AdSense Page Ads

Tuesday, March 15, 2022

Itu Saya



Terharu. Itu perasaan saya melihat trailer serial TV Ms. Marvel. Pemeran utamanya berkulit gelap, agak montok, dan nggak kinclong cakepnya. Itu saya. Itu gue.

Seketika membanjir ingatan masa kecil. Si anak canggung yang selalu dibilang "Kurangin makannya!" Yang dibilang lurus pinggang dan perutnya alias bulat. Yang berharap kalau dia cukup cerdas dan menarik maka akan ada yang tertarik sama dia (spoiler: nggak.)

Teringat masa melihat kakak yang super bohai dan adik yang model dengan perasaan frustasi. Dari semenjak pubertas di jaman SMP sampai di masa dewasa, selalu dan selalu hanya bisa menggigit bibir melihat anak gadis yang lebih sempurna mendapat segala kemudahan.

Bahkan hingga sekarang pun saya terkadang masih insecure. Sampai sekarang masih bertanya ke pasangan saya, dia salah makan apa sampe mau sama yang bulat ga jelas seperti saya. Apakah dia sehat jiwa atau sebegitu butuhnya sampai mau sama saya?

Saya nggak dendam sama yang terlahir menarik. Good for you. Baguslah. Saya juga suka melihat manusia-manusia yang menarik, apapun jenis kelaminnya. Tapi ya, tapiiii... Kan kita bisa baik sama yang menarik tanpa menjatuhkan yang konon dibawah standar.

Apa pula sih standar itu? Dari kecil kita dibilang kalo nggak kurus, nggak putih, nggak cakep, maka nggak ada yang mau mengawini kita. Ya nggak kenapa sih kalau calon pasangan juga diharapkan sama perfect nya. Atau cukup kaya untuk mendanai program skin care face lift personal trainer di gym etc. Perfect itu nggak murah, Ferguso.

Nggak kawin juga harusnya bukan momok lagi. Berapa banyak orang yang kawin ujung-ujungnya jadi single parent. Di atas kertas sih masih kawin, tapi pasangan entah kemana. Perempuan sekarang bisa kerja sendiri kok, nggak harus bergantung sama pasangan.

Kenyataannya kadang kita komentar atau merendahkan yang nggak "perfect" itu bukan atas dasar concern/atau kekhawatiran atas nasibnya nanti. Kita kadang komentar karena memang kita jahat saja, jelek hati. Rasanya bahagia gimana gitu bisa merendahkan orang lain. Padahal ngatain orang jelek nggak akan membuat kita lebih cakep.

Dan lihat. Lihat dunia yang terus bergerak maju. Lihat dunia yang tidak perduli akan apa yang menurutmu 'perfect'. Lihat ada tokoh utama, ada superhero yang nggak putih mungil cantik jelita. Mungkin sudah saatnya kita belajar untuk menjadi baik kepada semua orang, bukan hanya yang 'enak dipandang'. Karena kita semua bisa menjadi tokoh utama.

Jadi sebelum mulut menyinyir dan berpotensi membuat seseorang trauma, apalagi anak-anak, yuk dipikir baik-baik. Malu kan ketahuan jeleknya diri kita.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog