AdSense Page Ads

Thursday, October 5, 2017

Ibunda Dan Ayahanda

Wahai Ibunda dan Ayahanda,
Siapkanlah anak lelakimu untuk menjadi suami teladan,
Yang mapan bukan hanya secara finansial namun juga mapan mental,
Yang mampu melihat dan memilih Pasangan Terbaik: seseorang yang mampu dan mau bekerja sama untuk memajukan hidup kedua belah pihak dan hidup keluarganya,
Yang mampu mengerti dan menghadapi badai kecemburuan,
Yang mengerti bahwa godaan adalah godaan belaka,
Yang sanggup menafkahi keluarganya sehingga bila istrinya bekerja itu adalah pilihan si istri dan bukan keharusan,
Yang mau memahami pilihan tersebut dan tidak menafikan kebutuhan sang istri.

Wahai Ibunda dan Ayahanda,
Siapkanlah anak perempuanmu untuk menjadi istri idaman,
Yang kuat secara mental dan mampu berdikari.
Yang percaya diri untuk memilih Pasangan Terbaik karena tahu dirinya begitu berharga,
Yang mampu mengangkat kepala tinggi disaat badai menyerang dan pasang badan untuk melindungi keluarganya,
Yang sanggup mengambil alih kendali rumah tangga dan menjadi tulang punggung disaat sang suami tiada atau tak bisa,
Yang mengerti dan memberikan sang suami kedamaian rumah yang suami butuhkan,
Yang menyadari bahwa pengambilan keputusan (sekalipun sang suami menolak) adalah hak sekaligus kewajibannya selaku istri.

Ingatlah Ibunda dan Ayahanda,
Perkawinan bukanlah tujuan akhir, 
Perkawinan adalah pengesahan tim sebelum memulai petualangan panjangnya,
Perkawinan bukanlah sekedar opsi "Daripada berzina atau pacaran",
Perkawinan adalah rekanan bisnis dengan konsekuensi stigma masyarakat bilamana tidak dijalani dengan baik,
Perkawinan adalah investasi yang bisa membuahkan hasil maksimal atau justru membangkrutkan anda,
Dan bahwa istri lebih daripada sekedar trofi atau boneka pajangan,
Dan suami lebih dari sekedar ATM berjalan

Kepercayaan diri
Kecerdasan
Kemampuan berkomunikasi
Welas asih
Kemandirian
Rasa hormat
Ini yang harus dimiliki para calon istri
Ini yang harus dimiliki para calon suami

Karena, Ibunda dan Ayahanda,
Anak perempuan bukanlah obyek semata,
Anak lelaki tak perlu terbebani dunia,
Dan mereka harus mampu bekerjasama.

Karena, Ibunda dan Ayahanda,
Anak perempuan haruslah kuat
Anak lelaki haruslah penyayang
Dan dalam perkawinan mereka saling melengkapi

Karena, Ibunda dan Ayahanda,
Mereka begitu berharga,
Keturunan mereka begitu berharga,
Dan orang tua mereka juga begitu berharga.

Mari, Ibunda dan Ayahanda,
Kita didik anak-anak kita dengan semestinya
Demi mereka dan demi kita
Dan demi kebaikan dunia yang kita tinggali

Selamat malam, Ibunda dan Ayahanda ❤....

Tuesday, October 3, 2017

Dear, Mantan Tersayang

ini ceritanya, jadi saya tuh punya buku. Bikin buku. Well, sebenarnya tim penerbit dari Grasindo yang membuat bukunya, tugas saya memasukkan dan menyusun transkripnya. Berkat kinerja kita bersama (#Jyahhh) jadilah buku ini yang cantik, warna-warni, seru, enak dibaca, dan yang paling penting: Bermanfaat!

