Aku ingin bercerita tentangmu. Aku ingin bercerita pada dunia betapa kamu membuatku bahagia. Betapa bedanya kamu dari yang lainnya. Betapa kamu mengubah hidupku.
Tapi dulu aku pernah bercerita yang sama tentang seseorang yang kupikir istimewa. Sebuah kisah indah yang kandas, menyisakan amarah dan kepahitan. Dan kini aku ingin bercerita tentangmu.
"Jadi perempuan kok goblok," batinku tiap aku ingin menulis. Kok tidak kapok dibodohi lelaki. Bisanya terus berharap bahwa ini akan berbeda. Nduk, tolol juga ada batasnya. Putus asa juga jangan sejeblok ini.
Tapi berapa lama lagi aku harus menunggu? Sampai kapan baru aku boleh yakin? Bahwa kamu memang benar mencintaiku. Bahwa ini memang benar jawaban dari permohonanku padaNya. Bahwa aku pantas mendapat kebahagiaan ini.
Satu setengah tahun dan sekian banyak senyuman. Pelukan dan pemanjaan yang seolah tak terbatas. Kata-kata cinta yang tiada henti. Di saat kita dipenuhi amarah dan rasa frustasi pun kita masih berjuang untuk bersama. Namun aku masih tak berani bercerita tentangmu.
Karena aku hanyalah wanita yang kotor. Aku adalah wanita bodoh yang menyerahkan cintanya pada orang yang tak pantas menerimanya. Dan cinta inilah yang kutawarkan kembali padamu. Bila aku bisa memutarbalik waktu akan kutunggu dirimu. Kamu berhak mendapat yang sempurna tak ternoda.
Tapi aku tahu apa yang akan kamu katakan. Kamu akan menjelaskan bahwa cinta yang kuberikan selalu berharga. Bahwa bukan salahku yang menerima sebelumnya tak mampu menghargainya. Bahwa aku harta karunmu.
Aku tak bisa memutarbalik waktu, ataupun mengubah apa yang terjadi. Aku adalah aku sekarang karena semua yang kualami, begitupula dirimu. Waktu Tuhan selalu yang terbaik menurutNya, dan selalu yang terbaik menurut kita.
Aku ingin terus mencintaimu. Memelukmu erat dan melihat senyumanmu. Aku harus percaya aku berharga bagimu. Aku harus percaya aku berhak dicintai dan berhak bahagia. Aku ingin terus dicintai olehmu.
Dunia seolah berlari menuju akhir. Perang pandemik dan kerusuhan. Sekian banyak amarah buta dan kepedihan bergejolak di dunia. Disaat semua serasa tak pasti genggaman tanganmu adalah jangkar bagi kewarasanku, pelukanmu adalah bunker tempat aku berlindung.
Aku tahu ini tidak adil, dan aku malu karenanya. Disaat semua bagai mimpi buruk aku beruntung bisa memiliki seseorang sepertimu. Aku merasa tidak pantas. Apa yang aku punya dan telah aku berikan padamu dan pada dunia sehingga aku pantas mendapatkan perlindungan ini, kebahagiaan ini?
Tapi bukan aku yang berhak menilai, namun dirimu. Dan kamu telah tanpa henti mengingatkan aku betapa berharganya diriku. Bukan hanya bagimu, namun bagi orang lain. Bahwa buruknya diriku yang aku percayai dan diperkuat oleh hubunganku sebelumnya tidak mengubah keindahan yang ia dan orang lain lihat.
Aku ingin mempercayainya. Aku ingin bisa bercerita tentangmu dan menebar harapan bagi orang lain. Bahwa mereka pun pantas bahagia. Bahwa mereka pun pantas dicintai. Bahwa cinta, kasih sayang, dan rasa saling menghormati belum pupus dari muka bumi ini. Bahwa ada harapan bahkan ditengah mimpi buruk ini.
Setahap demi setahap, kekasihku. Aku mencintaimu. Terimakasih engkau ada di dunia ini untuk bersamaku.
No comments:
Post a Comment