Jualan daging katanya. Padahal banyak yang jadi simpanan pejabat dan pengusaha demi mobil terbaru dan tas terkini. Nggak apa-apa. Toh 'menikah'. Peduli setan bini asli tahu atau nggak.
Jualan daging katanya. Padahal banyak yang harga diri dilibas, menjilat pantat atasan asal dapat promosi. Nggak apa-apa. Toh 'terhormat'. Peduli setan dipakai seperti tisu toilet.
Jualan daging katanya. Padahal banyak yang menginjak orang lain demi bisa 'naik', nggak perduli berapa banyak korban. Nggak apa-apa. Toh 'mapan'. Peduli setan semua yang terkapar.
Jualan daging katanya. Padahal banyak yang menjual rahasia orang biar dianggap tahu, atau menikmati pergunjingan tanpa bersalah. Nggak apa-apa. Toh 'Update'. Peduli setan benar atau nggak.
Jualan daging katanya. Padahal banyak yang menggunakan dalil agama untuk memuaskan nafsu belaka, atau sekedar terlihat suci. Nggak apa-apa. Toh 'religius'. Peduli setan kelakuan aslinya iblis.
Jualan daging katanya. Padahal banyak yang tutup mata melihat sekian orang teraniaya, tutup telinga atas tangisan orang yang ga berdaya, tutup mulut 'asal gue selamat'. Nggak apa-apa. Yang penting ga jualan daging.
Sori ya beib.
Kalo loe bertahan dengan pasangan loe karena dia bisa ngajak loe ke kafe mahal, elu jualan daging
Kalo loe mau jadi pasangan ekstra walau tahu pasangan asli tersakiti, elu jualan daging
Kalo loe bersabar jadi keset orang 'tenar' demi ikut 'tenar', elu jualan daging
Kalo loe mementingkan tampilan diri daripada menolong yang butuh, elu jualan daging
Kalo loe menggunakan gossip untuk jadi beken ato merasa paling 'in the know', elu jualan daging orang
Begitu juga saat loe mengorbankan orang lain untuk jadi lebih hebat. Daging orang loe jual.
Puas loe? Bangga loe?
Gue ga peduli elu siapa dan apa pekerjaan loe selama loe ga nyenggol gue. Gue ga peduli preferensi seksual elu selama elu ga nyenggol gue. Sebaliknya, jangan coba-coba ngutak-ngatik gue selama gue ga nyenggol elu karena loe ga punya hak.
Iya gue janda kembang. Ada masalah?
Iya gue bekas bule. Ada masalah?
Iya gue aktif secara seksual. Ada masalah?
Kita nggak mau dianggap rendah sama orang lain, sementara mulut dengan mudah dan serasa tanpa dosa melontarkan hinaan terhadap orang lain yang kita rasa lebih rendah dari kita. Logikanya dimana? Tapi kan mulut ga pake logika ah, dan saat kita direndahkan tinggal merasa teraniaya. Yuk mari.
Sori ya beib, sekian banyak ilmu agama yang dipamerin di fesbuk, sekian banyak kutipan kitab suci yang beredar di watsap, sekali loe merendahkan orang lain cukup sudah kredibilitas loe dimata gue. Karena kalo loe bisa merendahkan orang lain, apa jaminannya elu ga merendahkan gue?
Gue dari kecil dibilangin gue 'spesial'. Yang sampai posisi duduk dan sharing makanan diatur, ga boleh sembarangan. "Ingat namamu," kata keluarga. Yang gue ingat cadaver/mayat yang gue bedah di pelajaran anatomi. Semua sama. Nggak ada namanya. Nggak ada catatan imannya. Semua mati dan gue buka badannya pakai pisau bedah.
Sori kalo gue ga anggap loe spesial karena siapa elu, baik fisik materi reliji dan segala tetek bengeknya. Karena buat gue saat loe mati semua sama. Gue anggap loe spesial saat elu memperlakukan orang lain dengan sepantasnya, karena itu yang akan membuat perubahan bagi dunia.
Kalo loe 'jualan daging', gue ga peduli. Gue lebih peduli sama yang beli daging loe. Karena mereka sangat mungkin ga jujur sama pasangannya, sangat mungkin berlagak baik padahal kelakuan bangsat. Jadi siapa yang parah? Yang terang-terangan jualan atau yang beli tapi munafik?
Gue jualan daging juga kok. Gue manfaatin banget fisik gue untuk membuat hidup gue lebih nyaman. Nggak ada yang nggak hepi melihat senyum lepas dan wajah yang bahagia, dan gerak badan yang menunjukkan kita menghargai lawan bicara kita. Loe ada masalah?
No comments:
Post a Comment