Saya lagi ketagihan langganan beauty box. Dengan kurang lebih seharga 2 paket MakDe per bulannya saya dapat kiriman beragam sample makeup. Jadilah saya punya sejuta eyeliner mini, lipstick mini, parfum mini, dan lainnya.
Saya tahu saya jelek. Saya tahu saya berlemak mengerikan. Mending dibilang kayak paus, paling nggak paus itu kenceng bodinya. Ini kayak Jabba the Hut, monster siput raksasa di film Star Wars. Horor banger ga sih.
Mau makeup gimana pun kayanya udah ga terselamatkan, ato mau pakai baju dalam seseksi apapun. Ato high heel setinggi pencakar langit. Jadi ngapain saya hobi beli makeup ato dalaman seksi atau sepatu hak yang semua saya pakai juga jarang-jarang?
Karena saya pengen hahaha. Toh mampu. Dan karena saya merasa pantas + berhak untuk tampil sebagaimana saya inginkan. Dulu mah kepikiran banget, tapi sekarang ya persetan yaaa...
Bagi saya, yang penting saat saya bercermin saya suka dengan tampilan si mbak di cermin. Saat ini saya sudah mengerti, mau bagaimanapun orang bisa selalu mengkritik atau ga suka. Daripada mikirin orang yang ga akan pernah puas, mending fokus ke diri saya.
Ada berbagai cara memandang kemerdekaan. Bagi saya, ini salah satunya. Bebas merdeka euy nggak perlu dirantai omongan orang. Saya bisa berkembang sepenuhnya dan memberikan yang terbaik bagi dunia.
Saya tahu saya beruntung. Saya sekarang tinggal di lingkungan yang menerima saya apa adanya. Tapi dulu di Indonesia pun saya menolak untuk tunduk pada cercaan orang. Menyakitkan, tapi sori ya bo' I am still awesome.
Nggak ada yang bisa mengambil itu dari kita. Mau kita dihina atau disiksa, diancam atau diintimidasi, pikiran kita adalah milik kita semata. Kita hanya terjajah saat kita memutuskan kita terjajah.
Jadi para pembaca yang dibilang nggak berguna, yang dibilang jelek dan nggak laku, yang dimanipulasi oleh orang dekat sehingga percaya anda gak ada harganya, yang ditekan hingga merasa nggak pantas jadi manusia, anda semua lebih berharga daripada omongan itu.
Sekali lagi. Anda semua lebih berharga daripada semua versi "loe apa sih?" negatif itu. Ingat, orang lain ga bisa mendadak kurus hanya dengan ngatain anda gendut.
Susah sih, apalagi kalau seumur hidup dengarnya yang negatif. Saya nggak kurang cowok yang pdkt tapi tetap lho kalau dipuji "Menarik" langsung berpikir: "Buta ye lo mas???" Rantai mental ini susah lepasnya.
Makanya penting untuk kita menjadi pahlawan-pahlawan untuk memerdekakan orang-orang di sekeliling kita. Kata-kata baik dan penyemangat yang memberikan mereka sayap untuk terbang, dan bukannya rantai cacian yang membelenggu. Semua dimulai dari diri kita.
Akan tetap ada orang yang menjustifikasi 'kritikan' (baca: cemoohan) ini. Mas/Mbak, maaf ya hidupmu sengsara. Maaf kamu segitu nggak bahagianya sampai orang lain harus ikut nggak bahagia. Saya turut berdukacita.
Percaya deh mas/mbak, hidup lebih enteng saat kita saling mengangkat dan menolong dan bukannya menghempas dan menjatuhkan. Kemalangan saya nggak akan bikin kamu lebih berarti lho.
Sebelum berucap, yuk pikirkan apa yang kita rasakan bila kita di posisi orang tersebut, atau yang paling gampang: apakah yang akan kita ucapkan bisa dilakukan/diperbaiki dalam 5 menit. Kalau nggak bisa ya diam.
Makanan nyangkut di gigi? Kancing baju terbuka? Yuk mari kasi tahu. 5 menit bisa diperbaiki, beres. Berat badan, warna kulit, selera berpakaian atau bahkan status hubungan, yuk mingkem mas mbak.
Merayakan kemerdekaan bukanlah semata bawa bendera dan ganti foto profil di FB, karena perjuangan untuk kemerdekaan terus berlanjut. Sekarang pertanyaannya anda sang pejuang kemerdekaan atau si penjajah?
Salam hormat dari Los Angeles!
No comments:
Post a Comment