A little bit of this, a little bit of that, and all the things the cat sees along her way
AdSense Page Ads
Monday, October 31, 2011
I'm sorry. But I hate you. A lot.
Stop Lebay, Mas...
Monday, October 24, 2011
Hidup Menu Indonesia!
Saya tidak pernah bisa mengerti istilah “diet”. Buat saya makan ya makan. Selama menu yang boleh dimakan, dan selama ga bikin susah orang, I’ll eat anything. Kalau pakaian sudah mulai sempit dan dompet sudah mulai kosong, sudah saatnya ngerem. Semudah itu. Dan cara lain yang paling jitu? Stop semua makanan ‘bule’ dan hanya makan menu asli Indonesia. Sehat bo’!
Lucu banget,paling tidak buat saya, melihat berbagai tulisan tentang “pola makan yang sehat”. Bukan pola makannya yang lucu, namun menu dan informasi yang ditulis jelas-jelas copy-paste dari artikel luar. Saya pernah menemukan artikel “Mudik Sehat”, yang intinya menyarankan para pemudik untuk makan apel dan keju. Hmm, ini kita membicarakan pemudik yang sama yang naik motor ber-3 dalam 1 motor kan? Lalu artikel “Penganan sehat” yang isinya antara lain popcorn, seledri + dipping, apel + selai kacang. Serius benda-benda ini adalah makanan umum di Indonesia??
Nope, saya ga anti makanan asing. I eat anything, remember? Saya cuma ingin mengkampanyekan enak dan sehatnya makanan asli Indonesia. Saya percaya penuh dengan teori evolusinya Charles Darwin, bahwa mahluk hidup menyesuaikan diri dengan sekitarnya, termasuk soal makanan. Secara logika buat saya tidak masuk akal bahwa menu makan orang asing lebih baik dari menu tradisional kita; karena bagaimanapun juga tubuh kita sudah terbiasa dengan menu tersebut selama entah berapa ratus atau bahkan ribu tahun. Gado-gado (yang variasinya antara lain pecel, ketoprak, tahu tek, tipat cantok), ikan asin, tahu-tempe, urap, dan masih banyak lagi. Teman saya dari South Africa sampai repot-repot berusaha mengimpor tempe karena begitu sukanya dia dengan menu ini.
Ini baru dari segi bahan baku, apalagi dari segi porsi. Sampai saat ini saya belum pernah melihat menu Indonesia yang dagingnya disajikan utuh layaknya steak. Rendang yang terkenal saja hanya disajikan dalam potongan-potongan kecil. Bila anda pernah mencermati menu nasi campur anda, isinya adalah sedikit-sedikit dari semua menu. Pernah ada yang iseng menghitung kalorinya? Saya yakin ga akan seheboh menu Barat yang penuh daging dan sebagainya.
So yeah, menu kita menyehatkan (dari segi bahan baku dan cara pemasakan), rendah kalori (saya ga punya bukti sayangnya, namun kalau saya melihat kecenderungan rendahnya tingkat obesitas di masyarakat Indonesia dahulu harusnya menu ini sesuai dengan kebutuhan kalori kita), dan….. (ini yang paling penting) Ramah lingkungan! Ayolah, masuk akal kan? Sementara menu barat isinya “daging 200 gr” untuk 1 porsi, saya yakin ibu-ibu Indonesia bisa dengan mudah menggunakan daging itu untuk 4 porsi, atau bahkan 5. Jadi sebenarnya kita makan lebih sedikit daging, dan dengan begitu lebih sedikit berperan dalam kerusakan lingkungan. Hidup makanan tradisional!
Saya pernah hidup di kota besar, dan saya tahu sulitnya mencari makanan asli Indonesia yang dimasak dengan benar, bukan yang dimasak sembarangan dan dengan pengawet berlimpah. Kalau boleh saya sarankan, ambil sedikit waktu anda dan coba memasak saat akhir minggu; ajak rekan-rekan anda untuk mengkonsumsi penganan tradisional dan bukan hanya pastry gurih. Biarkan menu tradisional ini terus hidup lewat dapur anda, lewat kesadaran anda. Bagaimanapun juga, menu kita sehat dan irit beib. Selamat bersenang-senang!
Saturday, October 15, 2011
Mind your Business, Mr. Save The Earth, Sir.
Tuesday, October 11, 2011
Going in circle? Make it stop.
Ada pepatah dalam bahasa Inggris: "two wrongs don't make a right". Dua kesalahan tidak akan membuat satu kebaikan, salah ya salah sebenarnya (walaupun saya percaya tidak ada benar-salah yang mutlak kecuali dari Tuhan). Dalam kasus teman saya, dia tahu tindakan saudara-saudaranya salah, namun dia tetap melakukannya dengan alasan 'yang lain juga!', dan akhirnya saudaranya yg lain juga ikutan. Ganti 'pacar' dengan 'alkohol', 'obat bius', 'putus sekolah', atau apapun yg anda suka; intinya tetap sama : bila anda tahu sesuatu itu salah, mengapa anda tidak berubah dan memutuskan lingkaran itu, dan bukan malah membuat lingkaran baru?
Rasanya jawabannya karena lebih mudah menyalahkan seseorang, jadi kenapa repot-repot? Ini jawaban yang tidak valid sebenarnya. Kalau anda melihat orang didepan anda jatuh ke lobang, namun anda tetap mengambil jalan yang sama dan akhirnya masuk ke lobang yang sama, anda tidak berhak menyalahkan dia karena memberi jalan yg salah atau tidak menginfokan adanya lubang. Lho anda sudah lihat sendiri toh?
Tidak seperti species lain dalam kingdom animalia, manusia memiliki kemampuan imajinasi, yang bisa diaplikasikan sebagai kemampuan untuk membayangkan masa depan. Jadi kenapa tidak digunakan dan malah ikut sesuatu yang hasilnya buruk cuma dengan alasan, "habis yang lain juga...!" Gazelle afrika saja jadi lebih hati-hati minum disungai setelah rekannya diterkam buaya, masakan manusia tidak lebih cerdas daripada gazelle dan dengan pedenya terus terjerumus/menjerumuskan diri?
Pikiran manusia adalah tempat favorit saya untuk berjalan-jalan, tiap manusia memiliki pikiran yang unik dan beragam, yang saya nikmati apa adanya tanpa berusaha terlalu jauh mengerti (saya saja masih sering tidak mengerti pikiran saya sendiri). Atas dasar itulah saya tidak terlalu peduli akan teman saya yang kekeh menjalani lingkaran setan-nya. Suka-suka dia lah. Namun demi ketentraman sesi diskusi saya malam-malam, saya berharap anda yang membaca ini akan lebih pandai dan mampu memutus lingkaran setan anda, apapun permasalahannya, dan bukan hanya sanggup dan/atau maunya membeo : "habis yang lain juga...!"
Salam!
Tuesday, October 4, 2011
In the name of God
I can feel Him stroking my hair lovingly; lift my chin up and kiss my forehead gently. I can feel Him put His arms around my shoulders protectively, look me in the eye and as He wipe my tears He smile and say: "You are with me, my child. Fear not, distress not, as I love you. I always do." And with that, I found peace.
In the name of God I shall prevail; I shall not fail His test, his task. In the name of God I will make it; will break free from this hatred emotion and bathe in His love instead. In the name of God I shall walk, for I am His child, as all things dead or alive in this universe. I love you, God.