Kemarin seorang teman bertanya: "Bagaimana agar tidak cemburu dengan mantannya pasangan?" Susah ih pertanyaannya.
Cemburu itu wajar lho. Biar sudah tahu kita lah satu-satunya, tetap ada rasa mencelos saat mantan terucap. Nggak perduli seberapa secure nya kita.
Takut cuma pelarian.
Takut kalah kadar sayangnya.
Takut dibandingkan.
Takut nggak disayang sebesar dia sayang mantan.
Takut ditinggal.
Biar bagaimanapun juga, si mantan lah yang sempat memberikan dia kebahagiaan. Yang dulu membuatnya tersenyum. Yang dulu begitu berharga untuknya.
Nggak cuma perempuan, lelaki pun cemburuan. Seringkali rasa ini membakar tak terkendali. Mungkin karena kita beradu dengan sesuatu yang semu ya. Bagaimana cara menghapus memori?
Bukan hak kita untuk meminta seseorang menghapus memori, kalaupun itu memungkinkan. Dari periode x sampai y pasangan kita bersama si mantan. Ya udah.
Kalau terucap bukan berarti dia masih ada rasa. Misalnya saat topik pembicaraan soal imlek dan dia mention saat dia dan mantannya imlekan di Beijing. Itu cuma fakta saja: dia pernah imlekan di Beijing. Kebetulan sama pacarnya saat itu.
Dia bisa ga nyebut nama mantannya, tapi nanti kita jadi lebih sensi lagi. Kok loe ga nyebut? Loe nyembunyiin apa? Pasti elu hura-hura disana ya? Jadi panjang kan ceritanya.
Terkadang pun si mantan tersebut karena ia meninggalkan luka yang dalam dan ia butuh bantuan untuk bisa sembuh. Kadang ia hanya ingin bercerita karena ia merasa aman, kadang ia butuh validasi bahwa ia tidak seburuk apa
yang dikatakan si mantan.
Susah kan kalau tiap nama mantan terucap kita malah jadi sensi?
Kita nggak berhak meminta seseorang menghapus masa lalunya hanya karena kita nggak pede. Kita nggak bisa terus "Pikirin perasaan gue dong!" tanpa memikirkan perasaan pasangan.
Ini beda dengan pasangan yang brengsek, yang menggunakan mention mantannya untuk mengontrol emosi anda dan/atau membuat anda merasa tidak berharga. Jangan mau dikuasai teroris emosi seperti ini.
Pada akhirnya ini antara kita dan pasangan. Bila sirik atau cemburu pada mantan, komunikasikan dengan baik dan bukan lempar piring. Kita cuma butuh diyakinkan bahwa kita pun berharga kok. Ini targetnya. Kita harus sadar, dia harus tahu. Semua harus bekerja sama.
Karena kenangan tinggallah kenangan. Kita yang sekarang disampingnya lah si masa kini dan sekaligus masa depannya. Dia memilih kita pasti ada alasannya kan?
No comments:
Post a Comment