Mari bermain :)
Apa hal pertama yang ada di benak anda saat melihat gambar ini?
Hitam
Putih
Overweight
Montok
Tua
Muda
Pasangan
Teman
Letih
Hitam
Bahagia
Jelek
Tampan
Ga penting
Menarik
ada lagi?
Bila anda menunjukkan gambar ini ke 10 orang, belum tentu 10 orang itu akan menjawab sama. Itu karena tiap orang memiliki pandangan dan pertimbangannya sendiri, yang didapat dari pengalaman hidupnya dan didikan lingkungannya, kecuali anda menunjukkan 10 gambar ini ke orang yang memiliki pandangan yang 100% sama dengan anda (e.g. anda menunjukkan gambar ini ke perkumpulan Ku Klux Klan anda: "That bloody filthy colored nigger bitch!", and so on).
Beberapa kata-kata yang pernah dipakai untuk mendeskripsikan saya: judes, tegas, ramah, kasar, baik, cuek, setia, tidak setia, cantik, tidak menarik, montok, gemuk. Banyak yang bertolak belakang? Tentu saja. Seseorang mendeskripsikan teman saya diatas sebagai seseorang yang penuh perhatian, baik, ramah, bisa diandalkan, terpercaya; sementara orang lain mendeskripsikan dia sebagai seseorang yang lambat, tidak bisa diandalkan, dan sulit diajak berdiskusi. Mana yang benar? Mungkin semuanya.
Pernah dengar cerita 5 orang buta yang mencoba mengenali gajah? Yang memegang gading gajah berpendapat bahwa gajah tajam, licin, dan keras. Yang memegang belalainya berujar gajah itu lentur dan kuat. Yang memegang ekornya bersikukuh bahwa gajah itu kecil dan halus. Dan seterusnya. Cerita ini sering kali dipakai untuk mendeskripsikan betapa besarnya Tuhan, sedemikian besar sehingga manusia hanyalah seperti para orang buta itu yang tak mampu menangkap wujud asli kebesaran Tuhan. Menurut saya sebenarnya hal ini juga berlaku untuk manusia. Seberapapun anda pikir anda mengenal manusia lain, seberapa banyak pun anda membaca buku psikolog, tak mungkin untuk mengerti sepenuhnya seorang manusia. Ya, anda bisa mengerti sebagian dan menggunakan pengetahuan itu untuk memanipulasi, erm maksud saya mencoba memahami orang tersebut (biasa, sales). Tapi anda tak akan mengerti manusia itu sepenuhnya. Apakah anda saja mampu mengerti diri anda sendiri?
Yang menarik adalah, orang memandang orang lain berdasarkan apa yang ingin ia lihat, berdasarkan apa yang sudah terdoktrin dalam pikirannya. Seorang dosen yang keras mungkin dianggap tegas oleh mahasiswanya yang menghargai ketegasan dan empowerment, namun dianggap sadis oleh mahasiswa lainnya yang lebih menghargai kekeluargaan. Seorang kaya yang mengebut dengan mobil Ferrari nya mungkin dianggap orang hebat oleh seseorang yang menghargai barang-barang mewah namun dianggap orang norak oleh lainnya yang anti kapitalis. Itulah masalahnya, semua pandangan mereka benar. Paling tidak menurut diri mereka sendiri.
Kenapa ini penting? Karena dengan memahami bahwa sangat wajar orang lain memiliki pandangan dan pertimbangan berbeda, kita akan mampu menjadi lebih toleran kepada orang lain. Kita akan mengerti dan tidak mudah sakit hati dengan omongan orang, dan sebaliknya, kita pun akan bisa berpikir lebih luas. Siapa tahu orang yang sedemikian kita benci ini memiliki sisi baik. Yeah, mungkin kita benci orang yang kita anggap pelit, namun bila kita mengerti bahwa ia menolak nongkrong di starbux bersama kita namun rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk saudara jauhnya yang sakit, bukankah itu akan membuat anda menjadi berpikir ulang?
Saya tidak perlu merasa sakit hati bila seseorang menyebut saya gendut, karena itu hanya di pikiran dia dan ada orang lain yang tidak berpendapat demikian. Saya pun bahagia dengan bentuk badan saya, so what. Anda tidak perlu merasa stres karena dibandingkan dengan si A yang tampak lebih dari anda (lebih kaya, lebih pintar, lebih segalanya deh), karena ada orang yang (saya yakin) menganggap anda memiliki nilai lebih daripada si A. Sekali lagi, ini bukan berarti saya memang tidak gendut atau anda memang tidak bodoh, ini hanya berarti orang-orang melihat kita secara berbeda. Daripada sibuk memikirkan omongan orang lain atau justru sibuk menilai orang lain, lebih baik anda sibuk membuat diri anda merasa nyaman dengan diri anda dan membuka diri atas kebaikan dan kelebihan orang lain. It's the key to happiness.
No comments:
Post a Comment