Saya dapat surat cinta balasan dari artikel saya. Kayanya ada yang sensi dan marah diungkap bobroknya hahahaha.
Padahal yaaaaa. Kan pembaca saya di Indonesia yang ga kenal dia. Plus, kenapa harus sensi kalau konon saya sejelek yang dia bilang dibalasannya? Kenapa pula masih mau sama perek macam saya?
Jawabannya gampang: karena dia tahu kelakuannya salah. Kalau melakukan sesuatu harus ditutupi dan jangan sampai orang lain tahu, itu biasanya karena perbuatan tersebut nggak benar atau dilihat jelek di masyarakat.
Makanya saya bongkar hehehe.
Seperti biasa saya dikata2in. Dibilang dia memperlakukan saya buruk karena saya nggak pantas dihargai. Bahwa nggak ada yang mau dengan saya dan orang hanya memanfaatkan saya. Bahkan muka pacar saya pun dikomenin.
Saya jadi berpikir, berapa banyak wanita di Indonesia yang diperlakukan seperti ini? Apalagi saat lockdown/larangan bepergian. Suami stress dan siksaan makin menjadi.
Kalau saya masih sama dia, pasti saya down dan depresi. Tapi saya nggak sama dia, dan saya bisa melihat ini textbook abuser.
Kita dirantai dengan cara membuat kita yakin kita nggak ada harganya, sehingga kita merasa bersyukur paling nggak dia mau sama kita dan kita nggak akan berani pergi.
Orang seperti ini sadis. Ia mendapat kepuasan dari merasa menguasai kita, bahwa kita lebih rendah daripada dia. Semakin kita hancur, semakin puas dia.
Kita juga dikekang, nggak boleh ketemu orang atau bahkan punya teman. Apalagi yang lawan jenis. Alasannya karena dia begitu sayangnya sama kita padahal itu karena dia nggak mau kita sadar kalau kita lebih berharga dari yang ia bilang.
Dan kalau kita berani berontak, ya keluar surat balasan hahaha. Kita diingatkan betapa nggak berharganya kita. Seperti anjing yang dipukuli agar nurut. Akhirnya kita pun nggak berani berontak. "Jangan ah, nanti dia marah..."
Baca sekali lagi suratnya. Berapa banyak dari anda yang merasa "Kok mirip...", baik pengalaman pribadi maupun kisah orang dekat. Isinya boleh beda, tapi garis besar sama: Elu sampah. Elu ga ada harganya.
Apakah anda bisa melihat ketidak pedean di surat itu? Kebengisan yang begitu jelas terpampang? Orang yang berpikir seperti ini nggak perduli apa yang ditulis benar atau tidak. Yang penting menyakitkan.
Baik pasangan abusive atau si sirik nan kepo, omongan seperti ini nggak menunjukkan betapa hinanya anda. Yang ada menunjukkan betapa jelek dan jahatnya pola pikir orang tersebut.
Sulit untuk lepas dari lingkaran setan ini. 3 yang paling penting:
1. Lihat siapa mereka sebenarnya. Jangan mau dikatain sampah sama yang juga sampah.
2. Cari teman yang membuat anda nyaman. Support lingkungan sangat penting untuk berhasil keluar dari lingkaran setan ini.
3. Punya backup plan. Bagaimana menghapus jejak digital agar tak lagi bisa diraih. Juga punya uang untuk kabur dan ngekos di tempat baru paling nggak 3 bulan.
Pada akhirnya, ini kata saya versus kata si sensi sih. Pasti ada yang berpikir seperti si Sensi, bahwa saya pantas diperlakukan buruk. Tapi kan yang disayang teman dan pacar saya itu saya hehehe.
Buat anda yang masih dirantai: I believe you. Saya percaya anda. Semoga anda bisa segera mendapat kekuatan dan kepercayaan diri untuk akhirnya lepas. Tetap kuat ya.