Seriusan. Walau judulnya "Dear, Mantan Tersayang", memang anda pikir saya cuma bakalan nyampah menghina-dina mantan saya? Ish… Kalau iya dari awal kan saya nyampah aja ya, seperti banyak 'seleb' sosmed yang beken karena tulisannya yang (uhuk-uhuk) sakit. Tapi ini bukan soal nyampah. Ini bukan soal "Liat gue, kasihanin gue". Ini tentang move on, tentang lepas dari masa lalu. Ini tentang kemampuan untuk bersuara.

Waktu tulisan saya viral, banyak lho yang mengingatkan saya: "Jangan buka aib". Sampai sekarang buku ini terbit, lebih heboh teman-teman saya disini (yang nggak bisa baca bukunya karena nggak ngerti Bahasa Indonesia) daripada mayoritas teman-teman saya di Indonesia. Beberapa teman dan satu-dua keluarga malah pura-pura nggak ngeh buku ini terbit. Pas saya curhat, jawabannya selalu sama: "Yah mungkin karena isinya" . Wait, tapi isinya itu self-improvement…

Kalau kata orang jangan menilai buku dari covernya, mungkin ini kasus yang lumayan telak hahaha. Padahal isi buku saya itu bagaimana mencintai diri sendiri, bagaimana mencintai seseorang dengan sepantasnya, bagaimana mendapatkan/membina hubungan yang sehat, dan sebagainya. Bukan karena saya jadi viral berkat menulis tentang selingkuhan suami saya lalu itu saja yang saya tulis. Yang rajin mantengin/baca tulisan saya di Fesbuk pasti tahu, karena saya membahas berbagai hal.

Disisi lain, inilah wajah sebenarnya di Indonesia, dimana perceraian dan (atau) kegagalan hubungan dianggap tabu dibicarakan, dianggap memalukan. Setelah tulisan saya viral, sekian banyak orang mendadak menghubungi di social media dan curhat syalala. Yang bisa saya bantu, saya bantu lho. Namun saya tetap shock. Ternyata sebegitu perlunya sosok seseorang yang mau mendengarkan dan tidak menghakimi. Gimana nggak, saat sepupu laki-laki saya membeli buku ini si mbak SPG toko buku mesem-mesem melihatnya. Udahan kali menghakiminya.

Buku ini peluk erat saya bagi semua orang yang sedang atau pernah dirundung kesedihan dalam hubungan. You are worth it. Kamu itu berharga. Kegagalan dalam hubungan bukanlah akhir dunia. Baca buku saya dan mengerti kalau kamu itu, kalau setiap orang itu sangat spesial. Jangan terus menunduk kebawah dan meneteskan airmata. Dongakkan kepala dan tersenyumlah untuk dunia. Bukan pilihanmu ini semua terjadi.

Buku ini salam jari tengah saya bagi semua pencibir dan penyinyir yang sibuk menghakimi dibelakang. Diselingkuhi itu bukan sesuatu yang memalukan. Ada juga yang selingkuh yang harusnya malu. Hubungan kandas pun bukan sebuah aib. Baca buku saya agar mengerti berbagai faktor penyebab perselingkuhan itu terjadi. Kalau anda masih melihat buku saya (atau orang yang membeli buku saya) dengan tatapan sinis, anda bagian dari permasalahan ini. Lho, iya dong. Selingkuh itu marak karena tekanan terhadap si korban (dan sang selingkuhan) lebih kuat daripada tekanan terhadap si pelaku. Dubes Norwegia untuk Indonesia ditarik pulang tahun ini karena dituduh melakukan 'Perbuatan tidak terpuji' (baca: selingkuh), sementara perempuan Indonesia yang diselingkuhi malah diingatkan "Jangan buka aib!"

