Pada tahu nggak kenapa seks bebas itu dilarang? Pikiran ini muncul waktu membaca berita tentang penetapan Qanun di Aceh di fesbuk teman saya, dan reaksi teman fesbuknya yang dengan nyolot mengingatkan dia jangan ikut campur urusan agama orang. Padahal niatnya sih nggak usil, tapi akhirnya saya jadi sahut-sahutan sama orang itu. Gemes banget kalau melihat orang yang menceleng-buta tapi tidak tahu alasan yang sebenarnya.
Bukan cuma Islam, di agama apapun sebenarnya seks bebas dan selingkuh itu dilarang. Alkohol juga sih, tapi nanti kita bicara soal alkohol, sekarang kita bicara soal selangkangan dulu. Balik lagi ke masalah seks dan persetubuhan ini, sebenarnya ada alasan valid kenapa kita harus setia kepada satu orang saja atau setidaknya melakukannya secara bertanggung jawab (dan buat perempuan, bukan dengan kita yang nanggung mereka yang jawab). Walau kita yang konon modern telah membuat banyak kemajuan, orang dulu itu juga nggak bego lho. Mereka nggak membuat aturan (agama) tanpa dasar. Mungkin mereka nggak bisa menjelaskan kenapa, tapi mereka tahu bahayanya.
Secara fisiologis, sudah jelas gonta-ganti pasangan itu berbahaya. Bayangkan kalau anda makan buffet tapi cuma pakai satu sendok untuk mengambil semua makanan tersebut, dan nggak bisa dibersihkan sendoknya. Pas ambil menu pertama (nasi misalnya) sih masih oke, pas ambil ayam goreng itu ada nasi yang nempel di buffet ayam gorengnya, lalu nasi+ayam goreng di semur tahu, dan seterusnya. Sampai di bagian dessert/pencuci mulut itu sendok anda rasanya sudah syalala, dan setelah sekian banyak orang yang lalu lalang pastinya itu mangkok-mangkok sajian di buffet juga sudah tidak karuan bukan? Nah sekarang bayangkan kalau sendok itu penis cowok dan mangkok sajian buffet itu vagina wanita, dan yang menempel di sendok+mangkok bukanlah sajian yang sedap dan lezat tapi beragam kuman yang kita tidak tahu. Serem nggak sih? Iya sih ada kondom, tapi itu nggak menjamin bakal melindungi 100% lho.
Manusia juga diciptakan berpasangan. Bukan cuma di agama, di setiap mitologi kuno juga selalu diceritakan manusia itu pria dan wanita bukan? Ini logis banget mengingat anak manusia itu tergolong lama berkembangnya. Anak kuda begitu mbrojol eh lahir sudah bisa jalan, dan kebanyakan hewan begitu sudah siap mempunyai keturunan sudah dianggap dewasa. Manusia baru di umur 16-18 tahun dianggap dewasa, itu saja masih banyak yang sudah bangkotan tapi kelakuannya masih kekanakan. Wajar dong kita jadi posesif dengan pasangan kita dan ingin yang paling 'bersih' agar anak kita (yang akan setengah mati kita besarkan) bisa lahir tanpa masalah kesehatan dan pasangan kita akan ada disana untuk membantu membesarkannya. Ini berlaku untuk pria dan wanita ya. Dimana-mana biasanya wanita yang mau menerima pasangan yang playboy tapi (ceritanya) sudah bertobat dianggap sangat mulia. Helohhhh, you don't know where that thing has been to!! Kalau nggak bisa berpikir jernih soal kesehatan diri sendiri, pikirin kesehatan (calon) anak anda karena biasanya efek samping berhubungan badan adalah punya anak. Salah, tujuan berhubungan badan yang sebenarnya adalah punya anak, kitanya saja manusia yang kreatif dan menggunakannya sebagai sarana hiburan. Jadi ingat itu ya ibu-ibu.
Lalu beranjak ke masalah perasaan. Masalahnya dengan gonta-ganti pasangan adalah hilangnya rasa (taelah...). Tujuan utama punya pasangan itu untuk mengisi relung hati, bukan? Untuk punya seseorang untuk bersandar dan untuk berbagi perasaan. Alasannya (lagi-lagi) karena secara fisiologis kita akan perlu seseorang di masa tua, dan karena dunia ini begitu kompleks kita membutuhkan seseorang untuk teman berbagi untuk memudahkan beban kita. Kalau anda sibuk lihat-lihat kanan kiri, ujung-ujungnya anda akan sibuk membandingkan pasangan anda dengan orang lain dan jadi tidak bahagia dengan dirinya. Pasangan anda pun akan merasa bukan nomor satu dan merasa lebih buruk dari orang lain. Apalagi untuk hubungan badan ya. Beda lho berhubungan badan dengan orang yang memang kita percayai dan kita tahu akan ada untuk kita dengan yang cuma untuk senang-senang. Saya sempat dua kali one night stand, dan walaupun orang-orang itu sudah saya kenal sebelumnya, setelah melakukannya rasanya sangat tidak nyaman. Rasanya seperti ada bagian saya yang ternodai, walaupun saya melakukannya atas kemauan saya sendiri. Di mulut sih gayanya selangit, lagaknya kaya wanita modern yang seksi dan kuat; tapi di hati sibuk meratapi dan merasa jijik karena menjadi bagian dari cewek-cewek murahan yang mau begitu saja dirayu dengan mudah oleh playboy kampung ini. Not worth it.
