AdSense Page Ads

Thursday, December 9, 2021

Rampok



Pemerkosaan itu pencurian, perampasan. Dan di semua kitab suci ditulis jangan merampok orang lain. Jangan mengambil hak orang lain. Tapi kita tetap jalan terus ya dengan membiarkan ini terjadi.

Mohon maaf sebesarnya mbak-mbak korban, karena kita semua gagal sebagai masyarakat. Sebagai negara bahkan, karena para pelaku tidak dihukum sepantasnya.

Mohon maaf mereka dibiarkan merampas kehormatan mbak-mbak sekalian, menempatkan mbak-mbak di posisi hina. Rusak sudah masa depan mbak-mbak sekalian, karena seumur hidup akan digunjingkan.

Mohon maaf untuk semua orang yang kehilangan rasa kemanusiannya. Atau mungkin memang tidak pernah ada? Hanya setan yang sanggup menertawakan dan menghina seseorang yang sedemikian terpuruknya. Ah, saya tidak boleh menjudge. Setan pun mungkin masih bisa berbelaskasihan. 

Konon salah kita ya mbak-mbak. Salah kita mau dibawa ke hotel. Salah kita mau diajak berduaan. Salah kita berpacaran. Salah kita punya badan yang mengundang. Salah kita pasangan orang jadi tidak setia. Semua salah kita. Titik.

Lalu bagaimana? Mungkin kita perempuan jangan hidup, begitu? Biar nggak jadi sumber setan konon. Para lelaki, bersatulah! Daripada kalian onani dan nonton bokep, belajar sana yang benar agar bisa bikin clone machine. Jadi perempuan nggak perlu exist lagi. Yes! Yes! YES!

Tapi balik lagi ya mbak-mbak. Sungguh sangat membingungkan. Kalau salah kita mau diajak ke hotel, gimana kalau nggak ngajak ke hotel? Yang kalau ketahuan mengajak berduaan apalagi (amit-amit) ke hotel langsung dianggap mempermalukan nama keluarga.

Him: Pah, saya minta maaf saya khilaf. 
Bapak [menggelegar]: APA KAMU TAHU APA KATA TETANGGA??
Ibu: [Sesengguk sedih]
Him: Pah, Bu. Bukan maksud saya seperti itu.
Bapak: JANGAN PANGGIL SAYA PAPA. KAMU BUKAN ANAK SAYA LAGI.
Ibu: Nak, kurang apa ibu mengajarimu? [suara tangisan pilu] Sekarang mana ada yang mau menikahimu lagi setelah mereka semua tahu kamu pelacur.
Him: [gemetar] Saya bukan pelacur! Kami saling mencintai!
Bapak: Makan itu cinta. Kamu sekarang hanya sampah. Sekarang pergi dari rumah saya!!
Ibu: [menangis makin keras] Pergi nak. Cukup sudah kamu mempermalukan kami….

Cocok? Cocok. Kalau mau dapat perempuan baik ya harus jadi pria baik juga dong. Lelaki macam apa belum-belum sudah minta kehormatan Wanita, belum-belum mencari kenikmatan. Nggak diajar apa sama orang tuanya? What a whore. Pelacur asusila banget nggak sih?

Apalagi yang sampai memaksakan diri ke wanita. Nggak ada harga diri gitu? Segitu nggak pedenya wanita akan mau sampai harus memaksakan diri? Ini ibarat pengamen memaksakan kita beli dagangan yang nggak seberapa. Gini ya, pisgor jualan mu itu lembek, berminyak, dan entah udah dicolek berapa orang. Dan elu memaksa gue menyantapnya. What is wrong with you? Elu kejedot dimana sih?

Orang-orang yang menertawakan, menggunjingkan, mereka pun harus dilihat sebagaimana adanya. Kemanusiaan itu dimulai saat kita sebagai masyarakat bersatu menolong salah satu dari kita yang kesusahan, yang bersedih. Semua suku di Indonesia memiliki tradisi dimana masyarakat sekitar datang membantu yang sedang berduka. Tapi kita sekarang malah bersatu menjatuhkan, mencaci dan menghakimi. Lagi-lagi, pada kejedot dimana sih?

Bukan korban kekerasan seksual yang memalukan, atau yang terciduk karena tindakan asusila. Yang memalukan adalah orang-orang yang dengan lancing berteriak dan tertawa disaat orang lain terduduk menangis. Mereka bahagia karena pasti auto surga disaat ada yang konon pasti masuk neraka, padahal setan yang menyeringai paling lebar saat menulis nama-nama mereka karena gagal dalam ujian dari Tuhan. 

Orang baik adalah orang yang membawa selimut untuk menghangatkan para korban ini, yang menghapus airmata mereka dan menjadikan dirinya sebagai tempat bersandar. Orang baik adalah orang yang melihat para korban sebagai manusia yang teraniaya, yang butuh dibantu. 

Orang baik adalah orang yang lantang melawan kezholiman, yang berteriak dan bertindak terhadap manusia murahan dan nista yang memaksakan dirinya terhadap seseorang. Yang berani menghardik mulut-mulut jahat agar diam.

Bukan salah kalian ya mbak-mbak. Mayarakat akan berpikir ini salah kita, karena lebih mudah menyalahkan seseorang daripada memperbaiki sesuatu. Lebih mudah menuduh 'moral bobrok' daripada memperbaiki apa yang salah sehingga seseorang bisa memaksakan diri ke orang lain tanpa dihukum, atau menyadari betapa bobrok dan kejamnya kita terhadap seseorang yang membutuhkan bantuan.

Peluk erat untuk kalian mbak-mbak dan mas-mas. You are worth it. Always.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog