AdSense Page Ads

Friday, July 3, 2020

Kontrol Tanpa R



Jadi elu pikir karena gue pake baju terbuka boleh loe pelototin dari atas ke bawah, di rewind di CCTV? Oooh baiklah. Berarti kalau elu cukup goblok buat ngunjukin kontol loe boleh dong gue foto dan sharing buat ketawa-ketiwi ma temen-temen gue?

Jadi elu pikir karena gue pake baju terbuka boleh loe kata-katain pelakor? Mbak, kalau kelakuan loe panik ngamuk ga jelas begitu jelas aja suami/pasangan mbak kabur. Insecurity itu sangat nggak menarik lho mbak.

Jadi elu pikir karena gue pake baju terbuka boleh loe ajak ngamar? Ngaca dulu lah oom. Sanggup ngasi apa elu? Bayar makan di S*laria aja megap-megap, boro-boro sewa kamar yang agak bagusan di R*tz-C*rlton. Belom lagi kalau cuma secelup dua udah kelar, kalah lama sama teh celup.

Rasanya luar biasa untuk memiliki kendali akan apa yang terjadi pada badan saya. Apa yang saya mau, saya kejar. Nggak cocok, yuk bye bye. Bahwa saya konon cuma dipakai untuk pemuas nafsu belaka juga saya nggak bisa marah. I did the same. Saya melakukan hal yang sama. Kalau elu mau menutupi patah hati loe dengan bilang gue sampah murahan ya gpp. Silakan. Monggo. Apapun yang bisa membuatmu merasa lebih baik karena gue mendadak hilang setelah kencan pertama.

Dan itu mengerikan lho. Bagi laki-laki sini sih mungkin nggak. Mereka sudah cukup terbiasa sama perempuan yang banyak maunya dan ga keberatan menendang lelaki kalau dianggap tidak sesuai. Hukum pun berlaku sangat ketat dan model-model mas CCTV ini bisa dengan mudah dipenjara walau tanpa aduan. Bahkan sesama lelaki pun sangat mungkin bakal speak up kalau melihat rekannya melecehkan perempuan, walau hanya karena takut ikut dipecat.

Di Indonesia dan negara konservatif lainnya? Jangan ditanya… Kalau nggak ikut melototin atau bilang risih, nanti dituduh cemen dan bahkan gay, lalu nanti dibully. Makanya perempuan seperti saya nggak laku. Siapa yang siap dibandingin ukuran jawaranya atau diberi nilai untuk performanya? Karena itu berarti si perempuan yang memegang kontrol/kendali atas aktivitas seksual tersebut.

Lagi-lagi soal kontrol kan. K*ntol memang berhubungan dengan Kontrol. Paling gampang deh: Keperawanan yang harusnya menjadi bukti cinta dua insan (berarti lelaki juga yeee) dan bukti ikatan dua insan untuk membangun keluarga sekarang hanya menjadi sebuah penanda "itu bekas gue", atau kalau janda, "itu bekas orang". 

Menggoda wanita atau mempergunakan mereka sebagai sumber kepuasan seksual (bahkan 'sekedar' catcall/disuitin) itu juga bentuk kontrol berdasarkan k*ntol.  Kontrol tanpa R, dimana R itu untuk 'respek', ya cuma sisa K*ntol aja. Nggak berfaedah banget-banget. I mean, all natural-born men got one kan. Tiap lelaki yang lelaki dari lahir pasti punya.

Saya tahu lelaki berpikir hot banget kalau mereka gantian digodain wanita. Percaya deh, nggak ada hot-hotnya digodain sama orang yang menurut kita nggak menarik. Yang lelaki digodain sesama lelaki, misalnya? Atau yang digodain sama orang kayak saya yang ndut hitam jelek pula? Sudah gitu digodainnya dengan niat dan dibikin seperti seonggok daging mentah. Ya emang daging. Ngapain melihara sapi kalau cuma perlu hotdog nya sesekali?

Saya pernah dibilang saya harus malu sama diri saya, bahwa sexual awakening saya ini memalukan. Nggak usah dibahas karena ketahuan betapa murahannya saya. Tapi saya masih lho berbincang dengan mantan-mantan saya yang lain. Saya masih main game, saya masih berdiskusi politik, bahkan masih saling ngelike dan nge-reply story di IG. Mereka semua tahu saya punya pacar dan nggak ada satupun yang kurang ajar. Yang kurang ajar ya saya ga repot kontak, langsung saya block.

Karena bagi orang-orang ini riwayat penghangat dipan saya itu nggak mendefinisikan saya. Baju saya seperti apa pun nggak mendefinisikan saya. Ini yang saya terus berharap orang Indonesia akan mengerti, baik lelaki maupun perempuan. Terutama perempuan karena biasanya kita korbannya, dan juga kita yang memiliki kesempatan lebih besar untuk mendidik lelaki muda (i.e. anak/keponakan/cucu kita) untuk mampu melihat wanita sebagai manusia dan bukan sekedar benda.

Wanita yang terhormat adalah wanita yang mampu menjaga kehormatannya, begitu konon cerita. Well, apanya yang terhormat bagi lelaki yang bersikap seperti anjing kelaparan? Para wanita, please understand this. Mengertilah akan hal ini. Alasan akan selalu ada. Karena baju loe, karena gaya loe, karena bentuk badan loe, karena muka loe. Kalau kita membuang alasan itu, yang tersisa hanya mahluk najis yang menganggap ia berhak atas kita. Nggak ada bedanya dengan copet atau rampok.

This is our body. Ini badan kita. Mobil yang diparkir di pinggir jalan atau parkiran mobil dan dicuri itu kan bukan salah mobilnya. Salah pencurinya. Rumah yang dirampok pun salah rampoknya. Jadi kenapa saat orang mempergunakan kita, merampas kehormatan kita (langsung atau tak langsung), malah kita yang salah?

No comments:

Post a Comment

Search This Blog