Hari ini saya belajar tentang 'infatuation'. Tentang pengen sepengen-pengennya ngarep sengarep-ngarepnya. It sucks. Nyebelin banget. Tapi juga seru banget dan bikin perasaan ga karuan hihihi.
Ceritanya kenalan sama abang ganteng pas weekend kemarin. Tinggi, manis, ramah, cerdas dan 'nyeni' pula. Ugh jadi ngarep banget, padahal cuma ngobrol sebentar. Dan begitu SMS saya nggak dibalas, jeng jeng jeng patah hati lah saya seharian.
Padahal saya nggak kenal dia. Bisa jadi sudah punya pasangan. Bisa jadi psikopat. Bisa jadi kalau sudah kenal malah ill feel. Dan karena saya orangnya takut komitmen, ada kemungkinan begitu dekat saya yang kabur. Biasanya sih begitu.
Tapi ya Tuhan rasa ini lohhh. Luar biasa banget. Yang ngintipin Instagramnya dan sibuk meratap kenapa si abang ganteng ga SMS balik. Yang sibuk nelangsa di depan kaca "Emang gue kurang cakep ya?" Yang sibuk berkicau betapa sempurna si abang.
Dan saya nggak mau berhenti. Ntaran dulu ah. Saya masih menikmati perasaan ini. Seperti hubungan-hubungan saya yang lain. Yang walau tahu dari awal nggak akan langgeng, yang akhirnya seperti yang bisa saya duga saya jadi patah hati.
Ada yang nyinyir bilang saya nggak becus menjalin hubungan. Sama suami saya cerai, sampai sekarang saya masih nggak punya hubungan stabil. Paling lama deket orang itu 6 bulan, lalu bubar. Sementara konon si mantan sudah hidup bahagia.
Habis gimana, nggak ada yang cocok. Terjemahan: belum ketemu yang sesuai standar saya. Idealnya sih saya nunggu sampai ketemu yang tepat, bukan sibuk sama orang yang nggak tepat lalu patah hati tiap 4-6 bulan sekali. Cewek gagal banget sih.
Tapi apa iya saya gagal? Tiap hubungan yang saya jalani itu saya belajar sesuatu yang baru. Saya belajar kalau saya menarik. Saya merasakan pacaran ala anak SMA. Saya mengerti apa rasanya infatuation/rasa ingin yang tak terkendali.
Iya saya sedih dan patah hati. Terus dan terus dan terus. Kalau fokusnya cuma sekedar 'punya seseorang' saya jelas gagal total. Tapi kalau fokusnya ke perjalanan hidup dan apa yang saya rasakan, saya merasa puas dan penuh pencapaian banget.
Dalam tiap hubungan saya yang gagal, saya menemukan bagian baru dalam diri saya. Saya yang ternyata memang punya standar intelektualitas. Saya yang makin mengerti seksualitas saya. Saya yang berani bersikap dan mempertahankan diri saya.
Untuk anda yang sibuk meratapi hubungan anda yang nggak berhasil, yuk hapus airmata anda. Selalu ada yang bisa kita pelajari. Bahkan sekedar bisa move on atau setidaknya menjalani hidup seperti biasa juga sudah suatu pencapaian lho.
Jangan pernah menyesali apa yang sudah terjadi, karena itu hanya akan membuat anda merasa pahit. Hidup itu lebih dari sekedar kepahitan. Pastinya pernah ada kebahagiaan disitu, walau mungkin akhirnya tak seperti yang kita bayangkan.
Tarik nafas dalam dan ingat secercah kebahagiaan itu. Lalu ingat seberapa jauh anda telah berjalan. Hubungan yang gagal itu bukan sebuah akhir. Kalau ibarat sinetron, ini baru akhir episode. Bukan akhir musim dan jelas bukan akhir tayang.
Tetap bersinar ya pembaca tersayang. Nikmati hidup anda, baik 'keberhasilan' maupun 'kegagalan'. Salam ganjen dari Los Angeles.
Duh..mba ary di blog ga ada button like ya..klo ada uda aku like berkali-kali tulisan ini, pas bgt lagi ngerasain patah hati..gagal tapi Masih pengen dan pengen terus bersama org yg Sama.. sayangnya aku blm tau pelajaran apa yg bisa aku petik dari kegagalan ini..tapi sementara aku mau menikmati kalimat Di akhir postingan ini..tetap bersinar dlm keadaan apapun..Thank you mba, salam from INA
ReplyDelete