AdSense Page Ads

Thursday, August 9, 2012

Tidak Profesional? Pasti (bukan) Indonesia....

"I have an advantage because I'm the underdog and I'm black and no one thinks I'd ever win," - Gabby Douglas (Pemenang medali emas olimpiade untuk cabang senam)

Pernah tidak rasanya kesal sekali mendengar bangsa kita diremehkan? Siapapun yang merasa patriotik dan berjiwa nasionalis (ta'elah...) pasti ga akan terima mendengar omongan orang asing yang berkata: "Ah, biasa Indonesia". Rasanya pengen dilempar ga sih itu orang asing?? Tapi bagaimana kalau yang bicara adalah orang Indonesia juga?

Baru-baru ini hadiah saya hilang (oke, tepatnya belum ditemukan) saat dihandle oleh sebuah jasa ekspedisi internasional. Posisi barang saat itu tertahan di bea cukai Cengkareng, menunggu pembayaran pajak masuk. Bukan hanya hadiah saya "belum ditemukan", namun bagi saya pelayanan jasa ekspedisi ini juga sangat lama dan membuat frustasi: tidak ada kabar sampai saya yang menelepon/meng-email mencari kabar, informasi yang sekadarnya, benar-benar membuat stress.

Respon orang-orang di sekeliling saya: "Ah, biasa bea cukai." dan "Maklum, Indonesia. Pelayanan mah jangan banyak berharap." WTF??? Emang kenapa kalau bea cukai Indonesia?? Emang kenapa kalau pelayanan Indonesia?? Ga mungkin gitu kita bisa kirim barang tanpa dikenai "korupsi" atau mendapatkan pelayanan yang bagus? Saya ngerasa tertampar sekali sebenarnya.


Saya kerja di Indonesia, dengan perusahaan yang pemiliknya ASLI Indonesia. Dan bukan hanya perusahaan kami memiliki pangsa pasar dan diakui secara nternasional, namun juga salah satu perusahaan pilihan pertama bagi para klien Australia. Sebenarnya ini absurd karena kami bergerak di pangsa pasar luxury/barang mewah, sehingga klien memang memilih perusahaan saya karena hasil kami sesuai dengan harganya. Dan berikut apa pendapat ibu dari seorang klien saya: "You have been so great throughout this whole process. Very responsive and timely.  You don't find that often with companies nowadays.  We can't thank you enough for you guidance and service." FYI, bride/pengantin wanitanya adalah seorang top officer untuk perusahaan mode terkenal, yang mana tentunya (dan seharusnya) mereka bi(a)sa mendapatkan pelayanan nomor satu. Ini buat saya membuktikan bahwa pelayanan yang bagus itu bukan masalah memungkinkan atau tidak, tapi mau/niat atau tidak.

Kasus saya dan perusahaan jasa ekspedisi ini masih berlanjut, entah sampai kapan. Dalam keputus asaan saya, saya meng-email officer yang bertugas meng-asssist saya di kasus ini dan berkata secara tidak langsung: Mbak yang terhormat, masa sih kalian ga bisa ngasi pelayanan yang lebih bagus? Lengkap dengan saran-saran bagaimana seharusnya melayani pelanggan secara professional. Padahal mereka yang jaringan ekspedisi Internasional, sementara saya cuma sales biasa yang ga penting.

Pada akhirnya, satu-satunya orang yang berkata positif hanyalah pasangan saya (yang mana sebenarnya pihak yang paling dirugikan). Saat saya meminta maaf dengan amat sangat atas kekampretan dan kelakuan orang-orang di Indonesia, dia hanya tertawa dan membuat lelucon: "Hadiah yang kukirim itu memang bagus. Jangankan mereka, aku pun akan mencuri hadiahmu kalau kebetulan aku yang handle." Lalu setelahnya dia menelepon kantor pusat jasa ekspedisi tersebut di Amerika dan memarahi mereka karena telah: "tidak becus mengatur pengiriman barang tersebut selaku perusahaan induk dan menyebabkan pasangan/si penerima (that's me, FYI) merasa tidak nyaman dan sampai minta maaf atas bangsanya." Siapapun yang bilang orang Amerika itu picik dan menyebalkan sangat saya sarankan untuk berteman dengan pasangan saya.

Bila seorang asing seperti pasangan saya mampu berpikir positif tentang bangsa kita, kenapa kita harus "biasa" dengan perkataan miring tentang bangsa sendiri? Saya percaya bangsa kita hebat, saya percaya orang Indonesia itu tob banget. Kita punya potensi, kita punya kemampuan. Pertanyaannya, apakah kita mau? Tentunya tidak akan mudah dan kita harus berusaha lebih keras, karena saat kita menunjukkan kemampuan dibawah rata-rata kita hanya akan diejek, dan saat kita menunjukkan kemampuan setara orang hanya mengangkat bahu dan berkata, "wajar." Kita underdog, kuda hitam yang tidak diperhitungkan. Tapi saat kita mampu menunjukkan kemampuan kita yang maksimal kita akan mampu mengejutkan dunia, karena tidak ada yang menyangka kita mampu.

Mari kita lakukan. Mari bangga dengan karya kita sendiri dan apa yang bisa kita raih, serta bangga dengan apa yang kita lakukan. Mari menjadi seorang Indonesia yang membanggakan, dan bisa berkata dengan pede: Tidak profesional? Pasti bukan Indonesia....

2 comments:

  1. mungkin karena memang hadiah nya yg bagus tuh, soalnya (untungnya) barang belanjaan online gw blom pernah ada yg ketahan di bea cukai wkwkwkwk

    ReplyDelete
  2. huuhuhuhu.... bangeeeeeeet bagusnya.....!!!

    ReplyDelete

Search This Blog