Sudah lihat film Tanah Air Beta? Reviewnya sih sejauh ini bagus, tapi yang bikin saya agak terperangah adalah story kalau aktris utamanya harus berjemur untuk mendapatkan warna kulit yang sesuai (ok, to put it bluntly: biar jadi hitam). Dedikasi yang sungguh patut diacungi jempol, tapi juga bikin saya berpikir: "memangnya ga ada aktris lain yang memang warna kulitnya seperti itu??"
Mungkin saja memang sutradaranya cocok sama aktris ini, jadi apapun yang terjadi harus pakai dia sebagai pemeran utamanya. Namun ini ga merubah kenyataan yang terjadi belakangan ini bahwa masyarakat kita lebih condong menganggap warna kulit yang terang lebih baik daripada yang kulit gelap. Dan akhirnya "kulit putih" menjadi suatu tren, bahkan obsesi, bagi mayoritas wanita Indonesia. Walau harus mengeluarkan uang banyak untuk produk kecantikan dan pemutih kulit (bagi yang mampu), atau rela terkena dampak buruk merkuri (bagi yang tidak mampu), apapun akan dilakukan asal bisa "putih".
Pernah lihat iklan TV ***** Lasting White? Tag line nya "sinar matahari bisa merusak kulitmu, ***** membantu dengan (bla3 keunggulan produk ini)", footage nya pun gadis ini dibandingkan dengan patung yg rusak karena terus terpajan sinar matahari. Tapi ada note bawahnya: "Hindari sinar matahari langsung". Lha? kok terdengar bodoh? Berarti ga banyak membantu dong?? Atau iklan2 produk pemutih lainnya dengan model yang memang etnis Asia Timur atau keturunan bule yang jelas memang putih. Kalau ada produk pemutih yang bisa memutihkan Glenn Fredly atau Marcell secara menyeluruh, nah itu baru efektif! Sayangnya ga banyak orang yang berpikir se-ekstrim saya, dan produk2 pemutih dengan iklan2 bodoh *dan menipu) ini tetap dicari wanita.
Hal ini walau terdengar konyol tapi lumayan menyedihkan lho. Indonesia adalah negara yang benar-benar luas, dengan berbagai variasi suku dan kebudayaan. Cantiknya wanita Indonesia adalah cantik yang bervariasi, yang beragam. Eksotisnya wanita Maluku, manisnya wanita Jawa, cantiknya wanita Sunda, ini adalah sedikit dari segelintir kecantikan khas Indonesia. Di Jakarta sendiri, suku betawi adalah percampuran Arab, Cina, dan Melayu, ada kecantikan yang muncul dan sedemikian khas di tiap wajah wanita-wanita ini. Dan jelas, ga semua dari mereka berkulit terang. Bahkan kalau ditelaah, kulit terang hanya dapat diperoleh dari keturunan (e.g. leluhur yang orang Portugis, Asia Timur, atau negara barat/Eropa lain) dan secara geografis (e.g. Ubud, Sunda, atau daerah pegunungan lainnya). Jadi kalau memang tinggal di dataran rendah/pinggir pantai dan keluarga memang berkulit gelap, agak ga mungkin bisa ganti kulit dan jadi berkulit terang. Justru berterimakasihlah kalau kulitnya gelap, karena Tuhan memang menciptakan kulit gelap agar bisa nge blok lebih banyak sinar matahari yang merugikan.
Saya kedengarannya sinis ya? Bicara memang mudah, namun sebenarnya pressure di wanita itu luar biasa besarnya. Kadang wanita berusaha cuek dan ga mikirin warna kulitnya, tapi tekanan dari lingkungan (e.g. pasangan, keluarga pasangan, bahkan calon pasangan!) kadang demikian menyesakkan. Memang manusia ada kecenderungan lebih senang yang berwarna terang daripada yang gelap, namun bukankah hidup harus realistis juga? Tyra Banks, Beyonce, bukankah mereka juga sedemikian sexy dan cantiknya? Ada kisah satu model dari Bali yang bikin saya sangat salut, dan percaya bahwa warna kulit yang gelap pun bisa "menjual". Dia beserta beberapa orang lainnya difoto dengan Nadine Chandrawinata untuk iklan Bali Safari and Marine Park. Resminya dia dan kawan kawan cuma tambahan saja, tapi entah kenapa justru foto dia yang terpampang dengan segala kemegahan di atas billboard dekat pintu keluar Bandara Ngurah Rai, dan billboard di Padang Galak (jalan menuju Bali Safari & Marine Park), sementara fotonya mbak Nadine cuma nangkring di billboard daerah Nusa Dua. Beat that, darling.
Intinya: Saya nggak anti orang berkulit terang, saya cuma ga mau aja wanita-wanita memaksakan merubah diri cuma demi "trend". Saya percaya bahwa ada kecantikan dalam tiap wanita (Indonesia), terlepas dari apa warna kulitnya, dan saya berharap akan lebih banyak lagi orang (Indonesia) baik pria dan wanita yang menyadari hal ini. it's gonna take a while to change, Amerika yang konon demokratis dan merdeka dari tahun 1776 aja baru memilih Miss America berkulit hitam di tahun 1984 (Vanessa William), dan Miss USA di tahun 1990 (Carole Gist), dan presidennya (Barrack Obama) baru terpilih di tahun 2008. Jadi jelas, hal ini butuh waktu. Ingat ya kawan-kawan: bukan warna kulit terang dan produk pemutih yang membuat anda sekalian bersinar, tapi "bersih" yang sebenarnya membuat anda menonjol. Bersih diri, bersih hati, everything. Seperti di film Robots: "You can shine no matter what you're made of". Jadi bersinarlah wahai wanita Indonesia!
I agree Komenk... gw bangga dgn warna kulit gelap gw... dan setiap ke dokter kulit, gw selalu mohon tdk diberi produk pemutih kulit, cuma produk yg memunculkan warna asli kulit gw...
ReplyDeletePoint-nya, mo warna kulit gelap, kuning, putih yang penting gimana merawatnya sehingga kulit gelap kita sehat, bersih n mulus... that's the impotant.. we are beautiful..
Thks Komenk, it's an honour to have compliment from u.. Chayo, gal..:)
-Jackie-
bagus sekali pendapat terakhirnya mbak. Ijin pinjam pemikiran ya. Saya lagi mau buat tulisan juga terkait hal "rupa" ini. hehe
ReplyDelete