Ngebaca keluhan orang soal nggak bisa sms banking di luar negeri karena kartu SIM Indonesianya nggak bisa di registrasi. Antara kasihan dan pengen tepok jidat rasanya hahaha.
Jadi gini yaaaa.... Sistem bank di Indonesia itu minta diurek-urek rasanya. Makanya saya nggak pulang-pulang 😅. Jangankan yang SMS banking, saya yang murni pakai online banking saja ingin nangis dayak tiap kali harus transfer uang antar bank di Indonesia. Repooooot.
Asal tahu, lebih cepat saya transfer uang dari bank saya disini ke akun saya di Indonesia daripada dari sesama akun Indonesia hahaha. Dan SMS "Mama minta pulsa" itu ga ngefek buat saya, karena untuk tiap belanja/transfer online mesti pakai pinpad itu, sementara pinpad saya biasanya saya tinggal dirumah hahaha.
Disini transfer etc itu sih nggak perlu pinpad etc. Mau transfer antar bank kalau sesama teman/saudara tinggal pakai PayPal atau Venmo, bebas biaya. Mobile banking sebegitu canggihnya sampai mau deposit cek tinggal foto dan unggah di aplikasi hape bank tersebut. Saya terakhir ketemu teller itu cuma pas buka tabungan.
Keamanan kartu pun terjamin. Jarang banget saya pegang tunai, karena semua tinggal gesek. Mau pakai kartu debit atau kredit, bisaaaaa. Kalau tempatnya mencurigakan saya pakai kartu kredit, karena nanti bisa dicancel transaksinya kalau kenapa-kenapa. Bank pun aktif membatalkan transaksi yang mencurigakan. Saya pernah lho ditelp bank karena tumben beli Sephora (titipan teman) dengan jumlah besar. Ketahuan nggak pernah dandan xixixi.
Sementara itu di Indonesia... Pulkam tahun lalu saya nggak berani pakai kartu kredit saya, takut dibobol. Pake kartu debit akun bank Indonesia takut dicolong, dan tiap narik duit yang sibuk parno lihat kanan kiri. Belanja pakai kartu pada nggak ada mesinnya/nggak aman, bayar tunai yang "Wah ga ada kembalian mbak". Urgghhhhhh!!!
Mulailah anda mengangguk-angguk. "Tul, tul. Emang Indon itu yah...." Bentar bentar. Jangan salah. Di Amerika bisa gampang begini karena... Eng ing eng... Semua terdata! Yup. Karena semua punya nomor induk penduduk yang disini sebutannya Social Security Number (SSN). SSN ini juga yang dipakai untuk perpajakan, data gaji, buka usaha, semua deh.
Saya sampai disini nggak bisa begitu saja buka rekening bank, harus punya SSN baru bisa buka rekening. Waktu ingin buka rekening saat green card lagi diperpanjang, ditolak oleh bank, disuruh datang lagi saat kartu saya jadi. Dampaknya jelas, saya nggak bisa macam-macam. Nggak ada tuh cerita rekening dicuekin sampai mati sendiri karena proses menutup rekening terlalu berbelit. Selain karena prosesnya gampang, saya juga bisa masuk daftar hitam.
Sekali lagi kuncinya: terdata! Makanya saya yang sorak sorai bergembira saat program e-ktp mulai, atau sekarang saat registrasi kartu prabayar. Langkah bayi banget ini, tapi kedepannya semoga semua akan jadi lebih baik dan lebih mudah bagi rakyat Indonesia. Kalau dari awal sudah terdata, verifikasi dan proses apapun nggak perlu berbelit.
Apakah ada dampaknya? Jelas ada. Pencurian identitas adalah masalah besar disini. Karena semua tersambung dengan SSN itu, kalau ada yang bisa mendapatkan SSN plus data pribadi (tanggal lahir etc), orang bisa 'menjadi' kita: cari utangan, melakukan penipuan etc; dan kita yang bisa jadi tersangka. Oh noooo....
Karena semua terlacak, kita juga tidak bisa tipu-tipu disini. Nggak bisa punya rekening siluman dimana-mana atau money laundering. Mau urusan ilegal atau esek esek pun dana bisa terlacak. Transaksi tunai diatas $3000 itu wajib dilaporkan lho. Sementara di Indonesia banyak banget yang dengan santai jual tas/barang mewah sekian milyar di sosmed hahaha.
Jadi mending nggak usah dong. Ngapain bikin repot dan mengekang? Kita kan senang bebas bo'. Kita kan maunya bisa hura-hura tapi semua lancar jayahh. Idealnya tetap nggak repot daftar diri kanan kiri, tapi hidup teratur terjamin dan aman kayak di luar negeri. Err... Situ mengigau?
Penduduk yang terdata = turunnya tingkat kejahatan. Lho iya dong, kalau gampang kelacak males banget kan tipu menipu ria.
Penduduk yang terdata = mudahnya meningkatkan perekonomian. Pajak ketahuan siapa yang mesti bayar, dan duit pajak bisa dipakai untuk infrastruktur etc. Bukan buat pelesir ya sodara-sodara...
Penduduk yang terdata = penduduk yang terjamin. Karena jelas berapa banyak orang yang ada, tingkat pendapatan etc. Mau hitung subsidi silang orang ga mampu itu lebih mungkin. Kalau ada institusi yang menipu orang juga ketahuan, ada buktinya kan siapa setor ke apa.
Apa iya pendataan itu nyusahin? Iya bangeeeet. Apa iya pendataan itu perlu? Perlu bangeeeeeeet. Untuk alasan-alasan yang saya sebut diatas. Lagian, kalau kita iya-iya saja dengan pendataan dan pengecekan saat kita keluar negeri, yang kemana-mana harus siap nunjukin paspor, kenapa di dalam negeri malah sensi sendiri?
Apa iya proses ini bakal babak belur seperti BPJS? Pastinyaaaaa. (Ngumpet sebelum disambit sama temen temen yang orang DepKeu). Tapi siapa sih dari kita yang nggak pernah nyungsep cium tanah saat baru belajar jalan? Atau yang lahir langsung berjalan anggun ala model runway? Semua pada awalnya memang harus babak belur dulu sebelum terkoodinir. Awesome took effort. Keren itu butuh usaha.
Yang khawatir ini bakal balik lagi ke semrawut dot com begitu ganti pemerintahan, jangan dong ah. Berhenti berharap pejabat pemerintah mendadak jadi X-Men atau Justice League atau Ksatria Piningit. Kan kita negara demokrasi. Orang-orang yang baik, bersih, jujur di pemerintahan datangnya dari orang-orang yang baik, bersih, jujur di masyarakat. Jadi siapa yang mesti mulai berbenah sodara-sodara??
Colek juga oom tante encang encing mas mbak yang pernah merasakan atau sedang di luar negeri. Bantu mencerahkan yang di Indonesia gitu, dibagi pengetahuan dan pengamatannya kenapa disana lebih teratur, dan dibantu dipraktekkan disini juga. Jangan jauh-jauh melanglang buana eh pulang-pulang cuma nyebar hoax di watsap n fesbuk.
Jangan takut repot saat disuruh berbenah, saat dipaksa rapi. Nantinya demi kita juga kok. Kamar berantakan dan kamar yang rapi, mana yang lebih membuat anda bahagia dan ingin pulang? Yang kenal saya pasti tahu banget maksud saya hahahaha. #nggakbisarapi . Jadi jangan putus asa ya. Ingat, demi Indonesia yang lebih baik!
No comments:
Post a Comment