AdSense Page Ads

Friday, May 3, 2019

Rasa Indonesia



Seorang teman bercerita tentang gebetannya yang kabur setelah beberapa kali mengajak 'ngamar'. "Padahal dia ngomong seolah gue segalanya," keluh teman saya. Saya manggut-manggut. "Emang okeh banget mainnya sampai elu repeat performance?" tanya saya. "Umm… Kategori oke banget itu gimana?" Wattt?????

Saya sih nyaman banget dengan bodi saya yang rada bulat ini. Tetep cantik dan menarik, kata saya. Namun orang-orang seperti lelaki ini yang bikin saya ingin punya bodi seperti Megan Fox: biar saya bisa merayu lelaki, memakainya semalam, lalu meninggalkan mereka dengan patah hati.

"Ha!" kata para lelaki. "Kayak bisa aja loe!" Gimana yaaaa…. Elu cuma dapet pasangan yang mau saja dibohongi, yang bahkan ga tahu orgasme itu seperti apa. Sementara partner-partner gue yang punya banyak pilihan dan mereka tetap kembali pada rasa Indonesia. Gimana tadi soal jago-jagoan?

Satu hal positif yang bisa saya lihat dari hubungan bebas di Amerika adalah: orang tahu mereka bakal diomongin. Lelaki disini lebih tahu diri karena a) kalau mainnya jelek bisa diumbar ke seluruh dunia oleh pasangan mainnya, dan b) pasangan main punya perbandingan jadi memang benar tahu mana yang okeh dan mana yang nggak. Nah.

Ini mungkin kenapa ego lelaki di Asia cenderung lebih besar, karena seks dianggap tabu dan mereka sendiri nggak punya perbandingan. Jadilah punya timun local berasa punya timun suri. La la la. Atau cuma bisa bikin telor ceplok tapi berasa chef. Malu gitu sama yang bisa bikin quiche ato shakshuka.

Buat para mas mas dan oom oom ini yang pikir kalian itu hotshot dan super keren: You're not. Nggak banget. Nggak ada kerennya menipu orang demi seks dengan bujuk rayu tanpa niat untuk menjalin hubungan. Ngebayar pasangan untuk seks juga kok elu kasian banget? Pribadi loe seberapa nggak bangetnya sih sampe untuk seks mesti bayar atau menipu orang?

Saya nggak bisa bilang jangan terbuai bujuk rayu. Gimana dong kalau memang terdengar begitu indah? Kita kan ingin disayang, ingin dianggap spesial. Saya saja bisa kok dengan gobloknya mau pindah ke Amerika walau semua tanda bahaya dan sirene menyala kencang. 

Saya nggak bisa bilang jangan terbuai, tapi saya bisa bilang kita lebih berharga dari itu. Kita lebih berharga dari sekedar penghangat kasur. Kasur butut saja bisa bertahun-tahun dipakai karena mahal dan susah belinya. Masa kita rela dipakai sebentaran saja lalu dicampakkan.

Kalau ada diantara anda yang memang hobi seperti saya, ya monggo lho. Nggak kenapa iseng-iseng nyobain, asal aman. Dan kalau si lelaki marah karena merasa terinjak harga dirinya (baca: rayuannya nggak mempan), yuk toss dulu ahhh. Nanti kalo ke LA bilang yak, I'll buy you a drink hahaha.

Apakah saya wanita yang tidak baik? Gimana ya… semua mantan dan ttm saya sih bilang saya wanita yang sangat perhatian dan merasa mereka sangat dihargai, termasuk urusan ranjang walau libido saya diatas rata-rata. Nilai wanita kan bukan cuma sekedar lubang diantara kedua paha kami.

Jadi kalau kalian mengandalkan bujuk rayu bahwa anda terbaik di dunia, atau bila anda mendapat bujuk rayu bahwa si lelaki yang terbaik di dunia, yeah, maybe not hahaha. Karena yang terbaik untuk kita nggak akan melukai kita. Karena yang terbaik untuk kita akan memikirkan yang terbaik untuk kita. 

So yeah. Please jangan bikin saya pengen diet dan rajin olahraga biar bisa ngejitak kalian yang ngaku buaya tapi nggak jelas. Terlalu banyak juga abang ganteng model T-Rex di Los Angeles yang bisa saya cicip, males banget ga sih sama tokek ngaku buaya. Yuk ah saya kencan dulu. Byeeeee…..

No comments:

Post a Comment

Search This Blog