Facebook kills. Seriously. Bukan membunuh yang ekstrim sih (tolong hilangkan gambaran pisau berdarah-darah dari pikiran anda), tapi membunuh kenikmatan kencan pertama. And it sucks.
Saya bertemu seorang pria disebuah acara kencan buta beberapa waktu yang lalu. Pada pertemuan pertama saya sangat excited dan benar-benar menikmati malam itu. Lalu saya meng-google dia, plus men-trace facebook dia. Pertemuan kedua saya entah kenapa kurang memuaskan, saya rasa karena saya sudah tahu sebagian tentang dirinya. No fun in guessing. Namun keingintahuan saya menang, dan tak lama setelah pertemuan kedua saya berhasil mendapatkan hampir semua riwayat hidupnya, mulai dari nama orangtua hingga pacar-pacarnya.
Orang bilang curiosity kills the cat, well it sure kills me. Membunuh selera saya sih, karena saya jadi lumayan malas bertemu dia lagi. I know all about him, he knows nothing about me. Yang sebenarnya ga tepat juga, karena kami baru bertemu 2x dan sms-an hanya beberapa kali. Saya ga tau sama sekali tentang orang ini, namun akses ke facebook nya membuat saya merasa saya sudah kenal dia semenjak sekolah.
Ada yang berpendapat knowledge is power. Jadi sah-sah saja nge-browse soal teman kencan untuk info lebih lanjut, sama halnya dengan nge-browse info tentang company tertentu sebelum wawancara kerja. You'll never know what you'll find. Saya pun selalu melakukan facebook+google screening ini untuk mengeliminasi orang-orang yang berbahaya (playboy, sexual predator, agen toko online). It works, but it's really not fun anymore.
Pembaca yang seangkatan dengan saya (usia 27-35 thn) pasti ingat bagaimana 'pendekatan' dilakukan sebelum era hape dan facebook. Dari pandangan pertama, usaha mendapatkan nomor telepon (rumah) nya, kencan pertama yang berusaha menebak apa kesukaannya (dan berharap tebakan anda soal makanan favoritnya benar), semua ini membuat jantung berdebar tidak karuan dan kencan menjadi sesuatu yang amat ditunggu. Sekarang yang perlu anda lakukan hanyalah melihat 'likes' pasangan anda untuk mengetahui restoran mana yang harus anda tuju dan topik apa yang harus anda bicarakan. Seperti memancing ikan dengan sonar dan GPS, ga seru.
Tentunya ini tidak berlaku untuk semua orang, ada orang-orang yang mungkin berterimakasih atas data-data Facebook. Orang yang pemalu misalnya, begitu pula stalker dan sexual predator, atau yang iseng, erm, ingin tahu seperti saya. Tapi seperti yang saya jelaskan, pengetahuan itu bisa berguna, tapi juga merusak keasyikan. Mungkin lebih baik bila saya tidak tahu, toh belum tentu yang orang tulis di Facebook benar. We'll see.
Ngomong-ngomong, timeline nya Facebook itu benar-benar ladang emas informasi untuk stalker lho, mudah dan cepat mencari informasi tentang diri anda dan teman-teman anda. Berhubung semua wall facebook akan otomatis menjadi timeline dalam waktu dekat ini, saya sarankan untuk segera menggganti ke timeline karena anda akan memiliki waktu 7hari untuk mengedit dan menghapus hal-hal sensitif. FYI dari timeline orang ini saya bisa mendapatkan tempat-tempat kerjanya, teman-teman (dekat?) nya, sampai saudara dan orang tua nya. Padahal saya bukan teman nya di facebook, hanya kebetulan memiliki mutual friend. Jadi hati-hati ya...