Oke, noted! Seorang "photographer" perlu spot yang tenang, yang tak terganggu oleh orang-orang demi mendapatkan hasil yang bagus. Tapi bukankah spot-spot tersebut biasanya, erm... , milik umum, yang berarti orang lain punya hak untuk nongkrong di sana??
Yes, I'm being a bitch. Komentar di atas bisa saja diartikan bahwa dia lebih suka lokasi foto yang tenang (coba ke Kuburan Jeruk Purut barangkali?), dan saya saja yang lebay. Namun saya selalu merasa tergelitik (kesal) kalau mendengar orang flaunting/memamerkan, "yeah, berhubung gue fotografer..." atau " wajar kan, secara gue blogger..." atau "sori aja ya, gue tuh dokter..." etc. Oh God....
Yup, saya tahu anda berprofesi sebagai apapun itu namun maaf, entah mengapa saya ga impress atau terkesan. Ingat ilmu padi? Semakin berisi semakin merunduk. Kayanya semua maestro dunia (atau orang-orang yang hebat di bidangnya) ga ada yang mamerin what they're good at. They're just so damn good with what they do (Bill gates, Steve Jobs, Donald Trump, etc), mereka ga perlu menjelaskan kepada dunia tentang kebisaan mereka. Dunia sudah tahu. Sebaliknya, yang repot-repot pamer biasanya mengikuti pepatah lainnya: "tong kosong nyaring bunyinya". Anda yang mana?
No comments:
Post a Comment