Sekarang mengerti kan kenapa selingkuh dan seks bebas/pranikah itu dilarang? Buat saya Indonesia itu hebat lho, dan aman untuk membesarkan anak (perempuan). Paling tidak perempuan di Indonesia berpikir seribu kali untuk berhubungan badan karena beratnya norma sosial dan tanggung jawab bila harus jadi single mother. Laki-laki di Indonesia pun juga sebenarnya kebanyakan masih terikat dengan norma sosial untuk menjadi ayah yang baik dan bebas dari perselingkuhan dan alkohol. Nggak kaya di Amerika sini, yang kalau pas lulus SMA masih perawan dibilang nggak laku. Punya anak diluar nikah pun dianggap biasa disini, padahal kalau dipikir kan kasihan anaknya kalau tidak punya bapak/ibu. 18 tahun itu bukan waktu yang sebentar lho. Mana orang sini hands off banget soal anak, nggak kaya orang Indonesia yang nenek/tante/kakak/orangtua masih mau membantu ikut membesarkan. Enak mah di Indonesia.
Yang nggak enak di Indonesia adalah judgment/penilaiannya. Sadis banget orang Indonesia kalau ngejudge orang. Orang (baca: perempuan) yang melakukan seks bebas atau gonta-ganti pasangan kayaknya hina banget, dan tidak terampuni deh pokoknya. Setelah Ephie Craze menulis surat terbuka untuk Anggun C Sasmi, ada yang dengan teganya
posting bahwa Mbak Ephie ini kerja di bar, diselingkuhi suaminya, etc jadi tidak sesuci yang dia tulis di suratnya untuk Anggun. Padahal nggak ada tuh Mbak Ephie ini menulis soal ke'suci'an dia di surat tersebut. Dan lagi, apa iya kalau kerja di bar dan diselingkuhi suami itu sesuatu yang merusak secara permanen? Kalau iya, kasihan banget ya wanita. Harusnya suami yang selingkuh dan pria-pria yang pergi ke bar juga dilihat dengan norma yang sama dong, mungkin bahkan lebih berat. Logikanya, biar wanita buka selangkangan lebar-lebar kalau prianya tidak masuk ya tidak akan terjadi apa-apa bukan? Seks bebas tidak disarankan karena ya itu tadi, berisiko besar bagi kesehatan dan perasaan plus masa depan anak anda. Tapi bukan berarti orang yang melakukannya harus langsung dicap jelek dan hina. Itu keputusan yang ia buat untuk dirinya sendiri lho, bukan diri anda. Jangan ikut campur urusan orang lah. Kapan anda harus ikut campur urusan orang? Saat urusan orang sudah mengancam hidup anda secara nyata. Misalnya saja ada orang yang memang predator seksual, monggo lho anda melindungi diri anda apalagi bila hak anda terampas. Mbak-mbak dan mas-mas yang ingin berbebas ria pun harus bertanggung jawab terhadap keputusannya: main aman dan tidak merusak orang lain (misalnya mengambil pasangan atau keperawanan orang).
Di era sekarang ini yang kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi (dan gunjingan), sangat penting untuk mengerti "Kenapa" nya berbagai hal. Di TV kita dijejali segala percintaan dan gosip gonta-ganti pasangannya selebriti, dan kita mau saja disuapi seperti itu. Ini bukan cuma di Indonesia ya, tapi di seluruh dunia. Di Amrik pun yang laku cuma yang berkaitan dengan skandal. Agama jelas membantu, tapi kita juga harus belajar mengerti kenapa itu dilarang. Misalnya saja image pria yang punya banyak pasangan itu dianggap jantan. Logikanya ya karena mereka keturunannya ada dimana-mana karena main dengan sedemikian banyak wanita. Ruler of the pride ceritanya. Tapi kalau kita kaitkan dengan tanggung jawab untuk membesarkan anak dan menjadi kepala keluarga, apa iya itu terdengar membanggakan? Ada juga terdengar bodoh dan tidak bertanggung jawab, bukan? Membahayakan diri sendiri dan diri orang lain lho. Sekali lagi, tidak cukup cuma dicekoki dengan argumen "Pokoknya jangan!", kita juga harus aktif mencari tahu dan mengerti kenapa tidak boleh karena hanya dengan pemahaman kita bisa membuat keputusan yang paling baik untuk diri kita sendiri.
Wanita bukanlah musuh pria, bukanlah penggoda pria yang akan menjatuhkannya ke neraka. Masa sih Tuhan akan menciptakan mahluk seperti itu? Tuhan kita maha penyayang lho. Internet pun lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya, tapi biasanya yang jelek itu yang lebih cihui. Alasan yang jelek itu dilarang justru karena kecihuiannya, jadi kita lebih tergoda untuk melakukannya dan akhirnya ketagihan. Nonton bokep dan menolong nenek-nenek menyeberang jalan mana yang lebih memberikan perasaan bahagia secara instan? Walau pelarangan itu membantu, akhirnya kita sendiri yang harus bertanggung jawab terhadap keputusan kita. Dan buat anda para wanita yang merasa membuat keputusan yang salah: It's ok. Terlalu banyak kenegatifan terhadap wanita yang melakukan seks bebas tanpa berusaha mengerti kenapa itu terjadi, padahal sebenarnya apa yang ia lakukan tidak ada kaitannya dengan siapa dirinya. Apa iya yang melakukan seks bebas itu langsung lebih hina daripada yang perawan sampai menikah? Belum tentu lho, kita juga bukan Tuhan yang bisa menilai manusia secara objektif. Yang pria juga jangan semena-mena main kanan kiri, ingat lho anda juga punya tanggung jawab yang sama besarnya terhadap diri anda sendiri dan orang lain. Pada akhirnya semua terserah anda, apakah anda ingin melakukan seks bebas dengan segala resikonya atau anda memilih untuk berhati-hati dan setia. Yang bukan terserah anda adalah menjudge orang, karena urusan orang lain bukan urusan anda, oke?!