AdSense Page Ads

Sunday, October 8, 2017

Bukan Cinta

"Jangan pakai baju seperti itu"
"Bilang dong mau pergi kemana"
"Kamu jalan sama siapa?"
"Jangan suka boros"
"Ngapain beli itu?"

Dulu saya pernah punya hubungan kayak begini, yang apa-apa mesti lapor dan harus nurut apa katanya. Yang konon dia melakukannya demi kebaikan saya. T*i kucing. Ini bukan bentuk cinta atau kepedulian, tapi bentuk awal pengendalian dan hubungan yang tidak sehat.

Buat kita yang perempuan, hal-hal seperti ini seringkali kita anggap wajar. Seringkali kita memposisikan diri kita sebagai mahluk yang harus diarahkan, dituntun. Padahal kita yang menjalani hidup dengan payudara dan vagina dan segala hormon yang menggila, tahu apa lelaki tentang diri kita dan perasaan bergejolak di dalamnya?

Bukan berarti kita nggak mau mendengarkan nasihat ya, tapi ada baiknya kita berpikir: apa alasannya? Sialnya ya itu tadi, posisi wanita di masyarakat patriarki membuat kita merasa hal ini wajar tanpa kritis mempertanyakan kenapa. Apalagi ditambah perasaan gak pede dan minimnya pengalaman.

Dulu, misalnya, saya sampai tukar password Fesbuk dan melacak satu sama lain di GoogleMap. Saat itu terjadi saya merasa sangat bahagia lho, "Ya ampun, so sweet! Segitu sayangnya dia sama aku!". Soal "Aku ga mau kamu dilihat lelaki lain" juga membuat saya melambung karena merasa sangat diinginkan. Itu bukan cinta. Itu bentuk pengekangan karena pasangan anda merasa insecure dengan dirinya sendiri.

Bagi yang sudah beli dan baca buku "Dear, Mantan Tersayang" pasti sudah lumayan paham maksud saya. Di buku itu saya menulis tentang hubungan yang sehat dan yang tidak. Manusia itu... nggak bisa cuma hidup berdua. Manusia itu... disetting dari sananya untuk berkembang, untuk maju. Inilah kenapa kita punya smartphone. Inilah kenapa Obama yang leluhurnya diperbudak bisa jadi presiden Amerika. Inilah kenapa manusia bisa sampai ke bulan.

Hubungan yang sehat adalah yang kedua belah pihak jadi maju dan berkembang. Yang dulunya cuma karyawan bisa jadi manajer, yang dulunya gaptek bisa lancar komputer, misalnya. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang saat melihat kebelakang kita bisa melihat kebelakang dan berkata: "Saya bisa sejauh ini berkat XYZ".

Hubungan yang nggak sehat adalah hubungan yang membuat hidup mandeg. Tiap saya mendengar "Gue ga rela loe diliat orang lain" saya selalu terbayang dua tipe anak TK: yang nggak mau berbagi mainannya (tapi rajin mengambil mainan orang), dan yang ngumpet di pojokan nggak mau bersosialisasi. Egois dan ga pede. Ke dua tipe ini akan membuat pasangannya mandeg, atau lebih buruk lagi, kehilangan jati dirinya.

Pertanyaannya adalah, apa yang kita harapkan dari hubungan kita? Karena hidup nggak akan selalu sekedar "Ai lop yu pull bebe". Sebelum memberikan saran pada pasangan, tanyakan dulu ke diri sendiri: "Ini demi dia atau demi saya?" Sebelum mengiyakan saran dari pasangan juga harus berpikir demikian.

Bisa lho, peduli tanpa mengekang. Bedakan antara "Jangan makan melulu, nanti gemuk" dengan "Kamu sebaiknya pola makannya yang lebih sehat deh". Atau antara "Jangan pakai celana pendek, nanti dipelototin orang" dengan "Jangan pakai celana pendek, daerah itu rawan". Atau yang ngecek keberadaan karena takut kamu selingkuh, dengan yang ngecek karena kamu kebiasaan bablas jjs lalu besoknya nggak mau masuk kerja.

