2 Musisi Skotlandia ini ditolak oleh agensi Uk, namun diterima dengan tangan terbuka setelah mereka mengaku sebagai anak California yang drop out sekolah dan kehabisan uang di UK.
"These lyrics were just the same when we did them again in American accents," he says. "There was nothing different, and all of a sudden, people were saying, 'Oh, wow. They're just as good as Eminem.' But in the Scottish accent, they're saying, 'Oh, no. They don't have any talent.' "
Read the whole story here.
Moral dari cerita ini: it's a damn crazy world we're living... Masyarakat sekarang ounya standar yang (menurut saya) aneh, Pokoknya kalau "barang impor" alias bukan punya negeri sendiri pasti lebih keyeeeen (bukan keren lho)... Contohnya ya diatas itu, musisi yang lebih diterima saat ngaku orang Amerika. Begitu pula dengan sinetron kita yang dibanjiri muka-muka blasteran Caucasian (padahal aktingnya juga standar banget, kalo ga dibawah standar alias jeblok). Bahkan kadang saya pun ngerasa jauh lebih mudah kenalan/diterima sama orang kalau ngaku asli Jakarta daripada asli Bali.
You are who you are. Anda ya anda, saya ya saya. Kalau semuanya sama jadi bingung toh... Perbedaan itu ada, jadi dinikmati aja. Saya percaya yang membedakan saya dan anda bukan warna kulit saya, bukan ras saya, bukan asal saya, apalagi harta, posisi dan sebagainya. Yang membedakan saya dan anda cuma kelakuan kita di mata Tuhan, hal-hal baik (atau buruk) yang kita lakukan menurut pandangan Tuhan. Karena harta dan posisi dan segala hal duniawi itu ga bisa dibawa mati, dan percaya deh, saat mati nanti, seberapa cakep pun manusia, seberapa hebat pun asal usulnya, tetap saja bakal membusuk dan jadi nutrisi untuk tanah.
So lift your head up high and be proud of what you are, angkat kepalamu tinggi-tinggi dan banggalah akan dirimu sendiri :)
No comments:
Post a Comment