbak, nggak penting siapa yang benar, yang penting siapa yang berbuat skandal. Walau Mbak selingkuh atas nama cinta, tetap saja selingkuh dan lidah akan bergoyang. Nggak selingkuh pun kita wanita perlu menjadi benar-benar super untuk mengalahkan bayangan si mantan pacar/istri, apalagi selingkuh.

Buat [para] Mbak yang sudah terlanjur didalamnya, tulisan ini mungkin percuma. Tapi buat Mbak-mbak yang lain yang berniat, dipikir lagi deh. Apa iya menghancurkan perasaan wanita lain (dan sebuah keluarga) itu seharga cinta yang akan anda dapatkan? Apa iya rasa malu dan hinaan orang lain seharga cinta tersebut? Kalau benar cinta kan nggak kemana, dan bisa menunggu sampai si dia benar-benar single (putus/cerai dari pasangannya). Apalagi yang pasangannya track recordnya doyan selingkuh. Rugi kan, sudah dosa karena berbohong dan melukai perasaan orang lain, seumur hidup dicap perempuan nggak benar, eh hubungannya nggak bertahan juga. Menuntut kepastian demi harga diri kalian itu jauh lebih baik lho, Mbak-mbak sekalian.

Kata orang urusan begini jangan diumbar, tapi buat saya ini penting. Biasanya kita hanya tahu “Si A dan Si B bercerai karena si A selingkuh,” tapi tidak ada yang tahu detail yang terjadi saat itu. Ini yang sebenarnya terjadi saat anda memutuskan berselingkuh. Akan ada orang-orang yang hanya membaca berita ini sebagai skandal sensasional, tapi akan ada, dan ini target saya sebenarnya, orang-orang yang membaca ini dan bisa mengerti mengapa selingkuh itu salah. Orang-orang ini akan mengedepankan harga diri mereka dan bilang ‘tidak’ pada tawaran selingkuh, baik pria maupun wanita, dan akan mengingatkan anak-anak mereka untuk tidak berselingkuh, terutama anak gadis. Kenapa? Karena kita perempuan yang paling terlihat jelek saat berselingkuh.

Balik lagi ke Mbak tersayang, selamat dan semoga hidup Mbak bahagia. Terlepas dari semua kepahitan saya, saya membuang seorang suami yang tidak setia dan hidup single dengan ceria. Walau di negara orang, saya mampu mencapai kebebasan finansial (baca: hidup kere tapi asyik) sambil menikmati lirikan-lirikan dari para pria tampan disini. Bisa kok meraih kebahagiaan tanpa bantuan orang lain, dan jelas tanpa merebut kebahagiaan orang lain. Sukses ya Mbak, perjuanganmu masih panjang dan berat. Berjuanglah!!

*Update*
Saat ini (6 am Mar 7 2017 LA time) artikel ini sudah hampir 21k dibaca. Whoaaaa!!! Terima kasih banyak atas semua dukungannya!!!! Kalau boleh aku mau nambahin:
1) Artikel ini bukan untuk 'menyerang' si Mbak, tapi untuk memberitahu dan menguatkan para pembaca diluar sana. Jadi nggak usah penasaran kayak gimana sih mantan suami dan si mbak hihihi. Kalau tujuan saya jahat saya kasi semua link sosmednya dari awal ;)
2) Saya juga ga ngulik 'Kenapa' atau alasan mereka, karena tiap orang punya alasan masing-masing dan karena kita nggak di posisi mereka kita nggak bisa ngejudge. Jadi please jangan ngejudge :* .
3) In fairness, si Mbak ini sudah minta maaf dan menawarkan mundur, tapi saat itu saya sudah babak belur dan ga bisa lagi (secara nurani) untuk menerima suami saya kembali. Saya tetap menghargai usaha dia untuk memperbaikinya :)

Jadiiii.... Mari kita perlakukan tulisan ini sebagai mana tujuan aslinya: untuk menginfokan dan menguatkan. Nggak usah bawa-bawa yang lain oceee. Love you all!

*Update 2*
2018 dan masih banyak yang sms saya bagaimana bisa move on. Silakan lho meluncur ke Gramedia atau toko buku terdekat untuk mencari buku saya: Dear, Mantan Tersayang - 25 cara move on dari mantan . Bagus lhoooo hahaha (eh dia malah jualan). Anyway, thanks for reading!!! Terimakasih sudah membaca!!




