Pagi ini dimulai dengan membaca berita menyedihkan dari Amerika, dimana seorang calon konselor sekolah menyatakan dia akan sulit bekerja dengan para gay dikarenakan kepercayaan yang dia anut. Kenapa menyedihkan? Sebab saya percaya bahwa tiap manusia memiliki hak untuk diperlakukan sama. Tiap manusia itu setara.
Secara teknis, dunia menjadi begitu dekat sekarang. Kita bisa dengan mudah menghubungi orang-orang atau bahkan bepergian ke seluruh penjuru dunia. 80 days around the world bisa diganti dengan 80 minutes around the world dengan telepon lama, atau bahkan 80 seconds around the world pakai Skype. Tapi bukannya meluas, hati orang-orang malah cenderung mengecil. Bukannya menghilangkan label, malah justru menambah label: "homo", "wanita", "teroris", "radikal", "hippie ga jelas*, dan masih banyak lagi. Penganut agama A menolak berkumpul dengan penganut B, suku A menolak membantu suku B, si warga negara C menolak adanya warga negara D di negaranya. Kenapa malah kebencian yang dipelihara?
Apakah saya homosexual? Bukan. Saya masih cinta lekong-lekong yang sexy menawan. Apakah saya menyetujui homosexualitas? Ga bisa dibilang iya. Karena saya masih percaya kalau Tuhan memang mentakdirkan pria dengan pria Ia akan membuat Adam 1 dan Adam 2 di Taman Eden, begitu pula dengan Eve/Hawa 1 dan Eve/Hawa2. Tapi apapun yang anda lakukan di tempat tidur jelas bukan urusan saya, kecuali bila pasangan saya yang anda ajak berkencan ;).
Alasan klise bahwa pria harus dengan wanita dan sebagainya itu crap buat saya. Kata siapa wanita lebih bahagia bersama pria, atau pria lebih bahagia bersama wanita? Banyak hubungan pria-wanita hancur karena sang pria atau sang wanita atau keduanya tidak ma(mp)u menjaga hubungan mereka, ga ma(mp)u menghargai pasangannya. Tapi jangan salah, hubungan pria-pria atau wanita-wanita juga bisa hancur karena alasan-alasan di atas. So it's not about who you love, but about how you love.
Saya tahu setelah saya publish artikel ini isi komen saya mungkin akan dibombardir orang-orang yang menentang homoseksualitas, dan link artikel saya akan RT berulangkali di twitter dengan tulisan "Kafir!" "penentang Tuhan" dan seterusnya. I don't care. I don't support them, but I'm not bothered either*. Ada orang-orang yang obsesinya (menurut saya) lebih kacau: beberapa kenalan saya terobsesi dengan uang, yang lain terobsesi dengan kekuasaan, dan benda-benda lain yang tidak berguna untuk kehidupan manusia secara keseluruhan plus ga bisa dibawa mati. Better go fix them, love. Leave the dudes and dudettes alone.
* Yes, I have to admit that the "count-me-in!" dudes and dudettes ANNOYS me. I imagine it's hard enough for the gay people to spread their message and love across without being sabotage by those silly people who just join just because of the Fad, not because of their true nature. And if you want to look like a girl, go all in and get a boobs job, otherwise please leave your skin-tight-leotard at home. Please.
Photo taken from: http://heikoandsweechan.blogspot.com/2010/08/behind-holding-hands.html
cerdas
ReplyDelete