A little bit of this, a little bit of that, and all the things the cat sees along her way
AdSense Page Ads
Wednesday, July 23, 2014
Si Kotaan yang Bermental Terjajah
Tuesday, July 15, 2014
The Happily Ever After Theory
Sunday, July 13, 2014
Menanti Terbuktinya Kecurangan Jokowi
Thursday, July 10, 2014
Kucing Kampung Dan Momen Indonesia
Teman Saya yang Tidak Suci
Saturday, July 5, 2014
Haru di Dada untuk Indonesia Tercinta
Karena satu dan lain hal, saya tidak bisa memilih hari ini. Dulu-dulu saya tidak perduli, tapi kali ini saya sedih sekali. Untuk pertama kalinya saya perduli siapa presiden saya. Untuk pertama kalinya saya percaya dan berani berharap pada calon presiden saya. Untuk pertama kalinya saya bisa melihat Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang melebihi semua negara 'keren', Indonesia yang sebenarnya. Tapi saya tidak bisa memilih.
Saya sedih. Saya kecewa. Sepertinya semua 'keaktifan' saya di sosmed dan blog percuma, semua usaha saya untuk mengingatkan orang-orang tentang pentingnya dan hebatnya pilpres kali ini tidak ada artinya, karena ternyata saya tidak bisa memilih. Rasanya seperti ikut maraton tapi berhenti persis sebelum garis finish. Atau ikut ospek OSIS tapi berhenti persis sebelum inagurasi. Buat apa semua ini, batin saya, buat apa.
Lalu teman saya mengirimkan link youtube ini.
Dada saya rasanya ingin meledak, air mata nyaris tak terbendung. Di meja makan hotel mewah tempat kami merayakan hari kemerdekaan Amerika Serikat bersama keluarga suami saya, diantara beragam makanan a la barat dan pisau garpu (yang masih berusaha saya kuasai), diantara suara orang berbicara dengan bahasa Inggris membicarakan asyiknya acara kembang api kemerdekaan kemarin malam, saya terdiam. Tercekat. Terharu. Saya ingin meneriakkan perasaan saya di tengah ruang makan tersebut dengan lantang: "Negara gue. Asli. Keren."
Kemarin malam saat kami ikut acara 4th of July (hari kemerdekaan), saya terpikir: Kok Indonesia tidak bisa begini ya? Makanan yang disajikan adalah makanan khas Amerika, burger hotdog barbekyu dan sebagainya; lalu dilanjutkan dengan acara kembang api dengan background musik lagu-lagu patriotis dimana para saudara suami saya (dan pengunjung lain) ikut bernyanyi dengan lantang; dan semua ini dilakukan dengan dekorasi merah putih biru yang merupakan warna nasional mereka. Di Indonesia saya jarang melihat orang yang semangat 45 merayakan 17 Agustus, apalagi kaum menengah atas.
Tapi kedepan akan beda. Saya yakin itu. Video youtube diatas adalah buktinya. Dan saya bangga, saya bangga luar biasa bahwa saya ada di dalam pergerakan ini, saya bangga tak terperi menjadi bagian dari sejarah ini. Walaupun saya tak bisa memilih, tapi saya tetap bagian dari pergolakan dan perubahan ini. Saya bangga. Amat sangat bangga.
Karena pilpres ini bukan sekadar memilih 'presiden' untuk 5 tahun kedepan seperti yang banyak orang masih percayai (kalimat klise: siapa pun presidennya sama aja, siapa pun presidennya masih kudu kerja banting tulang juga); pilpres ini adalah memilih Perubahan, memilih Harapan. Untuk pertama kalinya kita bangsa Indonesia punya pilihan, mau berubah, bisa berharap. Untuk pertama kalinya kita tidak lagi bersikap seperti bayi yang menunggu disuapi dan pasrah mau diapain saja, untuk pertama kalinya kita bersikap seperti orang dewasa dan berkata: ini pilihan saya.
Bila anda masih ingin golput atau memilih asal, sekarang saatnya anda tersadar, tersentak, terbangun. Pilpres ini adalah tonggak sejarah Indonesia dan buat saya sama pentingnya dengan deklarasi Sumpah Pemuda dan Kemerdekaan Indonesia, karena seperti halnya peristiwa-peristiwa diatas pilpres kali ini adalah saat dimana bangsa Indonesia berdaulat sepenuhnya, dimana pilihan kita menentukan nasib bangsa Indonesia bukan hanya 5 tahun kedepan namun jauh setelahnya. Sudah terlalu lama kita tidak memiliki kedaulatan ini, sudah sekian lama kita terpuruk tanpa harapan akan perubahan dan hanya menjadi boneka hidup. Sekarang kita memiliki kedaulatan tersebut, memiliki keeksklusifan untuk memilih, memiliki harapan dan kedewasaan untuk mempertanggungjawabkan pilihan kita. Sekarang saatnya sejarah tercipta. Indonesia, saatnya kita bersuara!!!