AdSense Page Ads

Tuesday, July 14, 2020

Minus 15





Jadi di Amerika ada juga acara TV sampah yang isinya orang berantem. Model talk show gitu tapi biasanya pasangan yang konflik dan berusaha membuktikan dirinya yang benar. Kalau kasus selingkuhan maka si selingkuhan pun diajak manggung dan bisa berantem on stage.

Bingung kan? Si mbak asli bakal sibuk jejeritan sama si mbak baru. Lalu pas si lelaki naik panggung ternyata mukanya cukup sekian dan terimakasih. Jeng jeng jeng. Biasanya saya pun jadi rusuh jejeritan: "THROW AWAY THE WHOLE MAN! BUANG LELAKI ITU!"

Saya jarang sih nonton, karena saya suka ikut stres sendiri. Emang nggak ada lelaki lain apa sampe yang punya orang diembat juga? Emang ga ada lelaki lain sampe yang udah jelas-jelas ga menyesali perbuatannya diperebutkan sampai sebegitunya?

Saya mengerti sih. Ini bukan lagi masalah cinta, tapi masalah ego. Marahnya si mbak asli marah macan betina saat ada yang masuk teritorinya. Belagunya atau alasannya si mbak baru juga karena memang kadang cari teritori baru.

Sementara si lelaki yang seadanya cengar cengir bahagia ada dua perempuan yang berantem memperebutkan dia. Rugi banget ga sih?

Saya jadi teringat berbagai curhat orang ke saya. Kurang lebih sama seperti acara TV itu tapi nggak on air dan ceritanya berhenti di saya. Ya itu, hampir selalu si mbak asli ngejar mbak baru dan bukannya dibuang aja itu lekaki.

Susah ya. Berdasarkan skala privileged yang lagi ramai di medsos saya tuh minus 15 hahahaha. Tahu banget susahnya dapat lelaki di Indonesia. Saya rasa para perempuan di Indonesia yang segitu marahnya sama pelakor ya karena itu. Biar si lelaki seadanya tapi dapatnya sudah susah payah. Belum lagi resiko jatuh martabat di mata sekitar. Kalau ada pilihan janda/ga perawan di skala privileged itu mungkin minusnya 200, sedikit diatas biseksual.

Walau logikanya lelaki yang selingkuh dibuang saja, tapi kenyataannya ga semudah itu. Apalagi kalau dia tulang punggung keluarga. Iya dia brengsek. Iya mungkin dia nanti cari perempuan baru lagi. Iya mungkin dia kabur dan akhirnya anak ga dinafkahin lagi. Tapi itu kan nanti. Yang penting sekarang nggak malu. Yang penting sekarang anak bisa makan.

Inilah kenapa jadi perempuan harus bisa mandiri, apalagi kalo tahu skor dibawah rata-rata dan underprivileged. Kita harus punya opsi ya. Kalau bapak nggak bisa diandalkan, ibu harus siap berjuang. Orang yang sudah tahu nikmatnya cinta terlarang seringkali ketagihan, apalagi kalau berasa nggak ada hukuman yang berarti.

Sekali, dua kali, lalu terus saja. Lalu sampai kapan mau bertahan? Berapa banyak mbak baru yang harus dilabrak, bahkan mereka yang nggak tahu si lelaki punya mbak asli karena bangke ini bohong? Pada akhirnya kita harus mampu untuk menilai diri kita dan bilang: "I worth more than this. Gue lebih bernilai dari ini. Rugi bandar kalau terus begini."

Mengutip Robin Williams:
"I used to think the worst thing in life was to end up all alone. It's not. The worst thing in life is ending up with people who make you feel all alone."
"Aku dulu berpikir hal terburuk dalam hidup adalah hidup sendiri. Aku salah. Hal terburuk dalam hidup adalah hidup bersama orang yang membuatmu merasa sendirian."

Semoga ya para pembaca nggak berakhir konyol seperti orang-orang di acara tv saya. Semoga yang lagi stress diberikan kedamaian, semoga yang ingin cabut diberikan kekuatan. Jangan menyerah ya para pembaca. Kamu tidak sendiri.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog