AdSense Page Ads

Sunday, November 8, 2020

Bokep



Siapa yang sudah sempat dapat video 19 detik yang kemarin viral, ayo angkat tangan. Nah sekarang siapa yang begitu dapat langsung nge-share ke orang lain? Shame on you. Malu-maluin.

Bagi yang ngeshare, konon itu hak publik untuk tahu. Sudah di ranah publik. Salah sendiri mendokumentasikan sehingga tersebar. Saya bisa berantem sehari semalam soal ini, karena yang beralasan seperti ini entah merasa dia sempurna banget sehingga ga akan terjadi padanya atau paling tidak lebih baik dari si korban.

Tapi itu cerita lain kali. Cerita yang nggak akan ada habisnya karena yang diadu ngobrol pasti akan bersikeras yang mereka lakukan ga salah. Bahwa ngeshare itu memang hak. Tapi hak itu bukan kewajiban yang harus dilakukan. Hak itu sebuah pilihan.

Terlepas dari apakah kita berhak menshare video intim seseorang (yang sebenarnya kita amat sangat tidak berhak), apakah kita men-share video tersebut atau tidak menunjukkan nilai kita sebagai seorang manusia. Pilihan kita menunjukkan apakah kita bisa dipercaya atau tidak.

Ibaratnya begini: kalau lain kali ada video/gambar/ cerita miring tentang kalian, kalian tahu akan stop di orang yang nggak ikutan nyebar. Orang yang sok suci mengingatkan di chat group untuk jangan menyebar mungkin membuat suasana ringan chat anda menjadi ternoda, tapi itu juga berarti kalau kali lain anda yang jadi korban orang ini pasti akan membela anda.

Mungkin bagi orang kebanyakan, ini bukanlah sebuah konsep yang masuk akal. Salah-Benar kita masih sangat bergantung apakah itu terjadi pada kita atau tidak. Bila terjadi pada orang lain, itu salahnya dia. Bila terjadi pada kita sendiri, itu salah orang lain. Nilai diri kita seolah lebih tinggi dari orang lain yang sial dan menjadi korban. Pokoknya gue ga bisa salah.

Bagaimana orang lain melihat anda seperti ini? Tergantung orangnya. Bagi yang sama hobinya dengan segala sesuatu yang penuh skandal, mungkin anda ngeshare dianggap anugrah. Begitupula dengan yang hobi teori konspirasi dan sibuk sharing hoax. Asal kira-kira dapat reaksi dan applause dari orang lain, kudu harus wajib di share. Nggak penting kalau itu hoax dan bohong. Nggak penting kalau itu menyakiti orang lain.

Tapi bagi yang 'waras'? Mohon maaf selamat tinggal gudbai. Kalau anda nggak bisa dipercaya untuk gugel sekedar 5 menit untuk memastikan kebenaran berita anda, apa iya anda bisa dipercaya untuk hal lain? Berita jelas-jelas bohong kok anda telan mentah-mentah. Jangan-jangan semua info/perkataan/cara pandang anda yang lain juga hanya repetisi dari sumber lain tanpa dicek kebenarannya.

Begitupula dengan menyebar kabar miring atau video/foto yang tak senonoh. Ini mungkin levelnya sama dengan menyebar foto korban kecelakaan atau bahkan foto mayat. Nggak semua orang merasa hal seperti itu pantas disebar. Selain kasihan keluarga/ orang dekat yang bersangkutan, mungkin ada orang lain yang merasa tak nyaman mendengar/melihat hal seperti itu. 
 
Kecuali anda tahu dan yakin bahwa orang yang anda share adalah seseorang yang sehati dan sejiwa dengan anda, anda sangat mungkin akan terlihat seperti orang cabul yang menjijikkan atau yang tak tahu tata krama. Apa iya anda tidak apa-apa terlihat seperti ini?

Secara pribadi, buat saya yang menonton video tak berijin seperti ini nista banget ya. Ini ibarat mengintip orang yang lagi pacaran. Di satu sisi salah sendiri jendela dibuka sehingga kita bisa nggak sengaja lihat. Tapi disisi lain kita bisa tutup jendela kita dan nggak malah ngelihat sampai selesai kan?? Siapa elu merasa punya hak jadi pemirsa akan tubuh orang lain??

Dan bukannya kita kekurangan bahan lho. Cari video/komik/segala jenis media perbokepan itu nggak susah kok, dan bahkan sudah amat sangat banyak yang gratisan. Apa beda bokep dengan video tak berijin? Pemeran bokep sudah tahu dia akan didokumentasikan dan disebar ke publik. Kita tidak menginvasi hidup orang lain, atau menjadikan tubuhnya sebagai milik kita tanpa ijinnya.

Indonesia tidak akan bisa maju selama kita masih tidak bisa menghargai sesama orang lain, termasuk diantaranya memilah apa yang pantas dishare atau tidak. Ingat bahwa keputusan untuk menyebar foto/video intim dan/atau kabar/cerita miring biasanya didasarkan pada si penyebar yang merasa ia 'lebih' dari orang tersebut dan dengan demikian berhak menggunakan informasi yang ada. Bila begini terus, disaat semua negara besar sudah sampai ke Bulan mungkin kita masih terseok di Blahbatu.
  
Kitapun wajib untuk terus bersuara bila ada yang melakukan tindakan tidak mengenakkan dan/atau menyakiti orang lain, karena bila kita diam berarti kita menyetujui tindakan orang ini. Nggak ada satupun dari kita yang sempurna. Banyak dari kita yang terlihat sempurna hanya karena kita belum pernah tertangkap tangan dalam posisi (foto, video, postingan, apapun) yang membuat masyarakat berbalik melawan kita. Jangan merasa kita punya hak atas orang lain.

Jadi bisakah kita angkat bicara bilamana menerima video viral ini, atau setidaknya tidak menonton dan menyebar lebih jauh? Harus bisa ya. Kan katanya mau jadi negara adidaya. Yuk mari kelakuan juga harus Adidaya.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog