Nggak sangka ternyata saya sampai di titik dimana saya punya terlalu banyak sepatu. Jeng jeng jeng.
Yang sneakers. Yang sandal manis. Yang sepatu flat. Yang high heels. Yang boots. Warna warni. Warna gelap. Tali temali. Jangan ditanya koleksi beha dan baju dalam seksi saya. Padahal badan cuma satu dan kaki cuma dua.
Buat saya ini signifikan banget. Jaman dulu saya nggak mau beli sepatu kecuali kepepet. Itu juga belinya yang yakin bisa dipakai berulang kali. Faktor ke-kere-an mempengaruhi, tapi faktor ketidak-pedean juga besar.
Alasannya selalu "Sayang duitnya, mending dipakai yang lain". Terjemahannya adalah "Toh gue ga pantas. Mau dipakai kemana juga?" Tahu diri lho kaki saya nggak mulus, betis segede talas, naik turun bus pula. Bukan kaki ala Dian Sastro pokoknya.
Tapi disini setelah kembali melajang, saya peduli setan. Elu nggak suka ya ga usah lihat. Yang penting saya suka melihat saya pakai sepatu pilihan saya. Dan ini membuat perbedaan yang luar biasa lho.
Saat kita berjalan dengan percaya diri, dengan mengetahui kita merasa cantik dengan pilihan kita, itu pula yang akan ditangkap orang sekitar kita. Kita kelihatan keren di mata orang lain. Walau hanya pakai high heel seharga paket MakDe.
Tapi pede dan nyaman dengan diri sendiri ini susah dapatnya, apalagi kalau sekeliling kita nggak pede. Yang ada kita terus mendengar suara sumbang, terus berusaha dibawa ke level/situasi yang menurut sekeliling kita 'normal'.
Nyebelin kan? Saya rasa saya nggak sendiri. Pasti banyak dari para pembaca yang sempat mendengar "Aduh, nanti apa kata orang?!" Atau mungkin justru para pembaca yang gencar mengkritik err mengingatkan agar teman anda nggak ditertawakan.
Prinsip saya sih, kalau nggak membahayakan, ya udah mingkem saja. Jangan komen. Mau pakai heels/sepatu hak di acara piknik ke kebun raya, boleh lah diingatkan. Tapi kalau cuma mencibir dan bilang "Elu ga pantes ah pakai heels" yuk silakan ke laut.
Sebaliknya, jadilah pribadi yang selalu mendukung. Semua orang butuh merasa nyaman dengan dirinya, jadi jangan jatuhkan orang hanya karena anda yang nggak pede. Bedakan antara kritikan yang membangun dan cibiran jutek.
Dan boleh lho berbeda. Boleh lho punya selera berbeda dengan orang kebanyakan. Yang merasa 'normal' nggak usah merasa terancam, yang merasa 'beda' nggak perlu sibuk menutupi. Selama nggak merugikan orang lain, selera kita ya hak kita.
Rasanya luar biasa sekali bengong memilih mau pakai sepatu yang mana untuk pergi malam ini. Biasanya pilihannya cuma sandal jepit ato sepatu keds hahaha. Ini rasa kebebasan yang sebenarnya. Bebas menjadi diri sendiri. Menakjubkan.
Semoga para pembaca akan bisa menemukan dan merasakan kebebasan ini. Jangan menyerah ya, para pembaca. Salam pede dari Los Angeles.
No comments:
Post a Comment