Buku ini tamparan dan pe-er besar buat saya, yang masih malu-malu kucing (baca: nggak pede) sama hasil karya saya. Yang masih menganggap ini bukan apa-apa makanya promosinya juga malu-malu kucing. Kalau kata presiden Amrik terkini: This is huge. Ini besar banget. Saya nggak bikin buku ini demi saya, agar saya tenar. Saya menulis buku ini untuk berkoneksi dengan sekian pembaca diluar sana yang selama ini hanya mampu merasa dalam diam. Saya berhak dan harus bangga dengan diri saya, dengan karya saya, walau sejuta suara diluar sana menentang saya. Kalau saya nggak bangga dengan siapa saya, bagaimana saya bisa memotivasi orang lain untuk bangga dengan diri mereka?

Jadi begitulah.
- Kalau anda seseorang yang ingin mengenal lebih jauh tentang diri anda dan berusaha mendapatkan plus membina hubungan yang sehat, beli buku saya.
- Kalau anda sedang terpuruk dan ingin keluar dari lubang gelap kesedihan anda dan move on, beli buku saya.
- Kalau anda merasa pihak yang diselingkuhi pada khususnya, dan para wanita pada umumnya, berhak didengar suaranya, beli buku saya.
- Kalau anda merasa perasaan anda valid dan sudah penat mendengar kata-kata: "Jangan bikin malu!", beli buku saya.

Karena kita berhak bersuara. Kita berhak merasakan apa yang kita rasakan. Kita berhak mencintai diri kita. Kita berhak tahu bahwa kita berhak mendapatkan yang lebih baik.

Dan situ-situ yang merasa saya adalah contoh perempuan yang memalukan dan tidak seharusnya berada di Bumi Indonesia dan kalau perlu kewarganegaraannya dicabut, beli buku saya. Jangan cuma satu, tapi pastikan semua grup arisan dan peserta grup WA anda kebagian satu-satu. Bedah buku deh rame-rame, agar semua waspada bahaya laten orang yang menolak tahu malu. Kalau beli via manajer saya di Jakarta dapat bonus postcard yang ada tanda tangan saya lho.

Terimakasih banyak yang sudah membeli buku saya. Terimakasih banyak tim Grasindo yang sudah membuat buku ini seindah mungkin, dan tak kenal lelah mempromosikannya. Terimakasih manajer dadakan saya Mbak Ayu yang percaya pada saya dan karya saya. Kita semua berhak bersuara. Kita semua berhak merasa. Dan nggak, kita nggak memalukan. Peluk erat!

- "Dear, Mantan Tersayang" bisa didapatkan di berbagai toko buku besar, Grasindo online, atau kontak Ayu di 0817 816 341 (sama Mbak Ayu kayanya masih ada stok postcard + tanda tangan saya-

Friday, September 8, 2017

Big Girls Don't Cry

The smell of your skin lingers on me now
Well not your skin, but the bags of potpourri in my drawer
The first and last thing you gave me for my birthday
And then you passed away

The memory of your smile still hankering in my mind
The gentle touch, the safe haven
We'll be playmates and lovers and share our secret world
Even though we live our own life now

The palms of my hands feel empty without your small fragile hands 
I need some shelter for my own protection, baby
And it means to say goodbye to both of you
But this body will forever miss your embraces and kisses

The warmth of your body etched on my mind
From time and era that seemed like a lifetime away
Fairy tales don't always have a happy ending, do they
And reality is never a loving place to be

And it's time for me to go home, it's getting late
Even when I don't know where home is
I must take baby steps till I'm full grown, full grown
Yet I carry pieces of you with me

I hope you know that it has nothing to do with you
But of course you know it has everything to do with you
My life is a collage of experience
And every single one of you, turning me into who I am

And I am gonna miss you like a child misses their blanket
It's ok, it's alright, it's a part of life
It's personal, myself and I
Though you all are a part of it, then and forever more

It's time to be a big girl now, and big girls don't cry
Nevertheless I will shed a tear now and then when it feels too much
Thank you for being a part of the journey
Thank you for making me who I am today



Note: I had waaay too much fun deconstructing Fergie's song. This is but a fraction of people who shape me into who I am. I love you all.

Search This Blog