AdSense Page Ads

Tuesday, December 3, 2019

Seks Bebas dan Ilusi Kita



Saya komen di FB kalau Amerika memisahkan agama dan negara, makanya pada akur karena diskriminasi dilarang. Dijawab Amerika ga bisa dijadikan contoh karena membiarkan seks bebas.

Takut banget sih sama seks. Who hurt you, man?

Dari jaman saya SD yang orang hamil di luar nikah itu sudah biasa. Jaman kuliah bertebaran teman yang anaknya 'lahir prematur'. Jaman kerja di kos campur? Ya sudahlah.

Tapi itu karena lingkungan saya buruk. Nggak ada hubungannya dengan pejabat dan petinggi yang hobi bobo-bobo siang. Atau yang hobi ngumpulin simpenan. Atau tukang sayur yang punya istri tiga. Atau cerita pembantu yang diperkosa, sampe dibikin film Inem.

Noooo. Indonesia itu bersih, suci, bebas dari semua kerusakan moral. Nggak ada itu seks bebas. 

Bullshit.

Saya nggak setuju seks bebas. Buat saya goblok aja perempuan yang mau ditipu dibilang "demi bukti cinta". Bukti cinta itu harusnya bukti deposito dan surat tanah/rumah plus mas kawin. Keperawanan kita cuma satu, girls. Jangan mau ditawar murah.

Tapi kalau memang hobi ya udah sih. Yang penting selalu main aman. Jangan sampai kita ketularan sesuatu yang ga penting. [Lirik tajam pada penghobi cewek kafe dan pencinta pijat happy ending].

Kita ga mau mengakui karena kita pikir seks bebas itu akhir dunia. Yang pas ketemu langsung main on the spot. Atau yang lagi kongkow bareng dan tiba-tiba jadi pesta seks. Udahan kali nonton bokepnya. Percaya deh, nyari threesome aja ga sesimple itu Ferguso.

Ini pemikiran kurang 'main' kata saya. Karena hasrat selalu ditahan jadi dipikir kalau nggak ada restriksi akan lebih menggila. Ya itu derita elu aja kali. Emang seberapa loe pikir loe bisa tempur dalam sehari? Tempur berkualitas ya, bukan ala masak p*pmie.

Lalu dikaitkanlah seks bebas dengan tidak beragama, tidak bermoral. Padahal orang yang paling baik sama anda bisa jadi yang hobinya nyobain lelaki. Anda tahu darimana seberapa banyak lelaki yang ditiduri? Atau dia tidur sama lelaki, perempuan, atau keduanya?

Nggak ada nilai lebih dari pernikahan kalau kita nggak mampu menjaga janji setia itu, kalau kita nggak mampu membangun keluarga sepantasnya, kalau kita menelantarkan anak istri. Apa artinya secarik kertas dan sebuah buku nikah?

Tapi nggak lho. Kita nggak fokus ke nilai luhur keluarga. Kita fokus ke seks bebas. Jangan sampai itu vagina mencari kenikmatan terlarang (walau kita akur tutup mata sama penis yang ibarat Dora si Petualang). Pondasi itu, pondasi!

Pondasi yang dibangun dari jaringan tipis pembuluh darah dan kearogansian lelaki. Sori lah kalau elu segitu ga ahlinya sampai butuh jadi yang pertama, karena jelas bukan yang terbaik.

Go suck a dick, dude. Seriusan asik lho. Highly recommended.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog