Tante, aku sebenarnya kangen tante. Tapi aku lega tahun ini aku tidak boleh pulang kampung. Bolehkan aku egois sesaat ini?
Sekali saja nggak usah memikirkan mau pakai baju apa agar tante tidak bilang seleraku norak atau badanku yang lebar nggak cocok dengan model baju seperti itu.
Sekali saja nggak usah memikirkan alasan kenapa aku masih single dan mendengar ceramah "Wanita itu harusnya..." Atau walau tante diam pun aku masih bisa melihat tatapan tak setuju tante.
Aku tahu maksud tante baik. Aku tahu tante hanya khawatir akan kondisiku. Di jaman tante perempuan hanya bisa bergerak di sekitar rumah. Punya suami idaman itu satu-satunya cara bagi perempuan untuk memperbaiki nasib.
Dan tante takut, iya kan? Tante takut kalau aku nggak laku lalu aku sengsara seumur hidup. Tante juga takut saudara tante, orang tuaku, dianggap tidak becus mendidik anak. Bisa-bisa nama baik tante pun tercoreng.
Tapi kita beda dunia, tante. Sebagaimana tante nggak ngerti kenapa kita semua yang seumur hobi banget pakai IG, aku pun nggak ngerti kenapa fisik dan mendapat jodoh itu penting banget buat tante.
Aku bisa mandiri tante, tanpa merepotkan ayah ibuku. Aku meniti karir dengan usaha sendiri. Aku punya teman, punya hobi, punya hidup. Aku bukan perawan tua yang terpinggirkan dan teraniaya.
Tante benar sih. Akan selalu ada yang melihat aku dan berpikir aku 'kurang'. Biasanya aku berusaha cuek sih. Ibarat orang belanja, kalau model atau harga nggak cocok ya nggak dibeli kan? Ngapain diambil pusing?
Saat hari sedang tak karuan dan mood terjun bebas, penolakan ini bisa membuat stress juga. Namun saat kritik ini datang dari orang yang aku sayangi dan hormati seperti tante, rasanya runtuh dunia.
Mungkin suatu saat tante akan bisa menerima aku apa adanya. Mungkin suatu saat tante akan mengerti bahwa kita berbeda generasi. Mungkin suatu saat tante akan bisa melihat sejauh mana aku telah melangkah bila dibandingkan generasi tante dulu. Dan tante akhirnya bisa bangga padaku.
Namun sayangnya tampaknya tahun ini belum bisa ya tante. Tampaknya kita berdua belum menemukan titik temu. Semoga tahun depan ya tante. Semoga absen saya tahun ini membuat kita bisa mengerti satu sama lain kedepannya.
Tahun ini saya pamit dulu ya tante. Akhirnya saya bisa menjamu tamu saya yang sudah menunggu saya cukup lama di ruang tunggu: Diri saya sendiri. Tahun ini dia akan bisa jadi dirinya sendiri tanpa mendengar kritik dari orang lain. Tahun ini bakalan seru.
Baik-baik di kampung ya tante. Love you. Sampai jumpa tahun depan.
No comments:
Post a Comment