Wednesday, September 21, 2016

#TeamJen a.k.a Selingkuh Itu Tidak Indah


Kalau pada bingung kenapa #Brangelina yang cerai tapi malah #TeamJen yang jadi trending topic, padahal Brad-Jen sudah pisah dari 2005, itu karena Jennifer Anniston yang diselingkuhi dan jadi tokoh protagonist 11 tahun lalu. 11 tahun lalu lho. Kalau cuma bisa memilih satu alasan untuk tidak selingkuh, ini yang paling tepat. Apapun alasannya, jadi pasangan selingkuh (apalagi perempuan) itu cari mati lho. Orang nggak sebaik itu sama PIL, apalagi WIL. Prince Charles misalnya, walaupun dari awal memang cintanya sama Camilla dan bukan Diana tetap saja Camilla yang terlihat jahat. Jennifer Anniston yang sudah happily ever after sama Justin Theroux pun keseret-seret sama Brangelina, karena publik masih ingat bagaimana dia dulu diperlakukan sama Brad Pitt, yang sudah pamer-pamer kemesraan sama Angelina bahkan sebelum proses cerainya selesai. Orang-orang yang terlibat mungkin sudah nggak inget/nggak perduli lagi; tapi sampai kapanpun cerita "Iya, si A itu lho yang waktu itu selingkuh sama pacarnya si B…" itu nggak akan ada matinya.

"Tapi kan cinta kita abadi selamanya, seperti kata Mbah Dukun!" jawab anda. Sip sip, jawab saya, paling nggak abadi sampai PIL/WIL lainnya datang kan? Sayangnya selingkuh itu tabiat alias akan terus berulang. Ada orang yang sekali selingkuh ketahuan nggak ketahuan sudah menyesal setengah mati. Ada orang yang nggak bisa berhenti selingkuh. Pas selingkuh itu seru lho. Deg-degan nggak jelas, main petak umpet, pokoknya exciting/asik banget deh. Dan karena PIL/WILnya diumpetin, nggak ada yang kasi tahu kekurangan-kekurangan si PIL/WIL yang mungkin setelah benar anda resmi go public sama dia justru akan bikin malu anda. Kita PDKT ada dong yang nanya-nanya, "Bener tuh cewek loe gpp, gue liat dia makan mie ayam sampe 3 mangkok lho" atau "Loe yakin ma tu cowok, kemarin denger-denger dia ngompol pas nonton The Conjuring". Karena diumpetin kelihatannya selangit, padahal bisa jadi setelah go public baru berasa tukar mobil Alphard sama Avanza. Setelah itu kecewa, daaaan cari lagi lah PIL/WIL baru. Abadinya sampai situ saja hihihi.

Jadi selingkuhan juga berarti harus menghapus semua jejak keberadaan anda biar nggak ketahuan. FYI, waktu saya bilang "Halo" sama selingkuhan suami saya di Facebook langsung semua foto dan postnya dibikin private, ID untuk sosmed seperti LinkedIn Twitter dan sebagainya juga dihidden. Selaku saya yang hobi gonta-ganti profile pic, nggak kebayang nge-hide/ganti settingan privasi semua foto saya. Nge-hide akun sosmed juga repot, gimana mo eksis di sosmed kalau orang mau cari saya nggak bisa. Setelah kami resmi daftar cerai list akun sosmednya nongol lagi dong. Sayangnya semua diset jadi 'Private' setelah saya sempat mengancam si mantan saya akan ngerjain perempuan ini di sosmed karena mantan saya reseh. Harusnya nggak pakai diancam ya, langsung dikerjain aja. Toh dia tahu risikonya macarin suami orang, apalagi yang aktif di sosmed dan penulis pula.

Hal ini membawa kita ke alasan berikutnya. Kata orang "Choose your battle wisely", pilih perangmu dengan bijak. Kalau memang benar mau selingkuh dan siap menderita demi cinta terlarang (jyaaaah…), paling nggak pilih lawan yang nggak bisa menghajar anda balik, dan gali sedalam-dalamnya tentang lawan anda. Saya sih nggak sekelas Trinity atau Dewi Lestari, tapi saya sempat lho bikin buku tentang kisah cinta saya dan mantan suami saya. Jadi kalau sekarang saya rutin mengupdate saga/drama perceraian saya (yang mungkin menyeret nama mbak ini) ya risiko pilihan si Mbak ini ya. Belum lagi teman-teman di Indonesia yang sudah gatal ingin memberi pelajaran. Saya sih mau bilang ini karena saya orang baik yang disayang teman dan rajin menolong nenek-nenek menyeberang jalan (kibas rambut), tapi seringkali orang mau ikut ngerjain karena alasan yang sama dengan orang ikut ngegebukin copet padahal bukan dia yang dicopet: seru.

Kalau sampai sejauh ini anda masih keukeuh jadi PIL/WIL, setelah:
1.Tahu anda akan dianggap buruk (mungkin) selamanya
2.Tahu anda bisa digantikan dengan PIL/WIL berikutnya
3.Tahu anda harus rela menghapus jejak keberadaan
4.Tahu anda bisa jadi bulan-bulanan sang suami/istri/pacar resmi
Dan anda masih keukeuh jadi Sephia ("For love I will!" kata anda dengan semangat), gimana kalau nggak jadi PIL/WIL demi kehormatan anda sendiri?

Waktu suami saya selingkuh sama si Mbak, 'jualan'nya sama: dia teraniaya dan kita akan bercerai. Padahal proses cerai kami baru mulai setelah dia ketahuan selingkuh dengan si mbak dan berkeras nggak mau putusin si mbak. Saat ketauan saya masih open untuk memperbaiki, pakai acara nangis-nangis dan mohon-mohon; tapi karena terus nggak mau ngelepas si mbak ya saya yang harus bye bye. Minta tandatangan cerai juga lama, karena dia juga nggak mau ngelepas saya. Setelah tanda tangan pun masih yang minta rujuk minta marriage counselling dan seterusnya, kirim message ke semua keluarga dan teman-teman kami betapa dia sangat cinta saya, tapi tetep si mbak nggak mau dilepas. Buat cadangan. Saya jujur nggak ngerti sama si Mbak, apa nggak sakit hati ya diperlakukan seperti ban serep begitu?

Saya pun pernah kok jatuh cinta pada pacar orang. Tapi ya itu, kita nggak announce atau menyatakan kita resmi pacaran, karena memang nggak. Setelah dia resmi putus baru kita pelan-pelan jadian, itu pun masih underground biar nggak disangka mereka pisah karena saya. Saking undergroundnya sampai waktu ada event dia dan mantannya masih dicie-ciein padahal saya ada disitu. Stay classy bo, seperti tulisan di cover photo fesbuk si Mbak setelah saya upload cover lagu Send My Love to Your New Lover nya Adele di yutub. Kalau kamu sebegitu berartinya untuk orang ini, orang ini akan sebisa mungkin mengusahakan agar kamu nggak terluka, agar dia bisa ada secara utuh untuk kamu. Proses putus/cerainya diurus, dipastikan kamu selamat/nggak jadi bulan-bulanan massa, dan sebisa mungkin menunjukkan cinta kalian berdua suci dan tulus. It can be done and it should be done. Hal ini bisa dilakukan dan harusnya dilakukan.

Orang-orang yang sensi sama saya mungkin bilang, "Ah elunya juga yang nggak bener makanya dia cari yang baru," atau "Salah sendiri nggak bisa ngejaga suami." Ini saya nggak bisa argue/debat karena haters gonna hate. Tapi mau kondisi saya dan si mantan seperti apapun, si WIL akan tetap terlihat salah; apalagi kalau saya terlihat sebagai pihak yang teraniaya. Dan memang diselingkuhi itu sakit lho, apalagi saat pasangan bersikeras membabi-buta memilih orang lain daripada kita. Mendadak hidup sendiri di Amerika juga beratnya amit-amit. Datang kesini cuma bawa cinta, dan sekarang dengan gaji nggak seberapa harus sewa+furnish apartemen sendiri, bayar tagihan + asuransi dan sebagainya sendiri, plus meratapi nasib. Si mantan yang belum genap 2 bulan proses surat cerai sudah ke Indonesia untuk wisuda si mbak pun jelas nggak membantu si Mbak terlihat lebih baik. Itulah kenapa saya nggak repot-repot nunjuk si Mbak ini siapa. Kasihan.

Besar harapan saya si Mbak dan mantan saya akan bahagia selamanya, karena kalau nggak bahagia saya kemarin dibikin nangis-nangis nggak ada gunanya dong. Saya juga nggak mau mantan saya balik ke saya, 'Cukup Sudah' kalau kata Glenn Fredly. Ini artikel bukan untuk menjatuhkan si Mbak ya, jadi kalau kamu atau temanmu baca Mbak jangan sensi sendiri. Artikel ini justru untuk menolong mengingatkan orang-orang lain bahwa Crime doesn't pay, kejahatan itu nggak seimbang bayarannya. Ada banyak cara menggapai cinta, tapi menjadi PIL/WIL itu bukan salah satu diantaranya. Hargai pasangan orang tersebut, hargai diri anda sendiri. Kalaupun memang harus jadi Sephia, pastikan kalau semuanya memang sudah tidak terselamatkan antara pasangan anda dan pasangan resminya dan perpisahan sudah diproses, paling tidak demi nama baik dan kehormatan anda sendiri. Ingat, Selingkuh itu Tidak Indah. Main rapi ya para pembaca…

Search This Blog