AdSense Page Ads

Monday, May 25, 2015

Islam yang Bombastis

Pagi ini di timeline fesbuk saya ada berita "Mengungkap berita hoax tentang Rohingya. Seperti biasa ada komen: "Dunia tidak peduli Islam, makanya tidak dicover media!". Saya suka garuk2 kepala kalo baca komen begini. Amrik sini segala sesuatu yang berkaitan dgn Islam itu jadi hot topic, laris bener. Not in a good way sih, karena yang baca dan komen biasanya yang garis keras anti Islam; but it sells. Itu aja masalahnya, media (termasuk blog-blog kecil yang ceritanya bernuansa Islami) cuma jualan hal-hal yang laku dijual.

Coba pikir, kenapa bisa jauh lebih banyak berita umat Muslim dianiaya dengan bombastis dibandingkan cerita2 orang biasa yang menjalankan Islam secara benar? Kayak orang di Amrik sini yg keliling semua negara bagian US untuk mengumandangkan Adzan? Coba pikir deh, itu kan berarti fokusnya bukan berusaha bikin umat damai dan menjalankan Islam sebagaimana mestinya untuk mendapat kedamaian, tapi cuma demi rating dan profit saja. Sama saja dengan koran Lampu Merah atau Poskota.

Bukan cuma Islam lho, semua agama juga 'berdosa' akan bias ini. Untuk hal apapun bahkan (diet, kesehatan, style, etc), biasanya dicari yang bombastis dan heboh nggak jelas, apalagi yang sampe ngejatuhin n ngejelekin pihak lain. Kontroversi kayak gini laris ris ris. Tinggal kitanya yang mengerdilkan nilai kita sebagai manusia, karena ketauan kita 'seneng' berita buruk dan tidak percaya/berprasangka sama orang lain. Dan dengan terus membaca berita-berita kontroversial tersebut tanpa mengecek kebenarannya, yang kita asah cuma sisi jelek kita saja. Mau terus begitu?

Kalo mau bilang media yang anti Islam, asal tahu saja bahwa media memberitakan pembunuhan massal umat Islam di Afrika, tapi beritanya nggak sampe sini. Bahkan situs2 model Pks Piyungan pun nggak memberitakan. Kenapa? Karena orang Afrika nggak laku 'dijual', kita pembaca Indonesia nggak bisa ngerasa friend/sekeluarga dgn orang-orang ini. Kalo yang sesama Asia dan/atau timteng lain cerita. Boko Haram juga nggak ada gaungnya, padahal yang dibunuhi sesama umat Muslim. Lagi2 karena bukan TimTeng. 

Tapi lagi-lagi balik ke kitanya sebagai pembaca. Di timeline fesbuk saya lebih banyak sharingan tentang Muslim yang dianiaya atau teori konspirasi bagaimana dunia mencoba menekan Muslim. Yang bombastis lah intinya. Sementara postingan yang bikin adem dan bikin saya tersenyum bahagia sambil bilang "Oh ini toh indah/damainya Islam..." jarang banget. Ini saja sudah menunjukkan 'selera pembaca', jadi jangan menyalahkan media saja. Anda juga ngeklik link saya karena penasaran dengan kata Bombastis nya kan? Persis seperti rokok, sudah tahu ga ada faedahnya tapi tetap saja dilakukan, sudah gitu bilangnya "Toh bukan alkohol, nggak dilarang agama." Biar nggak dilarang, tapi kalau bawa kejelekan untuk kita kenapa dilakukan?

Sekarang ini semua jadi komoditas, jadi bahan jualan. Apalagi di masa keterbukaan informasi yang bikin orang jadi bingung siapa diri mereka, karena kalau tidak pintar memilah informasi rasanya seperti kaki di langit dan kepala di tanah. Agama adalah hal yang paling tepat sasaran untuk mengidentifikasi siapa diri kita, untuk membuat kita merasa kita punya grup, we belong to something. Walhasil jadi dieksploitasi habis-habisan, sampe jualan kosmetik juga ngebawa-bawa agama. Atau yang paling laris: berita bombastis. Anda nggak gerah gitu dibodohi media terus-menerus dan bahkan jatuh ke neraka hidup penuh kebencian cuma demi profit mereka? Dunia ini indah dan damai lho, kalau anda memilih untuk melihat dunia sebagai tempat yang indah dan damai.

http://www.theguardian.com/world/2014/mar/10/central-african-republic-christian-militias-revenge

No comments:

Post a Comment

Search This Blog