Bukan hanya pria, wanita juga banyak yang seperti ini. Seorang teman bolak balik memastikan pacarnya nggak pergi jjs karena sebagai pasangan mereka harusnya jjs bersama, padahal saat itu teman saya ini sedang pergi ke kondangan bersama grup kami. Jeng jeng jeng. Wanita itu bisa kejam dan memerintah juga lho. Ketidakpedean itu bukan hak milik satu jenis kelamin saja.

Saat kita tidak pede, saat kita insecure dengan diri kita sendiri, kita seringkali menproyeksikannya ke orang lain. Bila anda merasa pasangan terlalu banyak aturan, mungkin ia merasa hanya dengan cara itu ia bisa tetap memiliki anda. Bila anda merasa ia terus merendahkan atau membuat anda tidak nyaman, itu karena ia tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Tapi ini urusan dia dengan dirinya sendiri, jadi buang jauh-jauh "Oh aku akan menyelamatkanmu kekasih tersayang!" dan mau saja terjajah karena kasihan. Karena anda tidak akan bisa. Yang bisa menolongnya lepas dari ketidakpedeannya adalah dirinya sendiri.

Bagi wanita Indonesia yang masih merasa kaum lelaki 'berhak' memperlakukan anda seperti ini, mari saya ingatkan betapa hebatnya wanita Indonesia. Kita bisa tangguh dan tetap penyayang, bisa manja tapi siap bertindak. Ini paduan maut kalau disini, sifat feminin kita yang membuat lelaki cetar membahana plus kesiapan kita menghadapi dunia yang membuat lelaki merasa nyaman dan percaya dengan kita. Kurang apalagi, coba?

Jangan anggap kelebihan kita ini 'keharusan' atau 'kodrat' belaka. Kalau kita bicara kodrat, kodrat lelaki juga sama, bukan? Yang mampu menjadi kepala keluarga, menafkahi, membantu kita menjadi lebih baik. Sori sori aja ya kalau cuma mampu beli Av*nza tapi berharap pengalaman berkendara sekelas Ferrari. Berharap pasangan yang sempurna, kita sendiri sudah sempurna belum?

Masih berpikir bahwa pengontrolan dan pendiktean itu benar? Coba berpikir sejenak, dari kalimat-kalimat itu apa yang anda lihat setahun kedepan? Apakah itu akan membantu anda atau membuat anda berkembang? Bila jawabannya "Saya akan bisa tetap bersamanya", maka ada yang salah dari hubungan anda. Cinta itu melebarkan sayap kita, bukan mengguntingnya.

Oh dan yang marah-marah dan berkata: "Apa sih perempuan ini??", tandanya anda merasa kalau saya itu benar. Bukan cuma soal ga pede atau insecure, ada lho hubungan yang senang mengontrol dan senang dikontrol. Kalau anda salah satu dari ini, cari pasangan yang klop. Jangan ngerusak orang lain gituh. Kalau ini soal insecure, pelan pelan ya sodara-sodara, bisa kok itu diperbaiki. Tuhan menyiapkan yang terbaik dan setara bagi kita, jadi kalau mau yang wah kitanya juga harus wah. Semangat!!!

1 comment:

  1. Really make ma day
    Im at point where i get so much struggle. Terutama dari para kolega saya. Saya baru lulus sekolah dan baru mulai berkarir. Saya pribadi cukup percaya diri dengan kemampuam berbahasa saya. Tapi entah kenapa kepampuan saya justru dinyinyirin oleh sesama pekerja. Setelah baca tulisan mbak dan beberapa tulisan hampir sama yang lain, yang memotivasi, yang mengatakan bahwa "girl u can do it !"
    I feel soo much better :)
    Thank you

    Nb : kalau lagi senggang silahkan main ke blog saya ya mba flawsometanoia.wordpress.com. isinya berbagai random thought saya. Seperti mba, saya juga mulai menulis lagi untum terapi. Trimsss

    ReplyDelete

Search This Blog